Peringatan Kemerdekaan RI di Kalbar ”Tersandera” Kabut Asap
Upacara memperingati HUT Ke-78 RI di Kalimantan Barat berlangsung khidmat, Kamis (17/8/2023). Namun, pengibaran bendera dilakukan di tengah kepungan kabut asap akibat kebakaran lahan gambut yang belum teratasi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Peringatan kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Barat digelar di tengah kepungan kabut asap akibat kebakaran lahan gambut, Kamis (17/8/2023). Luas lahan yang terbakar sejak Januari hingga Juli 2023 di Kalbar seluas 5.768,73 hektar.
Sejak Kamis pagi, kabut asap menyelimuti Kota Pontianak, ibu kota Kalbar. Asap berasal dari lahan gambut yang terbakar di luar kota.
Data aplikasi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Net, kualitas udara di Kota Pontianak pada Kamis pukul 06.00 berada di kategori sangat tidak sehat. Pada pukul 12.00, kualitas udara kian memburuk menjadi berbahaya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, luas lahan yang terbakar sejak Januari hingga Juli 2023 seluas 5.768,73 ha. Hingga 16 Agustus pukul 23.00 terdapat 1.206 titik panas tersebar di 13 kabupaten/kota.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, pihaknya telah meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memodifikasi cuaca. Pihaknya juga sudah meminta tambahan dua helikopter pemadam sehingga nantinya akan ada empat helikopter.
”Hanya saja, sumber air banyak yang kering sehingga pemadaman melalui udara (water boombing) juga masih sulit,” tuturnya.
Untuk meminimalkan dampak, Sutarmidji menuturkan, personel dari kepolisian, TNI, dan BNPB akan membuat embung menggunakan terpal. Harapannya, hal itu bisa menambah ketersediaan air.
Saat ini, upaya mencegah kebakaran gambut di Kalbar sangat menantang. Hanya sekitar 1 persen dari 2,8 juta hektar lahan gambut yang kondisinya masih ideal.
”Kedalaman gambut ada yang lebih dari 13 meter. Akibatnya, api baru padam jika terjadi hujan lebat. Penegakan hukum perlu dilakukan,” ujar Sutarmidji.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Erna Yulianti menuturkan, sejauh ini belum ada peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) signifikan. Kasus-kasus ISPA yang ada belum berhubungan dengan kabut asap.
Namun, tidak menutup kasus ISPA akibat kebakaran lahan akan terjadi. Oleh karena itu, katanya, rumah sakit kabupaten/kota telah berupaya mengantisipasinya.
Beberapa caranya menyiapkan ”rumah singgah oksigen” hingga mengoptimalkan prosedur penanganan ISPA.
Salah satu lokasi kebakaran terjadi di Kabupaten Kubu Raya. Ketua Satuan Tugas Informasi BPBD Kalbar Daniel menuturkan, pihaknya terus berupaya memadamkan kebakaran lahan. Pemadaman tersebut berkolaborasi dengan berbagai instansi.