Berbondong-bondong Pelesiran ke Surakarta
Kemunculan sejumlah destinasi baru seolah-olah menumbuhkan gairah pariwisata di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Tiba-tiba saja ”Kota Bengawan” seperti menjadi primadona anyar dalam kancah pelesiran warga dari kota lain.
Tembang berjudul ”Lenggang Puspita” ciptaan Guruh Soekarno Putra sayup-sayup terdengar mengiringi langkah sekitar 20 pengunjung di Lokananta Bloc, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (22/7/2023). Seorang pemandu membawa mereka memasuki satu ruang galeri pameran berisikan kisah tentang lini masa jatuh bangunnya dapur rekaman tertua di Indonesia tersebut.
Si pemandu memberikan penjelasan kepada pengunjung dengan runtut. Gaya bertuturnya asyik. Sesekali diselingi canda sehingga suasana terasa cair. Pengunjung dibebaskan pula buat bertanya jika memang memiliki rasa penasaran dalam tur berdurasi satu jam itu. Berkali-kali wajah kagum terpancar setiap kali pengunjung menyimak pemaparan dari si pemandu.
Baca juga: Solo Safari Tambah Daya Tarik Wisata Surakarta
Terdapat sedikitnya tujuh ruangan bekas kantor Lokananta yang dijadikan galeri pameran saat ini. Benda-benda yang dipamerkan juga bermacam-macam, dari arsip partitur musik, koleksi rekaman, mixer tua, gramofon, hingga sekadar nota ongkos rekaman. Bahkan, dipamerkan pula mesin presensi kuno untuk pegawai perusahaan rekaman bersejarah tersebut.
Tak melulu bicara masa lalu. Ada juga satu ruangan yang memajang instalasi karya seniman kekinian, seperti Bottlesmoker, Fajar Merah, Grafis Nusantara, Printed Melodies, Syaura Qotrunadha, dan White Shoes and The Couples Company, yang berkolaborasi dengan perwakilan dari Lokananta Records, yaitu Bemby Ananto dan Anggit Wicaksono. Adapun pamerannya bertajuk ”Lokananta Remastered”. Karya-karya itu menceritakan pemaknaan dari para seniman atas keberadaan Lokananta.
”Ini baru pertama kali ke Lokananta. Setelah keliling, seru sekali. Kita tidak hanya keliling sendiri. Tetapi, ada guide-nya. Jadi lebih mengerti. Ke sini, tidak sekadar melihat-lihat visualnya saja. Ada juga cerita sehingga menambah pengetahuan,” kata Roosanti Rahayu (32), wisatawan asal Semarang, di sela-sela tur tersebut.
Roosanti datang bersama suaminya, Ginanjar Adi (36), dan dua anaknya, yaitu Damar (8) dan Mentari (3). Keluarga kecil itu meluangkan waktu di akhir pekan untuk berlibur bersama. Mereka naik mobil sekitar 1,5 jam perjalanan dari tempat asalnya. Kebetulan, Lokananta menjadi titik pertama yang mereka kunjungi pada liburan singkat kali itu.
Lokananta yang ”baru” dibuka secara umum mulai awal Juni lalu setelah direvitalisasi besar-besaran oleh pemerintah sejak November 2022. Kini, ia hadir kembali dengan wajah yang jauh lebih segar. Kebaruan sekaligus menjadikannya daya tarik wisata teranyar di kota tersebut. Terbukti lewat ramainya konten media sosial mengenai tempat bersejarah itu.
”Saya tahunya ini dari Instagram. Kok, banyak yang posting. Kelihatannya menarik dan dekat juga dari Semarang. Maka, pas longgar ini ajak keluarga sekalian,” kata Roosanti.
CEO PT Ruang Riang Lokananta Wendi Putranto menyampaikan, area yang dioperasikan baru 25 persen dari keseluruhan ruang pada cagar budaya tersebut. Saat ini, penyempurnaan bangunan masih dilakukan. Menurut rencana, operasionalisasi penuh baru akan dilakukan Agustus nanti.
Meski demikian, sambutan publik cukup positif. Rata-rata kunjungan harian mencapai 150 orang per hari. Apabila dihitung sejak 10 Juni 2023, total angka kunjungan telah mencapai 3.500 orang. Adapun model kunjungan dibatasi melalui reservasi via Google Form dan Whatsapp.
”Area galerinya ini, kan, masih terbatas. Jadi tidak bisa langsung banyak orang. Memang, antusiasmenya tinggi. Soalnya, banyak juga yang kadang-kadang tidak bisa masuk karena memang reservasinya sudah penuh,” kata Wendi.
Wendi menjelaskan, pembatasan mesti diterapkan karena keterbatasan ruang. Pihaknya menginginkan agar wisatawan bisa menikmati kunjungan yang berkualitas. Tidak hanya sekadar penambahan jumlah pengunjung yang ingin dicapai, tetapi juga kepuasan pengunjung menikmati konten galeri.
Di masa depan, Wendi berharap agar Lokananta tidak sekadar dipandang sebagai satu destinasi wisata. Pasalnya, jejak panjang perjalanan musik nasional turut terekam di sana. Ia berharap, tempat itu kelak bergeliat lagi bagi aktivitas-aktivitas kreatif bagi beragam komunitas seiring adanya fasilitas lain seperti studio rekaman, arena konser, dan perpustakaan.
