Gali Sejarah dan Kearifan Lokal lewat Kesenian Jawa Purba di Purbalingga
Seperti apa Seni Jawa Purba? Semua tersaji dalam Festival Kesenian Jawa Purba, 20 Agustus mendatang di Desa Sidareja, Purbalingga. Acara ini bisa menjadi sarana pengenalan sejarah dan kearifan lokal bagi generasi kini.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Kesenian Jawa Purba atau KJP ini akan meliputi napak tilas, malam kesenian, serta pertunjukan kebinekaan. Kegiatan ini diinisiasi para pemangku dan pegiat Desa Sidareja, Purbalingga, Jawa Tengah. ”Event ini akan berlangsung 21 jam, atau bisa mencapai atau 2 hari 1 malam karena ada sesi istirahat juga, dan dimeriahkan hampir seluruh kelompok seni dari desa ini. Sebanyak 12 kelompok seni dengan 228 pelakon seni bakal terlibat,” ujar Ketua Panitia KJP yang juga Pegiat Seni Kie Art, Slamet Santosa, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (11/8/2022).
Kata ”purba” dalam Kesenian Jawa Purba, menurut Slamet, diambil dari nama Purbalingga. Purba juga sebagai lambang penghormatan warga desa Sidareja kepada leluhur Kerajaan Galuh Purba yang merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa. Slamet menyebutkan, wilayah Purbalingga termasuk dalam area kekuasaan Kerajaan Galuh Purba pada 1-6 Masehi.
Penggagas konsep KJP, Gita Thomdean, yang juga pegiat Seni Kie Art, menyampaikan, KJP akan menyajikan pengalaman unik untuk kembali ke kapsul waktu suasana Jawa tempo dulu. ”Para pengunjung diminta berpakaian ala banyumasan atau bergaya jarit lancingan yang diadaptasi dari orang nderes atau mengambil air nira yang banyak dilakoni oleh para warga desa Sidareja di masa lampau,” ujar Gita.
Gita menambahkan, KJP terkemas dalam tiga tahapan seni pertunjukan, seperti Napak Tilas Jawa Purba dengan memperkenalkan beberapa tempat legenda desa seperti: Petilasan Batu Peninisan, Petilasan Batu Jaran; Malam Kesenian Jawa Purba; dan Pertunjukkan Kebhinekaan Jawa Purbanya. ”Salah satu tujuan diadakannya event Kesenian Jawa Purba adalah untuk mengingatkan kita bahwa manusia di masa kini tidak terlepas dari sejarah manusia terdahulu,” ujarnya.
Sebanyak 12 kelompok seni dengan 228 pelakon seni bakal terlibat.
Menurut Gita, Kesenian Jawa Purba juga ingin mengajak pengunjung dari luar kota untuk melihat budaya lokal yang diperlihatkan dari bahasa yang digunakan dengan bahasa ngapak atau panginyongan serta memperkenalkan bahwa bahasa yang dipergunakan oleh warga Desa Sidareja merupakan bahasa tertuanya di Jawa, dan tetap dilestarikan di desa ini.
Pada acara ini akan digelar pula Pameran Seni Rupa Anak Desa, Sajian Makanan Jawa Purba dengan mempertunjukkan beberapa makanan tradisional yang telah ada berabad-abad lamanya dan tertuliskan dalam beberapa prasasti, relief candi, pararathon, ataupun serat lainnya sehingga genarasi kini terbuka dan mengenal kembali warisan ini.
Kepala Desa Sidareja Suminto menyambut hangat event ini dan berharap memberikan efek domino yang baik bagi pelestarian budaya dan ekonomi masyarakat desa mengingat desa ini masih berstatus Zona Merah dalam perekonomian.