Pengoperasian Tol Binjai-Brandan Molor hingga Awal 2024
Tol Binjai-Pangkalan Brandan di Kabupaten Langkat ditargetkan dioperasikan pada akhir 2023 hingga awal 2024, molor dari target sebelumnya, Juli 2023. Pembangunan terkendala kondisi tanah yang jelek dan pembebasan lahan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Jalan Tol Binjai–Tanjung Pura–Pangkalan Brandan ditargetkan dioperasikan pada akhir 2023 hingga awal 2024, molor dari target sebelumnya, yakni Juli 2023. Konstruksi ruas tol yang berada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ini sudah rampung 86 persen dan pembebasan lahan 92 persen. Masalah utamanya adalah kondisi tanah yang jelek dan kendala pembebasan lahan.
”Jalan Tol Binjai-Tanjung Pura-Pangkalan Brandan ini salah satu proyek strategis nasional yang diprioritaskan presiden. Kami ke lapangan untuk melihat kendala apa yang dihadapi sehingga bisa dicari solusi,” kata Deputi Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Salamat Manullang saat meninjau pembangunan tol di Langkat, Jumat (11/8/2023) sore.
Salamat mengatakan, pembangunan Tol Binjai-Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 57,4 kilometer (km) menghadapi kendala pembebasan lahan. Proses konstruksi juga terkendala kondisi tanah yang lebih jelek dari yang diperkirakan sehingga membutuhkan penanganan teknis untuk pengerasan tanah. Hal ini membuat pengerjaan lebih lama dan memakan biaya yang lebih besar.
”Meski demikian, kami melihat ruas tol ini kelihatannya dapat dioperasikan paling lama awal 2024. Progres konstruksinya sudah 86 persen. Untuk pembebasan lahan, solusi terakhir yang diambil adalah konsinyasi atau menitipkan uang ganti rugi di pengadilan. Aparat penegak hukum juga akan ikut membantu supaya tidak ada gejolak sosial,” kata Salamat.
Direktur Proyek PT Hutama Karya (Persero) untuk Pembangunan Tol Binjai-Langsa Hestu Budi Husodo menjelaskan, mereka membangun proyek Tol Binjai-Langsa dengan total panjang 130,6 kilometer. Jalan tol ini dibagi lima seksi yang membentang dari Kabupaten Langkat, Aceh Tamiang, Aceh Timur, hingga Kota Langsa.
Untuk tahap awal, Hutama Karya membangun tiga seksi, yakni Binjai-Tanjung Pura-Pangkalan Brandan. Sementara, untuk Ruas Pangkalan Brandan-Langsa, baru proses pembebasan lahan oleh pemerintah.
Untuk pembebasan lahan Seksi 2 dan Seksi 3 secara total sudah selesai 92 persen.
Untuk seksi 1, yakni Binjai-Stabat sepanjang 12,3 km, saat ini sudah dioperasikan. Pembangunan seksi 2 Stabat-Tanjung Pura sepanjang 26,2 km konstruksinya sudah selesai 82 persen. Sementara seksi 3 Tanjung Pura-Pangkalan Brandan (18,9 km) konstruksinya sudah rampung 82 persen. ”Untuk pembebasan lahan seksi 2 dan seksi 3 secara total sudah selesai 92 persen,” ujar Hestu.
Hestu optimistis ruas Stabat-Tanjung Pura akan selesai dan dapat dioperasikan pada akhir 2023. Sementara ruas Tanjung Pura-Pangkalan Brandan ditargetkan dapat digunakan pada awal 2024.
Pengerjaan tersebut molor dibandingkan dengan target Hutama Karya yang disampaikan pada diskusi bersama media pada Februari 2023. Ketika itu, Hestu menyebut ruas Stabat-Tanjung Pura dioperasikan pada Juli 2023. Adapun ruas Tanjung Pura–Pangkalan Brandan semula ditargetkan dioperasikan pada akhir 2023.
Pekerjaan lain di ruas tol itu adalah pembangunan dua jembatan besar, yakni Jembatan Tol Sei Wampu sepanjang 230 meter yang sudah rampung hampir 100 persen. Jembatan itu akan segera menjalani berbagai uji coba untuk memastikan keamanannya.
Pekerjaan lainnya adalah Jembatan Tol Sei Batang Serangan sepanjang 178 meter yang sudah selesai 100 persen. Kedua jembatan tersebut berada di Kabupaten Langkat.
Tol Binjai-Tanjung Pura-Pangkalan Brandan akan menambah panjang jaringan jalan tol di Sumut. Saat ini, jalan tol yang sudah dioperasikan di Sumut sepanjang 124,9 kilometer.
Tol yang sudah dioperasikan itu meliputi Tol Binjai-Stabat (12,3 km), Medan-Binjai (16,8 km), dan Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) (34 km). Ada pula Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sejauh 61,8 km.
Jalan tol lainnya yang sedang tahap konstruksi yaitu Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 134,85 km. Jalan tol ini meliputi Kabupaten Batubara, Asahan, hingga Simalungun. Jalan tol ini juga ditargetkan bisa dioperasikan secara bertahap pada akhir 2023 hingga awal 2024.