Polda NTT Bertekat Realisasikan 5 Instruksi Presiden dalam Melayani
Kepolisian daerah Nusa Tenggara Timur siap menjalankan lima instruksi presiden. Melalui program promoter yang diluncurkan tiga tahun terakhir, Polri telah melakukan pembenahan di sejumlah sektor. Prestasi yang diraih Polri harus terus dipertahankan. Anggota Polri harus terus berbenah, seiring peningkatan kejahatan dalam berbagai bentuk, seiring kemajuan digitalisasi saat ini.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Kepolisian daerah Nusa Tenggara Timur siap menjalankan lima instruksi presiden. Melalui program promoter yang diluncurkan tiga tahun terakhir, Polri telah melakukan pembenahan di sejumlah sektor. Prestasi yang diraih Polri harus terus dipertahankan. Anggota Polri juga terus berbenah, seiring peningkatan kejahatan dalam berbagai bentuk, seiring kemajuan digitalisasi saat ini.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) Brigadir Jenderal Polisi Johanis Asadoma saat membacakan sambutan Kapolri pada peringatan HUT Bhayangkara ke-73 di Kupang, Rabu (10/7/2019) mengatakan, HUT Bhayangkara sebenarnya 1 Juli, tetapi karena sejumlah kesibukan, diantaranya pengamanan pasca Pemilu, peringatan itu dilaksanakan 10 Juli.
Pada peringatan HUT Bhayangkara ke-73 tahun ini Presiden Joko Widodo menginstruksikan lima hal. Kelima instruksi tersebut meningkatkan kualitas sumber daya manusia Polri guna menghadapi berbagai tantangan tugas yang semakin kompleks, dan mendukung terwujudnya Indonesia emas 2045.
Kedua, mengedepankan strategi kepolisian yang pro-aktif, preventif, dan tindakan humanis dalam menegakkan dan menangani keamanan dan ketertiban masyarakat. Ketiga, teruskan tingkat kualitas pelayanan publik yang mudah, murah, dan modern, dan cepat.
Instruksi ini menjadi acuan dalam pembinaan dan pendidikan Polri, selain pedoman Polri yang sudah baku atau dijalankan selama ini
Kempat, tingkatkan profesionalisme dan transparansi dalam menegakkan hukum serta memberikan rasa adil kepada masyarakat. Kelima, perkuat koordinasi dengan lembaga baik TNI, kementerian, pemerintahan, pemerintah daerah serta masyarakat dalam memelihara keamanan dan ketertiban sosial.
“Lima instruksi presiden ini akan diperbanyak kemudian dibagikan kepada setiap satuan kerja Polri di jajaran Polda NTT. Semua anggota Polri di jajaran Polda NTT harus memahami, mencerna, dan menginternalisasikan dalam diri masing-masing, kemudian dijalankan di lapangan. Instruksi ini menjadi acuan dalam pembinaan dan pendidikan Polri, selain pedoman Polri yang sudah baku atau dijalankan selama ini,”kata Asadoma.
Ia mengatakan, kelima instruksi ini sebenarnya sudah dilaksanakan Polri, tetapi perlu peningkatan dan pembenahan sehingga kinerja Polri di Polda NTT benar-benar sesuai sasaran. Ke depan, tidak ada lagi keluhan masyarakat soal anggota Polri yang bertugas di setiap Polsek di NTT.
Program promoter yang dijalankan selama tiga tahun terakhir ini menekankan pada tiga kebijakan utama, yakni peningkatan kinerja, perbaikan kultur dan manajemen media. Peningkatan kinerja diperlihatkan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, profesionalisme dalam penegakan hukum dan menjaga stabilitas keamanan secara optimal.
Perbaikan kultur dengan menegakkan budaya kerja, menghapus budaya kekuasaan dan menekan kekerasan dalam penegakan hukum. Manajemen media dilaksanakan pada media konvensional dan media sosial dengan menyampaikan berbagai upaya Polri dalam penyelenggaraan Kantibmas dan meminimalisir berita negatif termasuk hoaks dan ujaran kebencian.
