Banjir dan Longsor Landa Dua Kecamatan di Kepulauan Mentawai
Banjir dan longsor melanda sejumlah desa di Kecamatan Siberut Selatan dan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai, Sabtu (12/8/2023) pagi. Puluhan rumah terendam dan sejumlah bangunan rusak berat.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Bencana banjir dan tanah longsor melanda sejumlah desa di Kecamatan Siberut Selatan dan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu (12/8/2023) pagi. Puluhan rumah terendam dan sejumlah bangunan lain rusak berat akibat longsor yang dipicu hujan deras sehari sebelumnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Mentawai Novriadi mengatakan, banjir di Siberut Selatan merendam empat desa, yaitu Maileppet, Muara Siberut, Muntei, dan Madobag. Sementara itu, banjir di Siberut Barat Daya merendam Desa Pasakiat Taileleu, tepatnya di Dusun Peipei.
”Ketinggian banjir di dua kecamatan itu mencapai 1 meter. Sekarang kondisinya hujan sudah reda, banjir mulai surut,” kata Novriadi ketika dihubungi dari Padang, Sumbar, Sabtu pukul 14.30.
Novriadi menjelaskan, banjir dipicu curah hujan tinggi sejak Jumat (11/8/2023) sore hingga Sabtu pagi disertai pasang air laut pada Sabtu pagi. Akibatnya, sungai di sekitar lokasi meluap. Untuk Siberut Selatan, sungai yang meluap adalah Sungai Siberut.
Banjir tersebut menyebabkan 50 rumah yang dihuni sekitar 80 keluarga di Siberut Selatan terendam. Sementara itu, di Siberut Selatan, asrama puskesmas lama, kantor camat dan mes kecamatan, serta dua rumah warga terendam banjir.
”Warga tidak ada yang mengungsi. Mereka sedang membersihkan rumah dari sisa banjir. Sebagian besar rumah warga rumah panggung,” ujar Novriadi.
Selain banjir, kata Novriadi, longsor juga melanda sejumlah titik di Desa Maileppet dan Desa Muntei. Di Maileppet, longsor menutup jalan utama Maileppet-Muara Siberut. Material longsor sudah disingkirkan sehingga jalan bisa dilewati.
Kemudian, di Dusun Puro, Desa Muntei, longsor menimpa rumah camat Siberut Selatan, Puskesmas Muara Siberut dan rumah dinas tenaga medis, serta Gereja Stasi Katolik. Kondisi bangunan-bangunan tersebut, kata Novriadi, rusak berat.
Novriadi menambahkan, kondisi cuaca di Kepulauan Mentawai belum stabil. Ia pun mengimbau warga yang bermukim di daerah berpotensi longsor dan banjir agar waspada dan memantau kondisi alam sekitar. ”Ikuti informasi dari BMKG dan BPBD,” ujarnya.
Secara terpisah, Camat Siberut Selatan Hijon mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi terjadi dalam rentang pukul 02.00-06.00. Selepas itu, banjir dan longsor melanda permukiman. ”Banjir dan longsor langsung muncul hampir bersamaan,” katanya.
Rumah Hijon tidak luput dari longsor. Ruang tamu rumahnya habis tersapu longsor dari tebing sekitar rumah. ”Syukurnya, tidak ada korban,” ujarnya. Selain rumah rusak berat, longsor menyebabkan televisi, lemari, dan perkakas lainnya di rumah Hijon hancur.
Ditambahkan Hijon, di Desa Maileppet, banjir masih tergenang meskipun mulai surut. ”Sekarang ketinggiannya sekitar sepaha orang dewasa (60-70 cm), ada yang sepinggang (80-90 cm),” katanya.