Empat Turis Asing dan Tiga Warga Indonesia Hilang di Perairan Aceh Singkil
Kepulauan Nias dengan Kepulauan Banyak terhubung oleh Samudra Hindia dengan durasi berlayar sekitar empat jam. Alat transportasi utama antarpulau itu perahu kayu atau kapal cepat.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
SINGKIL, KOMPAS — Empat turis asing dan tiga warga negara Indonesia dilaporkan hilang di perairan Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, Minggu (13/8/2023). Hingga Senin (14/8/2023), mereka belum ditemukan.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Singkil Amran, dihubungi dari Banda Aceh, mengatakan, pada Minggu siang para wisatawan tersebut berlayar dari Kepulauan Nias, Sumatera Utara, menuju ke Kepulauan Banyak, Aceh Singkil.
Wisatawan berlayar menggunakan dua kapal kecil. Masing-masing kapal mengangkut 10 orang dan tujuh orang. Dalam perjalanan saat sudah memasuki perairan Aceh Singkil, kedua kapal itu dihadang cuaca buruk. Kapal yang membawa 10 penumpang memilih untuk menepi ke pulau terdekat, sedangkan kapal lainnya memilih untuk tetap berlayar.
Namun, malam hari sekitar pukul 22.00, kapal yang mengangkut 10 wisatawan merapat ke dermaga Pulau Pinang, Aceh Singkil, sedangkan kapal yang ditumpangi tujuh orang tidak kunjung datang dan tidak bisa dikontak.
”Hingga kini masih dalam pencarian, belum ditemukan,” kata Amran.
Informasi yang dihimpun Kompas, empat turis asing tersebut adalah warga negara Australia. Adapun tiga korban lain adalah warga Indonesia, pemandu di kapal.
Hingga kini masih dalam pencarian, belum ditemukan. (Amran)
Empat turis asing tersebut yakni Elliot Foote, Steph Weisse, Will Teagle, dan Jordan Short. Sedangkan tiga warga Indonesia adalah Yunardi Ardi, Fivan, dan Kibal.
Sekretaris Satgas SAR Kepulauan Banyak Yudistira mengatakan, seusai menerima laporan adanya wisatawan yang hilang, timnya bergerak untuk mencari keberadaan korban. Hingga Senin malam para petugas belum menemukan tanda-tanda keberadaan kapal itu.
Menyulitkan pencarian
Tim SAR Kepulauan Banyak dan Nias melakukan pencarian. Yudistira mengatakan badai belum mereda sehingga menyulitkan proses pencarian. Kecepatan angin mencapai 45 knot atau 83 kilometer per jam.
Kepulauan Nias dengan Kepulauan Banyak terhubung oleh Samudra Hindia dengan durasi berlayar sekitar empat jam. Alat transportasi utama antarpulau itu perahu kayu atau kapal cepat. Biasanya para wisatawan menyewa kapal cepat untuk melanjutkan liburan dari Nias ke Kepulauan Banyak.
Kepulauan Banyak merupakan gugusan pulau-pulau kecil. Sebagian besar pulau-pulau itu tidak berpenghuni, tetapi dikelola sebagai obyek wisata. Keindahan pantai, pemandangan bawah laut, dan lokasi surfing menjadi daya tarik bagi turis asing.