Ribuan Amunisi Diduga dari Era Perang Dunia II Ditemukan di Perairan Nusakambangan
Pencarian amunisi di dasar perairan Nusakambangan, Cilacap, Jateng, terus dilanjutkan untuk memastikan tidak adanya senjata berbahaya.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Jajaran Pangkalan TNI Angkatan Laut Cilacap bersama Pusat Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut melanjutkan pencarian amunisi yang ada di dasar perairan Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (20/7/2023). Sebelumnya, ditemukan amunisi berupa aneka jenis peluru dari bangkai kapal yang diduga buatan Amerika. Penyelaman dilakukan untuk memastikan tidak ada senjata berbahaya yang mengganggu alur perairan kapal di Cilacap.
”Ini kalibernya 12,7 mm untuk pertahanan udara, bukan senjata perorangan. Jadi pasti dibawa pengangkut. Ini kami sedang mengidentifikasi pengangkutnya pesawat atau kapal. Kalau kapal, diyakini ada senjata lain. Ini yang diwaspadai,” kata Komandan Pangkalan Laut Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno di Cilacap, Kamis.
Bambang menyampaikan, pihaknya mewaspadai jika di dalam kapal terdapat bom laut yang bisa saja masih aktif sehingga berbahaya. ”Perang Dunia II, senjata yang digunakan adalah senjata meriam yang kalibernya besar. Kedua, salah satu senjata yang mematikan adalah bom laut. Kapal-kapal perang saat itu pasti dilengkapi bom laut. Kami mewaspadai ini, apalagi ada rencana pengerukan alur laut,” tuturnya.
Bambang mengatakan, sekitar 6.000 amunisi berupa proyektil kaliber 12,7 mm, selongsong kaliber 12,7 mm, proyektil kaliber 7,62 mm, dan selongsong kaliber 7,62 mm ditemukan nelayan saat menyelam di dasar air dan kemudian dilaporkan ke Pangkalan TNI Angkatan Laut Cilacap pada Sabtu pekan lalu.
”Kemarin sudah ditemukan amunisi sekitar 6.000 butir. Amunisi kaliber 7,6 mm untuk pertahanan udara dan kaliber senjata perorangan. Dugaan sementara ini amunisi produksi dari Amerika. Maka, kemungkinan amunisi ini dibawa oleh kapal perang Amerika. Ini masih dugaan awal,” ujarnya.
Menurut Bambang, jika sesuai sejarah yang dibaca bersama oleh tim penyelam, kemungkinan amunisi ini tenggelam dsekitar tahun 1942. Pada saat itu terjadi pertempuran kapal perang Amerika yang diserang oleh pesawat tempur Jepang. Salah satu kapal perang tersebut ditengarai tenggelam.
Dalam rencana penyelaman di posko Lanal Cilacap disebutkan ”Dive Profil Penyelaman USS Langely Cilacap” berada di kedalaman 22 meter. Direktur Operasi Pusat Komado Pasukan Katak Letkol Yudo Ponco menyampaikan, pihaknya bekerja sama dengan Historical Diver dan Technical Diver untuk mengidentifikasi temuan yang ada.
”Tugas kami datang, ke bawah air, mengidentifikasi secara gambar visual ataupun secara fisik apabila visibility tidak memungkinkan,” kata Ponco sebelum menyelam.
Ponco menambahkan, berdasarkan diskusi bersama tim, temuan amunisi yang ada memang bukan buatan Indonesia. ”Membaca dari head stamp. Head stamp adalah kode yang berada di kepala amunisi. Setelah dibaca, amunisi itu bukan buatan Indonesia, melainkan dari Amerika yang berasal dari senjata browning, yang saat itu digunakan era Perang Dunia II. Utamanya sebagai senjata pertahanan udara dan senjata di pesawat sebagai win gun,” katanya.
Penyelaman yang dilakukan oleh 7 orang baik dari Kopaska maupun penyelam profesional dimulai pukul 08.30. Hingga pukul 11.30, tim masih belum menemukan amunisi lain di dalam puing-puing reruntuhan besi yang diduga kerangka kapal.
”Penyelaman pertama kendalanya visibility-nya keruh. Cuma jarak pandang sekitar 50 sentimeter. Itu pun sudah dengan bantuan lighting. Kemudian arusnya kencang, ini mungkin minggu-minggu angin kencang. Jadi penyelaman sebisa mungkin obyek saya sapu dengan kamera dan saya raba dengan tangan. Saya sudah berjalan 50-100 meter. Bodinya, saya belum bisa menilai panjang dan lebarnya, tetapi yang jelas itu reruntuhan besi-besi. Ada lubang-lubangnya, saya masuk, lalu keluar lagi. Tetapi jarak pandangnya pendek sekali,” ujar Ponco seusai penyelaman sesi pertama.