Demi Kaderisasi, Supriyatno Mundur sebagai Dirut Bank Jateng
Setelah menjabat selama dua priode lebih, Supriyatno mundur dari jabatannya selaku Dirut Bank Jateng. Hal itu dilakukannya demi kaderisasi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Memasuki periode ketiga dari masa kepemimpinannya, Supriyatno mundur dari jabatannya selaku Direktur Utama Bank Jateng. Hal itu semata-mata dilakukannya demi alasan kaderisasi.
”Saya harus mundur agar kaderisasi kepemimpinan di Bank Jateng bisa terus berjalan,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Balkondes Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/8/2023). Masa jabatan Supriyatno semestinya baru berakhir pada 2026.
Di samping karena alasan kaderisasi, keinginan untuk mundur dari jabatan tersebut muncul karena dia merasa sudah cukup lama, tuntas bekerja di Bank Jateng.
Supriyatno menjabat Dirut Bank Jateng sejak 26 April 2014. Satu periode jabatan berlangsung selama empat tahun. Adapun pengunduran dirinya secara resmi diterima oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada 7 Agustus 2023.
Publik sering kali berpendapat bahwa mereka yang sudah bekerja dengan baik, berhak untuk terus melanjutnya kerjanya. Namun, dia pribadi berpendapat bahwa pandangan tersebut salah.
Ia mengatakan, keinginan mengundurkan diri sebenarnya sudah mulai muncul ketika dia selesai menjalani periode pertama menjabat Dirut Bank Jateng. Ketika itu, dia merasa sudah cukup menjalankan masa kepemimpinan karena sudah berhasil memberikan pelajaran dan mewariskan semangat bekerja kepada jajaran anak buahnya. Namun, ketika itu, karena belum siapnya kaderisasi, keinginan tersebut ditolak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Menyadari karena regenerasi dan kaderisasi membutuhkan waktu, Supriyatno kemudian menunda keinginan tersebut dan baru kembali mengajukan di tahun ini.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya juga sudah menjalin kerja sama dengan UGM Yogyakarta untuk membuat kajian akademik kepemimpinan Bank Jateng. Hasil kajian tersebut diharapkan bisa digunakan menjadi acuan dan panduan untuk menata kepemimpinan Bank Jateng pada masa mendatang.
Birokrasi seolah-olah membuat setiap orang menjadi tanpa nama karena yang menempel dalam dirinya hanyalah target perusahaan (Supriyatno).
Dalam sambutan yang disampaikan kepada jajarannya, Supriyatno menuturkan, birokrasi memang berdampak positif, membawa setiap individu memperoleh capaian, menduduki posisi tertentu. Namun, berdasarkan pengalamannya, birokrasi seolah-olah membuat setiap orang menjadi tanpa nama karena yang menempel dalam dirinya hanyalah target perusahaan.
Sekalipun mundur, Supriyatno juga akan tetap membantu mengawal kinerja Bank Jateng. Di luar itu, dia akan menikmati babak baru kehidupan dengan mengajar di mana saja sesuai permintaan. ”Saya akan ngamen ke mana-mana,” ujarnya berkelakar.
Dalam kesempatan tersebut, dia menitipkan sejumlah kritik dan pesan. Selama menjabat, dia menemukan ada data internal yang keluar dan tersebar ke luar. Sekalipun tidak berpengaruh pada kinerja, hal tersebut tetap menjadi pertanda buruk yang menunjukkan bahwa masih ada pegawai yang tidak loyal terhadap internal lingkungannya bekerja di Bank Jateng.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sekaligus Pelaksana Tugas Komisaris Utama Bank Jateng Sumarno mengatakan, Supriyatno telah mengajukan surat pengunduran diri pada awal Mei 2023.
Pada 4 Mei 2023, rapat umum pemegang saham menyetujui melimpahkan kewenangan terkait permintaan pengunduran Supriyatno kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selaku pemegang saham pengendali Bank Jateng. Dari rangkaian proses tersebut, Supriyatno akhirnya resmi dinyatakan diberhentikan dengan hormat pada 7 Agustus 2023.
Dalam kurun waktu sembilan tahun lebih Supriyatno memimpin, Bank Jateng telah mampu mencatat sejumlah keberhasilan. Melansir dari data keuangan Bank Jateng, selama sembilan tahun tersebut, aset Bank Jateng meningkat hampir tiga kali lipat. Nilai aset yang pada Desember 2013 tercatat Rp 30,70 triliun, pada Desember 2022 terdata mencapai Rp 84,49 triliun.
Pertumbuhan aset tersebut juga diikuti meningkatnya laba usaha yang mencapai Rp 2,48 triliun pada Desember 2022. Capaian laba usaha tersebut menjadi laba usaha BPD tertinggi kedua dari 27 BPD yang ada di seluruh Indonesia.
Pelaksana Tugas Dirut Bank Jateng Irianto Harko Seputro mengatakan pihaknya akan berupaya mengamankan capaian target dan meneruskan kinerja Bank Jateng dengan sebaik-baiknya.