Kapal Pelni Jadi Transportasi Tulang Punggung Medan–Batam
KM Kelud relasi Medan-Batam yang dioperasikan Pelni semakin diminati warga. Kelud juga mengangkut bahan pokok dari Sumut ke Batam. Meskipun mengalami penyesuaian tarif, jumlah penumpang KM Kelud tetap meningkat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Kapal Motor Kelud rute Medan–Batam yang dioperasikan PT Pelayaran Nasional Indonesia semakin diminati penumpang. Kapal itu juga mengangkut bahan pokok dari Sumut ke Batam. Meskipun mengalami penyesuaian tarif sejak 1 Juli, jumlah penumpang KM Kelud tetap meningkat.
Vice President Usaha Penumpang Non-Komersial PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Presda Simangasing, dalam kunjungannya ke Medan, Jumat (21/7/2023), mengatakan, jumlah penumpang KM Kelud terus meningkat sepanjang tahun ini. ”Kami sudah tiga kali mengajukan izin dispensasi kepada Kementerian Perhubungan untuk menambah kapasitas penumpang KM Kelud,” katanya.
Presda menyebutkan, pihaknya sedang mengatur ulang pelayaran KM Kelud untuk meningkatkan frekuensi pelayaran khusus untuk relasi Medan-Batam. Saat ini, Pelni hanya bisa mengatur frekuensi pelayaran. Penambahan armada kapal belum bisa dilakukan dalam waktu dekat karena keterbatasan jumlah kapal Pelni.
KM Kelud secara reguler melayani rute Medan-Batam-Jakarta. Kapal ini juga secara begantian singgah di Kijang, Kabupaten Bintan, dan Tanjung Balai Karimun. Dengan rute yang ada sekarang, KM Kelud hanya bisa melayani Medan-Batam sekali seminggu. Pelni akan mengatur jadwal pelayaran agar bisa melayani Medan-Batam paling tidak dua kali seminggu.
KM Kelud berkapasitas 2.607 penumpang sekali berlayar. Saat musim sepi, KM Kelud rata-rata mengangkut sekitar 2.000 penumpang. Menjelang musim libur, 2.607 kursi biasanya habis terjual. Saat hari raya atau libur sekolah, KM Kelud mengajukan dispensasi agar bisa mengangkut penumpang hingga 3.741 orang.
”Sejak musim Natal dan Tahun Baru, Lebaran, hingga libur sekolah Juli ini, jumlah penumpang KM Kelud meningkat pesat,” ucap Presda.
Ia menyebutkan, kenaikan jumlah penumpang KM Kelud antara lain karena kenaikan harga tiket pesawat. Meskipun ada kenaikan harga tiket kapal Pelni rata-rata 23 persen per 1 Juli 2023, masyarakat banyak beralih ke angkutan laut karena lebih ekonomis dan bisa membawa barang lebih banyak.
Setelah kenaikan harga per 1 Juli, harga tiket kelas ekonomi dewasa rute Medan-Batam sebesar Rp 292.000 (naik dari Rp 245.000) dan Medan–Jakarta Rp 529.000 (naik dari Rp 437.000). Angkutan laut menjadi alternatif di tengah kenaikan harga tiket pesawat. Pantauan Kompas di aplikasi penjualan, tiket penerbangan Medan–Batam berkisar Rp 1 juta dan Medan-Jakarta sekitar Rp 1,5 juta.
Presda menjelaskan, KM Kelud juga digunakan untuk mengangkut bahan pokok dari Sumut ke Batam. Sayur-sayuran dari sentra pertanian daerah pegunungan Sumut dikirim setiap pekan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Batam yang merupakan kota industri. Selain sayuran, KM Kelud juga membawa ikan tangkap dari Sumut.
Kepala Cabang Pelni Medan Biwa Abi Laksana mengatakan, penyesuaian tarif akan diikuti dengan peningkatan layanan pelayaran Pelni. Peningkatan layanan antara lain dengan meningkatkan kualitas makanan, kebersihan, dan keamanan di kapal. KM Kelud juga semakin terintegrasi dengan transportasi antarmoda.
Kapal ini menjadi salah satu urat nadi ekonomi di Sumatera.
”Saat ini sudah ada bus Damri dari Terminal Penumpang Bandar Deli Belawan ke Terminal Amplas, Pinang Baris, dan Binjai,” kata Biwa.
Ia menyebutkan, kenaikan jumlah penumpang juga didorong digitalisasi penjualan tiket. Masyarakat tidak harus datang ke loket untuk membeli tiket, tetapi bisa dari aplikasi atau situs web resmi Pelni.
Kepala Bidang Penjagaan, Patroli, dan Penyidikan Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan Marganda Lamhot Asi Sihite menyebutkan, Sumut menjadi salah satu pemasok utama bahan pokok ke Batam. Hal itu karena KM Kelud mempunyai jadwal reguler berangkat ke Batam dan hanya ditempuh sekitar 22 jam pelayaran.
”KM Kelud merupakan satu-satunya kapal penumpang yang melayani pelayaran antarprovinsi dari Sumut. Kapal ini menjadi salah satu urat nadi ekonomi di Sumatera,” ujarnya.
Kepala Bidang Rencana dan Pembangunan Kantor Otoritas Pelabuhan Belawan Didi Suprihadi mengatakan, pihaknya mendukung penuh pengoperasian KM Kelud karena menyangkut pelayanan publik dan roda ekonomi daerah.