Jadilah Insan Tri Brata yang Profesional dan Berintegritas
Pendidikan bintara Polri menjadi unsur penting dalam pembentukan mental, perilaku, dan karakter anggota Polri. Sejak masa pendidikan, bintara Polri harus mengenal dan memahami tugas dan peran Polri.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Jadilah insan Tri Brata yang professional, bermoral, memiliki mental dan integritas kepribadian yang disegani dan dihormati masyarakat. Keberhasilan pendidikan anggota Polri terletak pada kesungguhan, keuletan, dan kedisiplinan diri yang kuat. Para anggota bintara remaja diarahkan selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan, tempat mereka mengabdi.
Demikian, antara lain, disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) Inspektur JenderalJohni Asadoma ketika memimpin upacara pembukaan pendidikan pembentukan bintara Polri tahun anggaran 2023 di Sekolah Polisi Negara Kupang, Rabu (26/7/2023). Pendidikan ini diikuti 276 siswa dan berlangsung selama lima bulan.
”Jadilah insan Tri Brata yang profesional, bermoral, memiliki mental dan integritas kepribadian yang disegani dan dihormati masyarakat. Mencapai sasaran ini perlu disiplin dan rasa kepedulian yang tinggi terhadap proses pendidikan ini,” katanya.
Upacara ini dihadiri Wakil Kepala Polda NTT Brigadir Jenderal (Pol) Heri Sulistianto, Inspektur Pengawas Daerah Komisaris Besar I Made Sunarta, dan para pejabat utama Polda NTT. Pembukaan pendidikan ditandai dengan pembacaan pernyataan pembukaan pendidikan dan penyematan tanda pangkat kepada perwakilan siswa oleh Kapolda.
Kapolda mengucapkan selamat kepada 276 siswa yang telah dinyatakan lulus seleksi. Mereka ditetapkan sebagai pesertadidik pada program pendidikan pembentukan bintara Polri gelombang II tahun anggaran 2023. Keberhasilan itu tidak lepas dari ketekunan, kesungguhan, kedisiplinan, keuletan, dan doa dari para orangtua.
Ia mengajak peserta didik memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin. Menimba ilmu pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan tentang kepolisian secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. ”Sesungguhnya kehidupan itu adalah pembelajaran yang panjang dan luas. Tidak akan pernah berakhir, selama hidup,” katanya.
Namun, lebih dari itu, membentuk anggota Polri yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan akhlak yang mulia.
Selama mengikuti pendidikan, peserta didik akan mendapat berbagai pengetahuan dan keterampilan teknis dan taktis profesi kepolisian dasar. ”Banyak hal baru yang Anda dapatkan sebelum diangkat dan dilantik menjadi anggota Polri. Anda akan menjalani tugas-tugas kepolisian yang sangat penting dan mulia, yakni pengamanan agenda besar nasional, pemilihan umum yang diselenggarakan 2024, yang tahapannya sudah dimulai tahun ini,” ujarnya.
Peserta didik akan diberi pelatihan agar bisa memiliki kualitas fisik yang prima dan didukung mental yang baik. Peserta didik juga diminta mengikuti arahan para guru pendidik, instruktur, dan pengasuh yang akan mendampingi selama pendidikan.
Ia menegaskan, ketersediaan anggota dengan kualitas yang unggul menjadi aspek penting dalam melaksanakan tugas ke depan. Pendidikan pembentukan kepribadian anggota kepolisian menjadi aspek penting dalam menciptakan institusi Polri yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan (presisi).
Komponen pendidikan
Mencapai sasaran itu, semua komponen pendidikan, mulai dari peserta didik hingga tenaga pendidik, harus bekerja sama membangun sinergi secara menyeluruh, utuh, dan berkesinambungan. Kemampuan dan perilaku para bintara di lapangan akan menentukan wajah Polri dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polri.
”Karena itu, saya tegaskan, hakikat pendidikan Polri tidak sekadar memberi ilmu pengetahuan demi kecerdasan dan keterampilan. Namun, lebih dari itu, membentuk anggota Polri yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Proses pendidikan yang relatif singkat ini dirancang secara baik dan benar dengan prinsip mengutamakan kualitas, dengan porsi yang lebih besar pada praktik kerja lapangan,” katanya.
Salah seorang peserta didik, Benediktus Natun (19), mengungkapkan rasa terima kasih kepada Tuhan yang telah mengizinkan dirinya bergabung menjadi keluarga besar Polri melalui pendidikan dan pelatihan itu. Ia berharap dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan lapangan dengan tertib dan disiplin tinggi.
”Saya tidak mau sia-siakan kepercayaan yang diberikan institusi Polri, orangtua, dan keluarga. Mohon doa dan dukungan bagi kami semua yang mengikuti pelatihan dan pendidikan ini agar bisa berakhir dengan sukses, demi tugas berat yang menanti,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kapolda juga meminta 130 anggota bintara remaja yang mengikuti masa orientasi di Polda NTT selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka mendapatkan tugas baru. Para bintara remaja ini diarahkan untuk memahami lingkungan Polda, mengenal para pejabat, dan mengenal tradisi-tradisi di lingkungan kepolisian.
Ini sebagai bahan evaluasi apakah ditugaskan ke wilayah yang direncanakan atau sebagai pasukan cadangan menjelang Pemilu 2024. Kapolda menekankan, sebagai anggota Polri yang ditempatkan di tengah masyarakat, penting bagi bintara remaja berbaur dengan masyarakat. Membangun komunikasi, kerja sama, dan terlibat dalam kegiatan bakti bersama di setiap RT.
”Laporkan diri Anda pada ketua RT setempat, memperkenalkan diri sebagai anggota Polri yang tinggal di situ, dan selalu terlibat dalam kegiatan masyarakat. Kerja gotong royong, bersih-bersih lingkungan,atau kegiatan lain yang dibutuhkan,” demikian pesan Kapolda.