Keraton Surakarta Mendapat Dana Revitalisasi Rp 35 Miliar
Dana sebesar Rp 35 miliar dikucurkan pemerintah untuk merevitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta, di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pengerjaannya tidak boleh melanggar unsur filosofis yang ada.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS – Keraton Kasunanan Surakarta, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, mendapat kucuran dana revitalisasi Rp 35 miliar. Bakal dilakukan bertahap hingga beberapa tahun ke depan, Alun-alun Selatan dan Utara bakal menjadi titik awal revitalisasi.
Proyek pemugaran kompleks bangunan bersejarah itu dipastikan lewat penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala Balai Perencanaan Pembangunan Wilayah Jateng Kuswara, Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, di Surakarta, Rabu (26/7/2023). Seluruh anggaran revitalisasi sebesar Rp 35 miliar itu berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
”Targetnya paling lambat awal Agustus sudah kami lelang. Ini sudah penyepakatan antarpihak terkait. Kami ditugaskan sebagai pelaksana,” kata Kepala Balai Perencanaan Pembangunan Wilayah Jateng Kuswara, Rabu.
Dengan dimulainya lelang awal Agustus, kata dia, pengerjaan proyek ditargetkan bakal dimulai September atau Oktober. Tahap awal yang akan dikerjakan ialah revitalisasi Alun-alun Selatan dan Utara. Keduanya akan dikerjakan dalam waktu bersamaan.
Kuswara menjamin, jalannya pembangunan diawasi ketat. Pihaknya melibatkan konsultan kontraktor hingga tim ahli cagar budaya dalam pengerjaan proyek tersebut. Alasannya, revitalisasi bangunan cagar budaya memerlukan metode khusus agar tidak mengurangi aspek sejarah dari obyek tersebut.
”Ini karena cagar budaya kami harus hati-hati sekali. Perubahan desain sangat mungkin, tetapi lebih ke detail-detail saja. Kami juga membutuhkan masukan dari tim ahli cagar budaya,” kata Kuswara.
Gerbang Kamandungan di Keraton Surakarta
Putra Mahkota Keraton Surakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sudibyo Rojo Putro Narendro Ing Mataram, yang juga akrab disapa Purboyo, mengatakan, desain revitalisasi telah diterima keraton. Ia mengharapkan agar pengerjaan bisa segera dilakukan. Pihaknya bakal mengikuti arahan lanjutan dari wali kota Surakarta.
Dalam pemugaran itu, kata Purboyo, hendaknya sisi pelestarian cagar budaya benar-benar diperhatikan. Oleh karena itu, kaidah-kaidah yang sudah ada mesti diikuti. Jangan sampai proses pemugaran justru merusak hingga menghilangkan nilai-nilai sejarah.
”Lingkup bangunan ini cagar budaya. Otomatis harus ada kajian-kajian tertentu. Itu harus lengkap dan jelas tidak mengubah unsur filosofis yang ada,” kata Purboyo.
Dicontohkan Purboyo, Aun-alun Selatan dan Utara akan dikembalikan wujudnya seperti aslinya. Nantinya, lapangan itu bakal diberi pasir dari pantai selatan. Lantas, tidak ada lagi kendaraan bermotor yang boleh melintas di lapangan tersebut.
Di sisi lain, lanjut Purboyo, kelak akan terdapat area pedestrian pada kawasan alun-alun. Ia meyakini hal itu bakal menjadi daya tarik tambahan bagi aset keraton tersebut. Pihaknya mengharapkan agar nantinya alun-alun juga bisa digunakan untuk masyarakat beraktivitas.
”Jika nanti dibangun konsep pedestrian, otomatis nanti masyarakat juga menikmatinya,” kata Purboyo.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berjanji mengawal jalannya proyek itu. Pihaknya menginginkan revitalisasi bisa dijalankan hingga selesai. Menurut dia, rencana pengerjaan sejauh ini sudah sesuai jadwal.
”Pihak Sinuhun (Pakubuwono XIII) dan keraton saling mendukung semua. Sudah oke semua. Pemindahan pedagang dan yang lain-lain nanti dari Pemerintah Kota Surakarta,” kata Gibran.