Bank Jateng Friendship Run Bawa Harapan Kolaborasi DIY-Jateng Terkait Wisata Olahraga
Bank Jateng Friendship Run sukses digelar di Yogyakarta, Minggu (9/7/2023). Acara itu membawa harapan terciptanya kolaborasi antara para pihak di Yogyakarta dan Jateng terkait wisata olahraga.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Ajang lari Bank Jateng Friendship Run sukses digelar di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (9/7/2023). Selain untuk menyambut lomba lari Borobudur Marathon, acara itu juga membawa harapan terciptanya kolaborasi antara para pihak di DIY dan Jawa Tengah, terutama terkait wisata olahraga atau sport tourism.
Acara Bank Jateng Friendship Run diisi dengan kegiatan lari bersama yang diikuti sekitar 1.000 peserta. Para pelari mulai berlari dari Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, dengan menempuh jarak sekitar 6 kilometer. Mereka melewati sejumlah kawasan di Yogyakarta, misalnya kawasan wisata Malioboro dan Tugu Yogyakarta, sebelum akhirnya finis di lokasi yang sama.
Bank Jateng Friendship Run diselenggarakan untuk menyambut lomba lari Borobudur Marathon 2023 yang bakal digelar di Magelang, Jawa Tengah, pada 19 November 2023. Menurut rencana, Bank Jateng Friendship Run bakal digelar di sepuluh kota. Yogyakarta merupakan kota keempat tempat acara itu digelar setelah Jakarta, Bandung, dan Semarang.
”Ternyata 1.000 peserta sangat bersemangat. Udaranya sungguh enak. Langitnya cerah. Ini sangat menyenangkan. Mudah-mudahan ini bagian dari semangat semua ingin berolahraga,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang juga ikut berlari dalam Bank Jateng Friendship Run di Yogyakarta.
Ganjar pun mengaku kagum terhadap antusiasme para pelari dalam Bank Jateng Friendship Run di Yogyakarta. Sambutan mereka atas perhelatan itu tetap besar meski sudah digelar empat kali.
Oleh karena itu, Ganjar mengaku tertarik menjajaki peluang kerja sama antara Jateng dan DIY dalam hal wisata olahraga. Kolaborasi antardaerah itu didukung banyaknya daya tarik wisata yang dipunyai setiap wilayah.
Bank Jateng Friendship Run, kata Ganjar, dapat dilihat sebagai bentuk awal kolaborasi. Menurut dia, ada banyak cabang olahraga lain yang masih bisa digarap seperti jalan sehat hingga sepeda. Di sisi lain, ia menilai, banyak aset wisata DIY yang mampu dieksplorasi lebih lanjut, mulai dari kuliner, seni budaya, hingga situs bersejarahnya.
”Ini yang menarik. Yogyakarta itu destinasi wisatanya sangat digemari. Jateng juga punya Borobudur. Banyak orang datang ke Borobudur via Yogyakarta. Maka, sekarang kami coba kolaborasi dengan beberapa event, termasuk sport tourism,” kata Ganjar.
Putri Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Yogyakarta sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan Bank Jateng Friendship Run. Dia menyebut, keberadaan ajang itu seakan mewadahi banyaknya pehobi lari di daerah tersebut.
GKR Mangkubumi pun berharap, kolaborasi serupa semakin banyak dilakukan di masa mendatang. Sebab, menurutnya, terdapat banyak titik menarik yang masih bisa diangkat lagi potensinya.
”Mungkin nanti bisa diadakan di tempat yang lebih luas lagi. Jadi, pesertanya lebih banyak lagi. Banyak spot di Yogyakarta yang mendukung untuk itu,” kata Mangkubumi.
Banyak orang datang ke Borobudur via Yogyakarta. Maka, sekarang kami coba kolaborasi dengan beberapaevent, termasuk sport tourism.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menyampaikan, pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan Bank Jateng Friendship Run sudah tepat. Sebab, istilah wisata olahraga bisa benar-benar terasa. Pelari tidak hanya akan berolahraga, tetapi juga bakal berwisata setelahnya mengingat daerah tersebut menjadi destinasi sasaran para pelancong dari sejumlah daerah setiap masa liburan.
Singgih juga menyoroti konsep pengelolaan daerah bernama ”Joglosemar”. Sebutan itu merujuk pada singkatan nama dari tiga kota yang saling terhubung, yaitu Jogja (Yogyakarta), Solo (Surakarta), dan Semarang.
Pembuatan atraksi wisata yang bertumpu pada kolaborasi tiga daerah itu sangat diperlukan. Lebih-lebih, selama ini, Candi Borobudur yang menjadi destinasi wisata super prioritas mengacu pada konsep tersebut.
”Kita punya konsep Joglosemar. Saya kira ajang seperti ini baik untuk kemudian bersama-sama membangun sinergitas antara Jateng dan DIY menjadi destinasi yang paling unggul di dunia,” kata Singgih.