Kawasan Industri Dongkrak Penjualan Listrik dan Air di Jateng
Penjualan listrik dan air di Jateng meningkat dengan adanya kawasan industri di wilayah tersebut. Para pengusaha diharapkan bisa meningkatkan pemanfaatan listrik dan air sehingga pendapatan negara dan daerah terungkit.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Keberadaan kawasan industri di sejumlah daerah di Jawa Tengah turut mendongkrak penjualan listrik dan air. Penjualan listrik ke kawasan industri meningkat hingga lebih dari 10 persen. Sementara itu, dividen untuk pemerintah dari penjualan air juga disebut meningkat.
General Manager Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta Mochamad Soffin Hadi mengatakan, sepanjang Januari-Juni 2023, pihaknya menyalurkan sebanyak 15.361 gigawatt jam (GWh) listrik di Jateng. Dari jumlah tersebut, sekitar 2 persennya atau 222,3 GWh disalurkan ke kawasan industri.
Listrik yang disalurkan ke kawasan industri pada enam bulan pertama 2023 itu disebut lebih tinggi 10,9 persen dari periode yang sama di tahun 2022. Pada semester pertama 2022, jumlah listrik yang disalurkan ke kawasan industri sekitar 200 GWh.
”Meningkatnya konsumsi listrik di kawasan industri turut berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan penjualan PLN Unit Induk Distribusi Jateng-DIY hingga mencapai angka Rp 249,4 miliar. Angka ini meningkat sebesar 10,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022,” kata Soffin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/8/2023).
Ke depan akan ada penambahan kapasitas air (Yulianto)
Menurut Soffin, pihaknya telah menyalurkan listrik ke 13 kawasan industri di wilayahnya. Dari 13 kawasan industri tersebut, ada 263 pelanggan dan 346 tenant yang sudah dilayani PLN.
Soffin menambahkan, PLN masih memiliki cadangan daya sebesar 2.198 megawatt atau 30,8 persen dari total listrik yang disiapkan. Ia berharap, cadangan daya yang ada bisa dimanfaatkan oleh para pelaku dan masyarakat.
Penjualan listrik
Selain mendongkrak penjualan listrik, keberadaan kawasan industri di Jateng juga turut mendongkrak penjualan air. Di Kabupaten Batang, Perusahaan Umum Daerah Air Minum Sendang Kamulyan juga turut menjual air ke Kawasan Industri Terpadu Batang. Kendati tak merinci, Diektur Utama PUDAM Sendang Kamulyan Yulianto menyebut, penjualan air meningkat signifikan seiring dengan kehadiran kawasan industri di wilayahnya.
Yulianto juga tak mendetailkan besaran target dividen bagi Pemerintah Kabupaten Batang. Kendati demikian, ia mengklaim, besaran dividen tahun ini melampaui target. ”Pemasukan dividen untuk Pemerintah Kabupaten Batang mencapai Rp 50 miliar. Angka ini naik cukup signifikan dan sudah melampaui target,” ujarnya.
Menurut Yulianto, sejauh ini, pihaknya sudah menyalurkan air dengan kapasitas 6 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan di KIT Batang. Ke depan, PUDAM Sendang Kamulyan optimis bisa menyediakan air dengan kapasitas hingga 30 liter per detik ke kawasan tersebut.
”Ke depan akan ada penambahan kapasitas air. Kemungkinan dari kawasan industri juga akan mengajukan (penambahan kapasitas) lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Komisi C Bidang Keuangan, Kesehatan, dan Badan Usaha Milik Daerah DPRD Batang Tofani Dwi Arieyanto mengatakan, pihaknya sangat mendukung program-program yang dilakukan PUDAM Sendang Kamulyan Batang, terutama program penambahan jaringan-jaringan ke KIT Batang. Menurut dia, inovasi itu penting untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan daerah.
”Hal ini sangat penting karena nantinya jika bisa dikelola oleh PUDAM Sendang Kamulyan, otomatis pendapatan asli daerah Kabupaten Batang akan semakin meningkat. Jika pendapatan daerah meningkat, masyarakat juga akan semakin sejahtera,” ujar Tofani.