Pelaku UMKM Ekonomi Hijau di Jateng Dibantu Tembus Pasar Ekspor
Pemprov dan BI Jateng mendorong tumbuhnya ekonomi hijau. Fasilitasi dan berbagai kemudahan ditawarkan kepada pelaku usaha berkonsep ekonomi hijau agar pemasaran produk lebih berkembang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
Pencapaian pendanaan ekonomi hijau.
MAGELANG, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Jawa Tengah yang menerapkan konsep ekonomi hijau bakal dibantu menembus pasar ekspor. Mereka juga akan mendapat pelatihan hingga bantuan pembiayaan keuangan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Ndari Surjaningsih mengatakan, usaha berkonsep ekonomi hijau potensial dikenalkan ke luar negeri. Konsumen mancanegara sangat tertarik pada usaha dengan konsep itu.
”Oleh karena itu, kami akan memberi pelatihan sebelum mempertemukan pelaku UMKM dengan pembeli luar negeri,” ujar Ndari di Magelang, Rabu (9/8/2023).
Selain itu, kata Ndari, BI juga bakal memberikan insentif makroprudensial. Dalam hal ini, insentif diberikan dalam bentuk pengurangan nominal giro wajib minimum dari usaha tersebut.
Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam di Sekretariat Daerah Jateng Dadang Soemantri mengatakan, pelaku UMKM yang sudah menjalankan konsep ekonomi hijau akan diprioritaskan ikut berbagai pameran. Pelaku usaha itu juga akan dibantu meluaskan jaringan pemasaran.
Dadang menyebut, tiap-tiap instansi di Jateng juga didorong menumbuhkan usaha berkonsep hijau. Ia mencontohkan, pemanfaatan kotoran atau sisa sampah untuk menghasilkan produk biogas dan pupuk.
”Harapannya, mereka bisa membantu menyerap tenaga kerja dan membantu menciptakan inovasi-inovasi baru warga,” katanya.
Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jateng Sucihatiningsih mengatakan mendukung tumbuhnya ekonomi hijau. Salah satu dukungan diimplentasikan lewat dorongan bagi mahasiswa menjalankan praktek kerja di industri yang menjalankan ekonomi hijau.
”Harapannya, kelak mereka bisa menjadi pelaku usaha muda yang menjalankan ekonomi hijau,” ujarnya.