Surabaya Terus Sosialisasi Pencegahan Perundungan dan Edukasi Seksual
Pemerintah Kota Surabaya mendorong sosialisasi pencegahan perundungan dan kejahatan seksual dengan mengoptimalkan komunitas hingga pusat pembelajaran keluarga atau puspaga.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, berusaha mencegah kemunculan atau peningkatan kasus perundungan dan kejahatan seksual terhadap anak. Untuk itu, sosialisasi pencegahan terus didorong melalui aparatur dan komunitas ke sekolah dan lingkungan masyarakat.
Demikian diutarakan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surabaya Ida Widayati saat dihubungi pada Rabu (19/7/2023). Saat ini sedang berlangsung sosialisasi program ketahanan remaja untuk pencegahan perundungan, pergaulan bebas, dan kejahatan seksual.
Menurut Ida, program ketahanan remaja sebenarnya diinisiasi oleh komunitas Forum Anak Surabaya (FAS) dan Ikatan Persatuan Generasi Berencana (Insan Genre). Komunitas menyadari betapa penting pencegahan kasus kekerasan dan kejahatan terhadap anak untuk mewujudkan generasi penerus yang baik.
Modul ini dirancang oleh kami untuk mendorong perlindungan anak-anak dari kejahatan seksual. (Yusuf Masruh)
”Sosialisasi berlangsung dalam acara Goes To Puspaga,” kata Ida. Puspaga atau pusat pembelajaran keluarga merupakan unit bentukan pemerintah yang dapat dimaksimalkan oleh warga untuk mendorong perubahan dan peningkatan kualitas hidup.
Kehidupan keluarga
Di dalamnya, warga dapat menyampaikan aspirasi atau curahan hati tentang kehidupan keluarga untuk mendapatkan pendampingan guna perbaikan kehidupan berkeluarga. Puspaga telah dibentuk sampai di setiap balai rukun warga sehingga ada lebih dari 200 unit di ibu kota Jatim itu.
Ida melanjutkan, FAS dan Insan Genre memanfaatkan puspaga untuk sosialisasi kepada orangtua dan anak. Materi sosialisasi berupa pencegahan perundungan, pergaulan bebas, dan kejahatan seksual. Sosialisasi terutama kepada anak-anak cukup penting mengingat saat ini masih dalam awal masuk atau kembali bersekolah.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, jenjang sekolah dasar telah mendapatkan modul edukasi seksual yang mulai disosialisasikan kepada para murid dalam masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran 2023/2024. MPLS di jenjang SD berlangsung Senin- Kamis atau 17-20 Juli 2023.
”Modul ini dirancang oleh kami untuk mendorong perlindungan anak-anak dari kejahatan seksual,” kata Yusuf. Modul juga telah disesuaikan dengan kurikulum merdeka melalui proyek pendekatan profil pelajar pancasila (P5) sehingga para murid diharapkan peka dalam mengamati dan menyelesaikan masalah.
Yusuf melanjutkan, modul edukasi seksual juga disosialisasikan kepada orangtua dan wali dalam masa orientasi orangtua. Sosialisasi diharapkan meningkatkan kesadaran keluarga untuk mencegah terjadinya kejahatan seksual di lingkup keluarga dan lingkungan yang tidak terjangkau oleh pengawasan sekolah.