Tim SAR Masih Lakukan Pencarian Empat Nelayan yang Hilang di Perairan Tulungagung
Dua perahu nelayan terempas ombak di Pantai Gladak, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Akibat peristiwa itu, empat nelayan dilaporkan hilang. Hingga sekarang, para korban masih dalam pencarian.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Empat nelayan dilaporkan hilang di perairan Pantai Gladak, Kecamatan Tanggung Gunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin (7/8/2023) malam. Hingga Selasa siang, tim SAR gabungan masih mencari empat nelayan tersebut.
Empat korban itu merupakan anak buah kapal (ABK) dari dua perahu bernama Exel dan Wilwo. Dua perahu yang masing-masing membawa empat ABK itu berbenturan dan terbalik saat mencari ikan pada Senin sekitar pukul 19.30. Lokasi peristiwa itu berada pada koordinat 8°17’26” Lintang Selatan dan 111º52’28” Bujur Timur.
Setelah kejadian itu, empat nelayan berhasil selamat, tetapi empat orang lainnya hilang. Semua korban baik yang belum ditemukan maupun selamat merupakan warga Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Empat korban yang hilang adalah Hendi Purnomo, warga Dusun Gares, Desa Tasikmadu; Kukuh Setio, warga Dusun Plapar, Desa Watulimo; Suparni, warga Dusun Krajan, Desa Sawahan; dan Mukono, warga Dusun Karanggoso, Desa Tasikmadu.
Sementara korban selamat adalah Imam dan Abdul Rokhim, keduanya warga Dusun Gares, Desa Tasikmadu; Abu Siswoyo, warga Dusun Kojor, Desa Gemaharjo; dan Aris Wibowo, warga Dusun Gendingan, Desa Prigi.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Basarnas Pos Trenggalek Yoni Fariza Krisbawanto mengatakan, fokus pencarian dilakukan di antara perairan Pantai Gladak dan Pantai Brumbun sejauh 2-3 mil laut. ”Pencarian dilakukan tidak jauh dari lokasi musibah,” ujarnya saat dihubungi dari Malang.
Yoni menyebut, ada sekitar 100 personel yang terlibat membantu pencarian, mulai dari Basarnas, Pos TNI Angkatan Laut Pantai Popoh Tulungagung dan Prigi Trenggalek, Polisi Perairan Kepolisian Resor (Polres) Trenggalek, Syahbandar Pantai Prigi, Taruna Siaga Bencana, hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Menurut dia, pencarian dilakukan dengan cara menyisir area darat dan laut. ”Sejauh ini kendalanya lebih pada luasnya area pencarian itu sendiri karena di laut. Selain itu, lokasinya terlalu ke tepi pantai yang cukup terjal, banyak ombak,” katanya.
Untuk memperlancar pencarian, tim mendirikan dua posko, masing-masing posko induk di Pos TNI AL Pelabuhan Prigi dan posko lapangan di Pantai Gladak. ”Mengapa dibuat dua posko? Karena peristiwa terjadi di wilayah Tulungagung, sedangkan korban dari Trenggalek,” ucap Yoni.
Saat ditanya bagaimana kedua perahu itu bisa berbenturan, Yoni menyatakan, nakhoda dua perahu tersebut diduga kurang konsentrasi. Oleh karena itu, saat ombak besar datang, kedua perahu bersenggolan. Saat peristiwa itu, kondisi cuaca dilaporkan cukup bagus.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi Humas Polres Tulungagung Inspektur Satu Mujiatno membenarkan bahwa pencarian empat nelayan yang hilang masih dilakukan. ”Sekarang masih pencarian korban yang belum ditemukan,” ujarnya.
Setelah kejadian itu, empat nelayan berhasil selamat, tetapi empat orang lainnya hilang.
Menurut Mujiatno, kecelakaan laut itu terjadi saat perahu sedang berada di alur ombak, lalu terhantam deburan ombak. ”Kedua perahu itu tengah di alur ombak. Tiba-tiba pecahan ombaknya mengenai dua perahu itu sehingga mereka terempas,” katanya.
Kecelakaan kapal nelayan di perairan sisi selatan Tulungagung bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, 7 Juli lalu, Kapal Nelayan Jaya Utama 12 asal Jakarta karam akibat dihantam ombak di Pantai Niyama, Kecamatan Besuki. Akibat peristiwa ini, satu ABK asal Bogor, Jawa Barat, tewas dan 11 orang selamat.