Kecelakaan KLM Putri Kuning, Tiga Orang Belum Ditemukan
Kecelakaan laut yang menimpa KLM Putri Kuning di Selat Madura perairan Giligenting, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (19/7/2023), mengakibatkan dua penumpang meninggal dan tiga penumpang belum ditemukan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
Jalan masuk berupa jembatan kayu dari dermaga ke penginapan di Gili Genteng atau Pulau Sembilan, yang berlokasi di tenggara Pulau Madura. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Desa Bringsang, Kecamatan Gili Genteng, Kabupaten Sumenep, seperti pada Sabtu (21/11/2020).
SURABAYA, KOMPAS — Tim SAR terpadu sampai dengan Kamis (20/7/2023) petang masih melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap tiga penumpang Kapal Layar Motor Putri Kuning yang kecelakaan di Selat Madura perairan Giligenting, Sumenep, Jawa Timur.
Berdasarkan pembaruan informasi dari Kepolisian Resor Sumenep, Putri Kuning merupakan kapal niaga dengan tanda selar GT06 No.531/JWT 6. Kapal ini melayani rute Panarukan di Situbondo-Pulau Giliraja di Kecamatan Giligenting, Sumenep. Kapal diawaki tiga orang yang mengangkut sembilan penumpang dan membawa material bangunan berupa semen, asbes, kayu, dan air minum.
Kapal berangkat dari Panarukan pada Selasa (18/7/2023) sekitar pukul 23.00 WIB. Dalam perjalanan dan berada di perairan Giligenting, Rabu (19/7/2023) sekitar pukul 02.00 WIB, kapal terkena cuaca buruk dan diduga menabrak instalasi rig atau anjungan lepas pantai milik perusahaan minyak dan gas bumi. Kapal rusak dan tenggelam sehingga kru dan penumpang terombang-ambing.
Menurut Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Sumenep Ajun Komisaris Widiarti Sutioningtyas, kapal mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan dua penumpang meninggal dan tiga penumpang belum ditemukan.
Widiarti melanjutkan, korban meninggal ialah Sumarni (48), warga Jatisari, Klatakan, Kendit, Situbondo, dan Sima (57), warga Pacaron, Pasir Putih, Bungatan, Situbondo. Korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal di perairan Giligenting.
Pencarian akan dilanjutkan kembali besok atau Jumat (21/7/2023).
Korban yang belum ditemukan ialah Irianti (9), anak dari Sumarni, dan sepasang lelaki dan perempuan yang belum diketahui identitasnya. Keberadaan dua penumpang itu berdasarkan keterangan saksi-saksi atau korban yang selamat.
Adapun korban selamat ialah nakhoda Saruji (55), lalu kru Subairi (38) dari Banbaru, Giligenting, Sumenep. Selain itu, kru bernama Laili (34) dari Jember. Dari penumpang yang selamat ialah Dani (15) dari Banbaru, Sumenep, lalu dari Situbondo ialah Herik (25) dan Barwami (75) dari Kilensari, dan Jumarwi (78) dari Klatakan.
Secara terpisah, Kepala Kantor SAR Surabaya Muhamad Hariyadi menyatakan telah mengirim tim untuk bersama SAR terpadu tetap melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan penumpang KLM Putri Kuning. ”Kapal dengan manifest 10 orang itu tenggelam di perairan Giliraja setelah terempas ombak,” ujarnya.
Dibantu nelayan
Hariyadi mengatakan, tim SAR telah berupaya mencari korban atas nama Irianti (9) dan dua penumpang lainnya yang tidak tercantum dalam manifest. Pencarian dibantu unsur SAR dari nelayan atau warga sampai radius 5 kilometer dari lokasi kapal terempas ombak. Namun, ketiga korban sampai operasi sementara dihentikan pada Kamis petang belum ditemukan.
”Pencarian akan dilanjutkan kembali besok atau Jumat (21/7/2023),” ujar Hariyadi.
Sementara itu, Kontraktor Kontrak Kerja Sama Husky CNOOC Madura Limited (HCML) menyanggah informasi bahwa kecelakaan KLM Putri Kuning terjadi di wilayah platform MAC. Lokasi kecelakaan jauh dari anjungan HCML sehingga kapal yang diduga sarat muatan dan dihantam cuaca buruk itu diyakini tidak menabrak platform MAC.
”Kami menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa saudara kami yang menjadi korban kecelakaan KLM Putri Kuning,” kata Manajer Regional Office and Relations HCML Hamim Tohari secara tertulis yang diterima Kompas di Surabaya pada Kamis siang.
”Namun, perlu kami sampaikan bahwa berdasarkan kondisi di lapangan, tidak ada kejadian kapal menabrak platform MAC HCML,” ujar Hamim.
Koordinat lokasi kecelakaan yang sempat disampaikan oleh Kepolisian Resor Sumenep ternyata jauh dari anjungan dan sumur MAC. Selain itu, di anjungan ada aktivitas 130 anggota tim proyek penyelesaian MOPU. Dari tim tidak ada informasi di wilayah kerja itu terjadi kecelakaan laut yang melibatkan KLM Putri Kuning.