Tiga tahun implementasi program promoter telah menemukan hasil yang baik. Kepercayaan publik terhadap institusi Polri terus meningkat. Pada tahun 2016 Polri termasuk dalam tiga institusi dengan tingkat kepercayaan publik rendah. Saat ini berdasarkan hasil survey yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga yang kredibel, Polri berada pada tiga besar lembaga yang dipercaya publik.
Asadoma juga menjelaskan sekilas tentang HUT Bhayangkara. Ia mengatakan hari lahir Polri sebenarnya 18 Agustus 1945, sementara 1 Juli adalah Hari Bhayangkara. Disebut Bhayangkara karena 1 Juli 1946 pemerintah memisahkan Polri dari Jawatan Pemerintahan menjadi lembaga tersendiri.
Sekda NTT Benediktus Polomaing mengatakan, dengan semangat promoter, Polda NTT telah mengabdi dan melayani sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat. Realitanya telah ada pembenahan dan peningkatan kinerja Polda terutama pelayanan publik yang semakin ramah, mudah, dan murah.
Prestasi ini perlu dipertahankan, tentunya dengan kerja keras, pengabdian, dan menjaga integritas Polri dalam pelayanan masyarakat. Kita bangga dengan prestasi ini tetapi ke depan makin banyak tantangan dalam berbagai bentuk, ragam, dan cara, sebagai dampak dari kemajuan dunia digitalisasi saat ini
Ada perbaikan kultur pengabdian dan pelayanan, terutama menghilangkan budaya koruptif, membangun manajemen yang mulia, dan menangkal aksi hoaks di media sosial. Sebagian besar tingkat pelayanan di tingkat Polda, Polres, dan Polsek di atas rata-rata.
Pelayanan publik
Indeks pelayanan publik sesuai laporan hasil survei sejumlah lembaga menyebutkan 83,33 dan indeks kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri 89,59. Khusus tingkat NTT, ada dua Polres di NTT mendapatkan indeks di pelayanan publik di atas ra-rata, yakni Polres Ende dan Polres Sikka.
Polomaing menyebutkan, lembaga riset internasional “Gallup’s Law and Order” merilis laporan bertajuk Law and order index yang berisikan daftar negara teraman, dari skor tinggi hingga terendah di dunia. Dalam laporan itu, Indonesia masuk 10 besar negara teraman di dunia. Indonesia menempati posisi ke –sembilan dengan skor 89, sementara posisi pertama ditempat Singapura dengan skor 97.
”Prestasi ini perlu dipertahankan, tentunya dengan kerja keras, pengabdian, dan menjaga integritas Polri dalam pelayanan masyarakat. Kita bangga dengan prestasi ini tetapi ke depan makin banyak tantangan dalam berbagai bentuk, ragam, dan cara, sebagai dampak dari kemajuan dunia digitalisasi saat ini,”kata Polomaing.
Sementara itu anggota purnabakti Polda NTT yang diwakili Ajun Komisaris Polisi (Purn) Wilfridus Bria mengatakan, bangga dengan capaian Polda NTT saat ini. Ada anggota Polda yang mampu mencapai prestasi tingkat nasional di bidang pelayanan kepada masyarakat di perbatasan RI-Timor Leste, prestasi di bidang olahraga tingkat nasional,dan prestasi lain yang diselenggarakan Mabes Polri.
“Kami sebagai purnawirawan Polri berterima kasih kepada lembaga Kepolisian RI yang telah mendidik, membentuk, dan membina kami menjadi orang yang paham tentang pelayanan, pengabdian, dan pengorbanan bagi bangsa dan negara. Kami di jajaran Purnawirawan Polri, tetap mendukung Polri dan memberi masukan manakala diperlukan,”kata Bria.