Buntut Kelangkaan Gas 3 Kg, KPPU Sumut Panggil Pengusaha
KPPU Medan memanggil Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Sumut meminta penjelasan tentang kelangkaan elpiji bersubsidi. Kelangkaan gas telah membuat harga jual di konsumen di atas HET.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Komisi Pengawas Persaingan Usaha Medan memanggil Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Sumatera Utara untuk meminta penjelasan tentang kelangkaan elpiji bersubsidi di Sumut. Kelangkaan gas bersubsidi telah membuat harga jual di konsumen di atas harga eceran tertinggi.
”Jika tidak ditangani, kelangkaan gas akan menyebabkan kenaikan harga yang akhirnya menjadi penyumbang inflasi di Sumut, khususnya di Kota Medan,” kata Kepala Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha Wilayah I Medan Ridho Pamungkas, di Medan, Rabu (2/8/2023).
Ridho mengatakan, mereka memanggil Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana) Sumut selaku asosiasi pelaku usaha di bidang operator ritel atau pangkalan minyak dan gas. Ridho menyebut, mereka meminta penjelasan dari Hiswana Sumut setelah terjadi kelangkaan gas selama tiga pekan ini, khususnya di Medan, Deli Serdang, Binjai, Langkat, dan beberapa kabupaten/kota lain.
Penyediaan dan pendistribusian gas bersubsidi 3 kilogram, kata Ridho, sudah diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji. Meskipun sudah diatur, Ridho menyebut masih ditemukan masalah pendistribusian gas bersubsidi di lapangan.
“Dari data yang kami peroleh dari Pertamina, realisasi penyaluran gas bersubsidi di Kota Medan dan Deli Serdang mengalami penurunan pada Juni jika dibandingkan dengan Mei. Padahal, justru pada Juni konsumsi gas masyarakat sedang tinggi karena adanya libur Idul Adha,” kata Ridho.
Saat gas semakin langka, kata Ridho, masyarakat akhirnya membeli gas secara panik (panic buying) melebihi kebutuhannya. Masyarakat mencari gas kemana-mana untuk mengisi tabung gas cadangan sebagai stok karena khawatir kelangkaan gas berkepanjangan.
Ridho mengatakan, pasokan gas di tingkat pangkalan sudah mulai masuk dalam beberapa hari ini. Beberapa warung pengecer gas juga sudah mulai mendapat pasokan. Dia meminta masyarakat agar tidak menyetok tabung gas terlalu banyak.
Masyarakat agar tidak menyetok tabung gas terlalu banyak.
Ketua Hiswana Sumut Haris Razali mengatakan, kelangkaan gas 3 kilogram bermula saat masa libur Idul Adha pada akhir Juni. Saat libur, tidak ada penyaluran dari Pertamina ke agen. Pengiriman elpiji justru berhenti ketika tanggal merah atau libur nasional saat konsumsi meningkat. ”Akibatnya, stok elpiji bersubsidi di pangkalan banyak yang kosong,” kata Haris.
Haris mengatakan, kelangkaan gas bersubsidi awalnya terjadi di beberapa Kecamatan di Medan, khususnya di daerah yang berbatasan langsung dengan Deli Serdang.
Di Medan, kata Haris, terdapat 1.300 pangkalan elpiji dan sekitar 40 persen di antaranya tidak punya stok gas 3 kilogram. Informasi kelangkaan gas tersebar hingga akhirnya terjadi panic buying. ”Masyarakat mengisi penuh seluruh tabung cadangannya. Ada pula temuan pengoplosan gas bersubsidi ke tabung gas non-subsidi ukuran lima Kilogram dan 12 kilogram,” kata Haris.
Untuk mengatasi kelangkaan, kata Haris, Pertamina telah mendistribusikan gas bersubsidi sebanyak 108 persen dari kuota.
Haris mengingatkan, terganggunya pasokan dan distribusi di Sumut juga disebabkan belum berjalannya kebijakan subsidi tepat sasaran. Pemerintah telah membuat aturan agar sebanyak 80 persen kuota gas bersubsidi disalurkan langsung ke masyarakat melalui pangkalan. Hanya 20 persen yang dapat didistribusikan melalui pedagang pengecer.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi sebelumnya menyebut, setelah kelangkaan sempat terjadi, pasokan di Sumut ditambah hingga 350.000 tabung per hari, di atas kebutuhan 212.000 tabung. Jalur distribusi dijaga untuk mencegah pengoplosan atau penimbunan.
Area Manajer Communication Relation and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara Susanto August Satria mengatakan, penambahan pasokan khususnya dilakukan di 16 kabupaten/kota yang mengalami kelangkaan. Khusus untuk Medan yang mengalami kelangkaan paling besar, Pertamina menambah pasokan dari 285 metrik ton (sekitar 95.000 tabung) menjadi 427 metrik ton (sekitar 142.300 tabung) per hari.