Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan 17.000 bibit mangrove untuk memperluas kawasan hutan mangrove di pantai timur Surabaya. Kawasan itu akan dikembangkan sebagai Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyiapkan 17.000 bibit mangrove untuk memperluas kawasan hutan mangrove di pantai timur Surabaya. Perluasan area mangrove ini dilakukan untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Minggu (28/7/2019), di Surabaya mengatakan, Kebun Raya Mangrove nantinya terletak di kawasan pantai timur Surabaya seluas 23.000 hektar. Di tempat tersebut akan ditanam berbagai jenis mangrove yang berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Untuk menyelesaikan rencana tersebut, tahun ini Pemkot Surabaya menganggarkan dana Rp 60,5 miliar untuk pembelian bibit, pembebasan lahan, dan pembangunan infrastruktur pendukung. ”Ada 17.000 bibit mangrove yang akan ditanam kawasan ekowisata Gunung Anyar dan Medokan Ayu,” ujarnya.
Risma mengatakan, kawasan mangrove di pantai timur Surabaya sempat rusak pada 1998. Warga sekitar mengambil tanaman mangrove untuk dijadikan kayu arang. Akibatnya, kawasan tersebut rusak sehingga ekosistem hewan dan tumbuhan di sekitar mangrove terganggu.
Pemkot Surabaya kemudian secara bertahap melakukan penanaman kembali kawasan hutan mengrove. Saat ini ada lebih dari 26 spesies mangrove yang tumbuh di kawasan pantai timur Surabaya, antara lain Aegiceras corniculatum (L) Blanco, Avicennia lanata Ridley, Avicennia alba Blume, Acanthus ilicifolius L, dan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. Beragamnya spesies mangrove di kawasan ini juga menjadi tempat tinggal sekitar 147 spesies satwa.
Kawasan itu menjadi salah satu lokasi persinggahan burung migran.
Bahkan, kawasan itu menjadi salah satu lokasi persinggahan burung migran. Sejumlah burung pantai dunia, seperti gajahan pengala, biru laut ekor hitam, biru laut ekor blorok, dan cerek pasir mongolia, selalu melintas dan singgah di pantai timur Surabaya.
Burung-burung itu terbang dari sejumlah negara di belahan bumi bagian utara menuju Australia dan Selandia Baru pada Oktober atau November. Di Pulau Jawa, hanya Surabaya dan Yogyakarta yang menjadi tempat singgah burung migran tersebut.
Pengembangan kawasan mangrove di pantai timur Surabaya menjadi Kebun Raya Mengrove pertama di Indonesia dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkot Surabaya dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Minggu (29/4/2018). Pengembangan Kebun Raya Mangrove ditargetkan selesai pada 2020.
”Kebun raya mangrove ini memiliki sejumlah manfaat bagi kelangsungan hidup manusia, antara lain menjadi penahan dari abrasi gelombang laut, penyimpan karbon, dan menjadi destinasi wisata edukasi,” ujar Risma.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Erna Purnawati menambahkan, kawasan hutan mangrove di Wonorejo saat ini menjadi salah satu destinasi wisata di Surabaya. Setiap hari ada sekitar 500 pengunjung yang datang menikmati rindangnya hutan mangrove. ”Kalau akhir pekan dan hari libur nasional, jumlahnya selalu meningkat,” katanya.
Pengunjung yang datang ke ekowisata mangrove Wonorejo tidak dipungut biaya. Mereka bisa menikmati keindahan mangrove, berfoto, dan menyusuri sungai yang bermuara di Selat Madura. Beberapa pengunjung juga memanfaatkan kawasan ini menjadi lokasi foto sebelum pernikahan.
”Kami terus menambah lokasi yang bisa dimanfaatkan pengunjung berfoto, seperti pembangunan wahana baru berupa Jembatan Suramadu dari bambu,” ucap Erna.