Sebagai pilar keempat demokrasi, pers turut berperan penting dalam menyukseskan pemilu. Pemberitaan yang akurat dan berkualitas dapat menangkal hoaks dan akan mengedukasi publik untuk berperan di pemilu.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pers turut berperan penting dalam menyukseskan pelaksanaan pemilihan umum. Selain bertugas memberikan informasi yang benar dan tepercaya kepada publik, pers juga berperan dalam menangkal hoaks tentang pemilu. Produk jurnalistik yang akurat dan berkualitas akan mengedukasi publik sebagai pemilih.
Pers juga menjadi cerminan masyarakat. (Tri Agung)
Ketika memberikan sambutannya dalam pembukaan lokakarya (workshop) tentang peliputan Pemilu 2024, yang diadakan Dewan Pers, di Sanur, Kota Denpasar, Senin (31/7/2023), Direktur Politik dan Komunikasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Astri Kusuma Mayasari menyebutkan, data dari Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan adanya 754 isu hoaks terkait pemilu dalam kurun waktu 2018 sampai Juni 2023.
Anggota Dewan Pers yang juga Ketua Komisi Pendidikan dan Pengembangan Profesi di Dewan Pers Paulus Tri Agung Kristanto mengatakan, media juga menjadi bagian dari komunikasi politik kepada publik. Sebagai pilar keempat demokrasi, menurut Tri Agung, media juga berkewajiban mengawal proses demokrasi yang beradab.
”Media arus utama perlu banyak menyampaikan berita-berita yang mencerahkan untuk menjaga ruang publik agar tetap sehat,” kata Tri Agung yang juga Wakil Pemimpin Redaksi Kompas dan Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dalam lokakarya tentang peliputan Pemilu 2024 di Denpasar.
Lokakarya tentang peliputan Pemilu 2024 digelar Dewan Pers di 23 provinsi, termasuk di Bali, sebagai upaya memberikan informasi yang diperlukan wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik dan peliputan pemilu.
Akurat dan tepercaya
Pemberitaan tentang pemilu yang akurat, tepercaya, dan benar turut menjadi kunci sukses penyelenggaraan pemilu sebagai ajang demokrasi. Pers juga menjalankan peran edukasi melalui informasi, yang proporsional, tentang pemilu sehingga masyarakat dapat berperan dan juga turut mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu.
Selain dari Dewan Pers, dalam lokakarya di Denpasar, Bali, itu juga dihadirkan pembicara dari sejumlah pihak yang terkait media dan pemilu. Narasumber yang dihadirkan, di antaranya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan; anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali, I Wayan Wirka; dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wahyu Dyatmika.
Lebih lanjut Tri Agung mengatakan, peliputan pemilu menjadi kerja jurnalistik yang kompleks. Jurnalis dituntut mampu menangkap nalar umum, yang berkembang, dan juga memiliki pengetahuan tentang hukum dan teknis tentang pemilu.
Dengan kompleksitas tanggung jawabnya dalam peliputan pemilu itu, menurut Tri Agung, wartawan tidak boleh berbohong karena informasi dari wartawan tersebut menjadi rujukan masyarakat. ”Pers juga menjadi cerminan masyarakat,” kata Tri Agung.
Ketua KPU Provinsi Bali Agung Lidartawan menyebutkan, prinsip jurnalistik juga mirip asas pemilu, di antaranya pemberitaan yang jujur dan adil. Agung Lidartawan menyatakan sepakat dengan prinsip jurnalistik, yakni independen. Menurut Agung Lidartawan, etika jurnalistik dibutuhkan dalam peliputan karena pers menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks dan informasi yang salah.
Dalam pemaparannya di acara lokakarya tentang peliputan Pemilu 2024 itu, Agung Lidartawan juga menerangkan, KPU Bali mengupayakan penyelenggaraan Pemilu 2024 juga dapat mendukung kelestarian lingkungan dan keberadaan Bali sebagai destinasi andalan dengan mengampanyekan pemilu hijau (green election).
Agung Lidartawan menyebutkan, upaya menuju pemilu hijau itu dapat dilaksanakan dengan beberapa langkah, di antaranya menggantikan pemakaian bahan kampanye, misalnya baliho dengan konten digital tentang partai politik dan bakal calon peserta pemilu. ”Survei menunjukkan sekitar 54 persen pemilih di pemilu ini adalah generasi muda milenial,” kata Agung Lidartawan.