Pameran ”Tree of Life”, Melukis Pohon dan Merawat Kehidupan
Pameran lukisan ”The Tree of Life” digelar selama sebulan di Galeri Desa Kartun Purbalingga, Jawa Tengah. Lukisan karya Budi Setiyawan menyiratkan nuansa keceriaan dan harapan untuk pelestarian lingkungan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS - Sebanyak 25 karya lukisan Budi Setiyawan (48) asal Purbalingga, Jawa Tengah, dipamerkan di Galeri Cartoon Village Sidareja selama sebulan mulai Minggu (16/7/2023).
Warna-warna cerah dan tajam yang digoreskan Budi di atas lembaran kanvas dengan teknik pisau palet menghadirkan tema ”The Tree of Life”. Aura keceriaan dan harapan yang terpancar dari setiap lukisannya diwujudnyatakan pula lewat aksi nyata pembagian 188 bibit pohon bagi warga desa.
”Karya ini lahir dari keresahan bahwa sekarang pohon besar sudah jarang ditemui,” kata Budi di sela-sela pembukaan pameran tunggal di Kie Art Project Gallery di Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (16/7/2023).
Menurut Budi, pohon sebagai penghasil oksigen adalah sumber kehidupan yang harus terus dijaga supaya lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya bisa hidup dengan sehat.
”Dengan karya ini saya berharap orang-orang terbuka hatinya untuk ikut ikut menjaga lingkungan dan tanaman sebagai penghasil oksigen di bumi,” tutur Budi.
Budi menyampaikan, lukisan pohon bersama sosok anak-anak yang tengah bermain-main di bawah naungan ranting terinspirasi dari dinamikanya berjumpa dengan anak-anak dan remaja yang berkesenian mulai dari seni lukis, karawitan, tari, dan lain-lain di desa kartun ini.
”Tempat yang saya tinggali banyak melibatkan anak-anak dalam kegiatannya. Saya terinspirasi dari situ sehingga tercipta lukisan kolaborasi antara pohon dan anak-anak dengan nuansa keceriaan,” ujarnya.
Pada karya berjudul ”Akar Manis Pohon Kehidupan”, Budi melukiskan pohon besar dengan sosok anak kecil yang sedang angon bebek atau menggembalakan bebek.
Dalam lukisan ”Sejatining Jati 1-2” juga tersaji anak-anak yang sedang bermain jungkat-jungkit, bola, juga bunga di bawah naungan pohon. Selain itu, ada pula lukisan ”The Balancing Life 1 dan 2” di mana terdapat puluhan anak bersantai ria bergelantungan pada hammock yang tersusun rapi di sela-sela pohon yang menjulang tingggi.
Founder Kie Art Projects Slamet Santosa menyampaikan, seniman Budi Setiyawan memiliki pola pikir yang berkembang menyatu dengan kehidupan perdesaan yang dikelilingi banyak pohon besar dan asri.
”Ini membuat dirinya masuk ke dalam zona transformasi, tidak hanya dalam kematangan berkarya, tetapi juga dalam spiritualitasnya kepada sesama dan alam,” kata Slamet.
Founder Kie Art Projects Gita Yohanna menambahkan, pameran tunggal ini juga dilengkapi aksi nyata pembagian 188 bibit tanaman, seperti pohon bodhi, pohon jati, matoa, damar, dan kayu putih untuk warga sekitar.
Menurut Gita, pohon bodhi dikenal sebagai pohon yang memproduksi oksigen termurni dan pohon jati melambangkan suatu kekuatan dan keindahan.
”Pohon kayu putih bisa hidup di tanah yang gersang dan subur. Ini bisa jadi role model yang baik untuk manusia untuk bisa survive dalam kondisi apa pun,” tutur Gita.
Sejumlah tamu undangan, mulai dari warga, seniman, dan pemerintah daerah setempat mengapresiasi pameran ini.
”Tanah yang sehat, bumi yang subur, mari kita jaga sebab secanggih apa pun teknologi manusia, tanpa persediaan tanaman pangan, manusia akan sirna,” kata Titut Edi Purwanto yang dikenal dengan Titut Cowong Sewu seniman dari Banyumas.