Kebun Raya Mangrove Surabaya seluas 27 hektar yang mencakup tiga kawasan bakau di Wonorejo, Medokan Ayu, dan Gunung Anyar resmi beroperasi bertepatan dengan Hari Mangrove pada 26 Juli 2023.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
Tempat berfoto di Ekowisata Mangrove Medokan Sawah dan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur, seluas 27 hektar, Minggu (26/7/2020). Kawasan ini semakin ramai dikunjungi karena warga baik sekadar bersepeda atau tamasya ke kawasan yang hampir semua properti, termasuk mainan, tempat berfoto, jembatan dan aksesori, termasuk vas bunga memakai barang bekas dan untuk bisa menikmati naik perahu bebek membayar dengan bibit mangrove, yang dibeli pada petani di lokasi.
SURABAYA, KOMPAS — Kebun Raya Mangrove Surabaya, Jawa Timur, secara resmi dioperasikan pada Rabu (26/7/2023). Kawasan mangrove berstatus kebun raya pertama di Indonesia ini seluas 27 hektar yang mencakup tiga area bakau di Pantai Timur Surabaya atau Pamurbaya.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, peresmian akan dilaksanakan oleh mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Megawati, anak Proklamator Indonesia Soekarno, juga merupakan Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) dan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Eri melanjutkan, peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya (KRMS) bersamaan dengan Hari Mangrove. Peringatan dilaksanakan setiap 26 Juli sejak diadopsi oleh Konferensi Umum UNESCO pada 2015 dengan nama International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem atau hari internasional konservasi ekosistem mangrove.
Setelah peresmian, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dengan pengenaan tiket kepada pengunjung. (Eri Cahyadi)
KRMS meliputi tiga kawasan, yakni Mangrove Wonorejo, Mangrove Medokan Sawah, dan Mangrove Gunung Anyar. Di tiga kawasan bakau yang tersisa di Pamurbaya itu, terutama di Wonorejo, telah lama dilengkapi dengan sarana hiburan. Sarana itu antara lain sentra kuliner usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), wahana perahu, motor air atau orang lebih akrab dengan jet ski (merek produk buatan Kawasaki), dan kendara segala medan atau ATV.
”Setelah peresmian, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dengan pengenaan tiket kepada pengunjung,” kata Eri. Pengelolaan KRMS melibatkan masyarakat sekitar kawasan yang kurang mampu untuk peningkatan kesejahteraan mereka.
Eri mengatakan, pengembangan dan pemanfaatan tanaman bakau melibatkan BRIN. Sepengetahuannya, tanaman bakau bisa diolah menjadi beragam bahan pangan, antara lain minuman dan selai. BRIN diharapkan dapat membantu Pemerintah Kota Surabaya dalam pengelolaan KRMS secara lestari.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi BRIN Muhammad Amin menyatakan, KRMS tercatat memiliki 57 spesies bakau. Sedang dilaksanakan eksplorasi untuk tiga spesies baru guna menambah koleksi. Spesies bakau dari kawasan lainnya di Indonesia dan dunia akan dicari sehingga bibit bisa ditanam untuk menambah kekayaan KRMS.
”Dari 46 kebun raya di Indonesia, inilah kawasan mangrove pertama yang berstatus kebun raya,” kata Amin. Kebun raya memiliki fungsi wisata, pendidikan, dan penelitian.
Untuk itu, KRMS dapat dioptimalkan fungsi pendidikannya bagi siswa siswi sekolah dan fungsi penelitiannya bagi sivitas kampus atau pegiat lembaga dan komunitas pelestari lingkungan pesisir.