Untuk Pertama Kali, BPJS Kesehatan Akui RS Terapung
Jasa pelayanan di rumah sakit terapung dapat diklaim ke BPJS Kesehatan. Selama ini rumah sakit terapung memberi layanan kesehatan gratis bagi warga di pelosok negeri.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Demi melayani di wilayah pelosok, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bekerja sama dengan rumah sakit terapung yang selama ini telah memberi layanan kesehatan gratis hingga ke berbagai ujung negeri. Jasa pelayanan di kapal dapat diklaim ke BPJS Kesehatan.
Untuk pertama kalinya, kerja sama itu dimulai antara BPJS Kesehatan dan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga. Penandatanganan perjanjian kerja sama berlangsung di kapal tersebut yang sedang berlabuh di pesisir Teluk Kupang, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (16/7/2023) petang.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, kerja sama tersebut demi masyarakat di pelosok yang selama ini belum mendapatkan layanan kesehatan. Perjanjian kerja sama tersebut pun secara spesifik menyebutkan untuk daerah belum tersedia fasilitas kesehatan memenuhi syarat (DBTFMS).
Menurut Ghufron, sesuai tugas dan tanggung jawab, BPJS Kesehatan sebatas mengurusi kepesertaan. Sementara untuk infrastruktur layanan kesehatan, hal itu menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan hingga dinas kesehatan di level daerah. ”Bersama rumah sakit terapung ini BPJS Kesehatan merasa perlu hadir untuk mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
Secara teknis, lanjutnya, pelayanan di rumah sakit terapung itu dapat diklaim ke BPJS Kesehatan. Dengan kata lain, BPJS akan membayar jasa pelayanan yang diberikan kepada pasien. Layanan rumah sakit terapung dianggap setara dengan rumah sakit tipe C yang berada di wilayah daratan.
Ke depan, kata Ghufron, pihaknya akan terus menjajaki kerja sama dengan rumah sakit terapung lainnya yang juga selama ini melakukan pelayanan hingga ke pelosok negeri. Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang belum merasakan layanan kesehatan memadai.
Menurut Ghufron, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kini terus bertambah. Bertambahnya kepesertaan terus diikuti dengan perbaikan layanan kesehatan. Mengutip laman resmi BPJS Kesehatan, hingga akhir Juni 2023 lalu, jumlah peserta JKN lebih kurang 256,8 juta jiwa atau 92 persen dari jumlah penduduk.
Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga Agus Harianto mengatakan, setelah penandatanganan perjanjian kerja sama, kapal langsung berlayar menuju Pulau Rote di sisi selatan Kota Kupang. Rote merupakan pulau paling selatan di Indonesia. Seperti pulau terluar lainnya, fasilitas kesehatan di Rote juga masih terbatas.
Kapal dilengkapi berbagai fasilitas yang didukung 20 tenaga kesehatan, termasuk dokter spesialis. Mereka bekerja sebagai relawan tanpa gaji. Mereka melakukan berbagai tindakan hingga operasi besar. Selain itu ada juga deteksi dini penyakit jantung pada anak-anak dan berbagai layanan lain.
Menurut dia, rumah sakit terapung itu dibangun selama satu tahun sejak 2016 kemudian mulai beroperasi pada 2017. Biaya pengadaannya mencapai Rp 2 miliar. Sejak beroperasi, total sudah mendatangi 86 pulau. ”Untuk pelayanan pasien, operasi besar di kapal ini sudah lebih dari 2.500 orang,” kata Agus di ruang operasi.
Dalam satu tahun, kapal terus berlayar ke berbagai daerah pelosok. Waktu istirahat hanya ketika musim gelombang tinggi mulai Desember hingga April. Biaya operasional kapal dalam satu musim pelayaran terhitung Mei hingga November mencapai Rp 12 miliar. ”Kalau ditanya uangnya dari mana, jawabannya adalah berkat dari Tuhan. Ini adalah panggilan,” ucapnya.
Agus menuturkan, selama melayani masyarakat di pelosok, mereka sering mendapati banyak fakta yang menggugah nurani mereka untuk terus ada di sana. Contohnya, banyak pasien meninggal karena terlambat pertolongan. Ini lantaran jarak tempat tinggal pasien dengan fasilitas kesehatan terdekat dijangkau dengan waktu pelayaran yang cukup lama.
Bagi Agus, pengakuan BPJS Kesehatan terhadap pelayanan rumah sakit terapung merupakan langkah maju dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang menggodok peraturan menteri terkait rumah sakit terapung yang diharapkan akan memperkuat peranan rumah sakit terapung yang sudah beroperasi selama ini.
Kalau ditanya uangnya dari mana, jawabannya adalah berkat dari Tuhan. Ini adalah panggilan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT Ruth D Laiskodat mengapresiasi kerja sama BPJS Kesehatan dengan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga. Wilayah NTT yang terdiri atas pulau-pulau sangat membutuhkan kehadiran rumah sakit terapung.
Menurut dia, Pemprov NTT sempat mewacanakan pengadaan rumah sakit terapung. Sayangnya, rencana itu buyar akibat pandemi Covid-19. ”Anggaran tidak cukup lagi karena diperuntukkan bagi penanganan dampak Covid-19,” ucap Ruth.