Desa Kuin Utara di Banjarmasin Raih Penghargaan Anugerah Desa Wisata
Desa wisata didorong untuk menjaga daya tariknya agar kunjungan wisatawan terus meningkat sehingga menghidupkan ekonomi kreatif dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Salah satu desa wisata di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kembali mendapat Anugerah Desa Wisata Indonesia. Desa wisata ini didorong untuk menjaga daya tariknya agar kunjungan wisatawan terus meningkat sehingga menghidupkan ekonomi kreatif dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
Tahun ini, Desa Wisata Kuin Utara di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, masuk 75 desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Sebelumnya, Desa Wisata Kubah Basirih di Kecamatan Banjarmasin Barat juga masuk 50 desa wisata terbaik dalam ADWI 2022.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, keberhasilan desa wisata di Banjarmasin masuk ADWI selama dua tahun berturut-turut adalah bukti dari kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas masyarakat bersama pemerintah.
”Semangat ADWI 2023 ini mengedepankan desa wisata berkelas dunia untuk menggaungkan Indonesia lebih luas lagi melalui pariwisata dan ekonomi kreatif. Saya yakin ini merupakan program yang tepat sasaran dengan basis komunitas masyarakat yang ada di desa,” katanya di Banjarmasin, Kamis (3/8/2023) sore.
Di Desa Wisata Kuin Utara, Sandiaga bersama Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina beserta rombongan mengunjungi kompleks Makam Sultan Suriansyah dan Masjid Bersejarah Sultan Suriansyah, menikmati wisata susur Sungai Kuin, serta melihat dan membeli berbagai produk kerajinan dan ekonomi kreatif dari para perajin setempat.
Menurut Sandiaga, dua potensi utama wisata di Kuin Utara adalah masjid dan makam. Masjid itu merupakan masjid tertua di Banjarmasin, sedangkan makam itu adalah makam para raja Kerajaan Banjar. Masjid ini bisa dikatakan sebagai ”titik nol” Kota Banjarmasin. Daya tariknya tidak hanya dari aspek religi, tetapi juga dari kekayaan budaya dan kearifan lokal.
”Dua destinasi itu merupakan satu kesatuan. Saya harap ini dikelola dengan baik agar menjadi daya tarik wisata dan akan membuka peluang untuk banyak lapangan usaha dan juga tenaga kerja yang akan diberdayakan,” katanya.
Sandiaga juga berharap Desa Wisata Kuin Utara bisa mengikuti jejak Desa Wisata Kubah Basirih. Setelah mendapat ADWI 2022, Desa Wisata Kubah Basirih mendapat peningkatan kunjungan wisatawan 30-50 persen dari biasanya sehingga program desa wisata ini betul-betul berdampak dan langsung dirasakan oleh masyarakat.
”Saya optimistis jika kita semua bisa beradaptasi, terus berkolaborasi, dan berupaya meningkatkan inovasi dari desa wisata, bisa membuka lapangan kerja yang luas. Saya yakin 4,4 juta lapangan kerja dapat tercipta sampai tahun 2024,” katanya.
Lurah Kuin Utara Agus Muhajiransyah menyampaikan, penduduk Kuin Utara berjumlah sekitar 13.000 jiwa, yang terdiri dari 24 rukun tetangga (RT) dan dua rukun warga (RW). Destinasi wisata unggulan berada di RT 004 (masjid) dan RT 009 (makam). ”Jarak antara masjid dan makam sekitar 400 meter,” ujarnya.
Agus mengatakan, Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. ”Masjid Kuin merupakan salah satu dari tiga masjid tertua yang ada di Kota Banjarmasin,” ujarnya.
Memenuhi penilaian
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Kuin Utara Samsul mengatakan, Desa Wisata Kuin Utara pada ADWI 2022 hanya masuk 300 besar desa wisata terbaik. Tahun ini, sejumlah pembenahan dilakukan sehingga berhasil masuk 75 besar desa wisata terbaik.
Kategori penilaian ADWI 2023 meliputi daya tarik pengunjung (alam dan buatan serta seni dan budaya), fasilitas homestay dan toilet, adanya suvenir (kuliner, mode, dan kriya), aspek digital dan kreatif, serta CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainabilty) dan kelembagaan desa.
”Semua kategori penilaian itu sudah bisa dipenuhi oleh Desa Wisata Kuin Utara. Kami upayakan akan lebih dimaksimalkan lagi,” ujarnya.
Ibnu Sina berterima kasih atas apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Keberhasilan desa wisata di Banjarmasin menerima ADWI juga berkat perhatian dan dukungan dari Kemenparekraf. ”Terima kasih kepada Mas Menteri yang telah memberikan perhatian tiada henti untuk dunia pariwisata di Indonesia, khususnya di Kota Banjarmasin,” ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel Muhammad Syarifuddin mengatakan, pihaknya akan mendorong adanya pelatihan untuk produk-produk ekonomi kreatif. ”Kami akan dorong kegiatan pelatihan dan berbagai inovasi agar bisa mengembangkan usaha yang ada sehingga nantinya bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat,” katanya.