”Jadi, mulai dari proses datang ke galeri melihat pameran dan rekaman, nonton konser, hang out, sampai melakukan berbagai kegiatan komunitas kreatif, yang bukan cuma musik. Ini jadi wisata musik yang utuh,” kata Wendi.
Destinasi lain
Kegairahan wisata juga dirasakan destinasi baru lainnya, yaitu Solo Safari, yang diluncurkan sejak Januari lalu. Kebun binatang itu semula bernama Taman Satwa Taru Jurug. Statusnya ialah perusahaan umum daerah milik Pemerintah Kota Surakarta.
Pada 2022, PT Taman Safari Indonesia masuk untuk merevitalisasi kebun binatang yang kondisinya sempat tak terawat itu. Setelah itu, pengelolaan dilakukan bersama antara pemda dan perusahaan tersebut.
General Manager Solo Safari Shinta Adithya mengatakan, angka kunjungan wisatawan konsisten tinggi sampai sekarang. Rata-rata kunjungan harian mencapai 3.000 orang hingga 4.000 orang. Pada akhir pekan jumlah kunjungan bertambah, bisa mencapai 5.000 orang hingga 7.000 orang per hari. Mayoritas pengunjung berasal dari Yogyakarta, Semarang, Surakarta, dan sekitarnya.
”Puncak keramaian itu H+2 Lebaran (April lalu). Kunjungan sehari bisa mencapai 12.000 orang. Hariannya waktu itu 10.000 orang per hari. Antusiasme masyarakat sejak soft opening sampai sekarang masih luar biasa,” kata Shinta.
Keadaan itu didukung oleh upaya revitalisasi yang memperbarui konsep kebun binatang. Dari awalnya kandang kurungan menjadi kandang terbuka. Oleh karena itu, disuguhkan pula interaksi pengunjung dengan satwa seperti kuda, kelinci, ayam, kambing, dan kura-kura. Kura-kura boleh jadi satwa yang paling populer karena berasal dari pemberian Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan putranya, Jan Ethes Srinarendra.
Angka kunjungan wisatawan di Solo Safari konsisten tinggi sampai sekarang. Rata-rata kunjungan harian mencapai 3.000 orang hingga 4.000 orang. Akhir pekan jumlah kunjungan bertambah, bisa mencapai 5.000 orang hingga 7.000 orang per hari. Mayoritas pengunjung berasal dari Yogyakarta, Semarang, Surakarta, dan sekitarnya. (Shinta Adithya)
Makunde Resto menjadi daya tarik lainnya dari kebun binatang itu. Sebab, pengunjung bisa merasakan pengalaman makan sembari menyaksikan aktivitas singa di kandangnya. Ditambah lagi, ada pertunjukan satwa rutin, seperti burung dan gajah, sampai sejumlah arena bermain bagi anak-anak.
”Ada pengunjung yang lokasinya tidak jauh dari sini datang bisa sampai empat kali sebulan. Itu karena memang anaknya suka bermain di sini. Ada banyak interaksi dengan satwa-satwa,” kata Shinta.
Berkunjung ke Surakarta semakin lengkap dengan ketersediaan destinasi wisata berbasis religi, yaitu Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta. Masjid itu merupakan hibah dari Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed al-Nahyan kepada Presiden Joko Widodo. Desainnya menyerupai Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi, UEA. Daya tarik utamanya berupa arsitektur megah nan elok.
Kedatangan pengunjung seakan tidak pernah surut sejak terbuka untuk umum, Maret lalu. Pengelola mencatatkan angka kunjungan sekitar 15.000 orang per hari untuk Senin hingga Kamis. Jumlah kunjungan melebihi 20.000 orang per hari pada akhir pekan. Apabila ada hari libur panjang atau gelaran acara setingkat nasional di Surakarta, pengunjung yang datang bisa mencapai 30.000 orang hingga 40.000 orang dalam sehari.
Ramainya kunjungan direspons pengelola melalui acara-acara tambahan. Misalnya, Jumat hingga Minggu, pengelola akan mengadakan kajian bagi pengunjung sembari menanti shalat Dzuhur. Adapun topiknya perihal kemanusiaan dan keseharian.
Baca juga: Di Lokananta, Rekaman Proklamasi Itu Tersimpan
”Tujuannya memang untuk mengisi kegiatan ketika kunjungan tinggi itu. Nanti akan ada juga kegiatan ceramah yang diisi tokoh-tokoh nasional. Tetapi, itu bergantung jadwal dari beliau-beliau,” kata Direktur Operasional Masjid Sheikh Zayed Surakarta Munajat.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mendorong revitalisasi destinasi wisata untuk mengoptimalkan keunggulan aksesibilitas yang dimiliki daerah tersebut. Posisinya juga cukup sentral di antara kota besar, seperti Yogyakarta dan Semarang. Langkah ini diyakininya akan ikut menggeliatkan perekonomian warga setempat.
”Kami ingin, segala akses yang ada seperti tol, bandara, stasiun, sampai terminal dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita banyak kelebihan untuk aspek itu. Maka, tinggal digenjot saja destinasinya,” kata Gibran.