Hujan Deras sejak Kemarin, Kota Padang Dilanda Banjir dan Longsor
Sejumlah titik di Kota Padang, Sumatera Barat, dilanda banjir dan longsor, Jumat (14/7/2023) pagi. Petugas pun mengevakuasi warga yang terjebak di dalam rumah dengan perahu karet. Hujan dipicu hujan deras sejak kemarin.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sejumlah titik di Kota Padang, Sumatera Barat, dilanda banjir dan longsor, Jumat (14/7/2023) pagi. Petugas pun mengevakuasi warga yang terjebak di dalam rumah dengan perahu karet. Hujan dipicu hujan deras sejak Kamis (13/7/2023) sore.
”Saat ini, Kota Padang merata banjir. Mulai dari Kecamatan Padang Selatan, Padang Barat, Koto Tangah, Nanggalo, itu sudah banjir. Paling parah di Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, sampai dua meter,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Al Banna, Jumat pagi.
Menurut Al Banna, titik banjir terparah di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam berada di Jalan Parak Jambu Indah dan sekitarnya. Banjir mencapai setinggi dua meter sejak pukul 04.00. Banyak warga pun terjebak di dalam rumah.
Pantauan Kompas di sekitar lokasi tersebut, Jumat pagi, petugas BPBD, dinas pemadam kebakaran, dan lainnya tengah mengevakuasi warga yang terjebak di rumah dengan perahu karet. Ketinggian air di jalan mencapai 1,5 meter.
”Di Parak Jambu, sudah 25 warga kami evakuasi. Itu baru data pukul 07.30. Sekarang masih berlangsung. Paling banyak anak-anak, selain juga warga lansia dan perempuan,” ujar Al Banna.
Di kawasan Parak Jambu dan sekitarnya itu, kata Al Banna, setidaknya ada 200 rumah terendam. Adapun data secara keseluruhan rumah terdampak di Kota Padang masih dihimpun.
Al Banna menjelaskan, pemicu banjir di Kota Padang adalah tingginya intensitas hujan sejak Kamis sore. Hal itu memicu aliran sungai dan kali meluap. Di Parak Jambu ada dua sungai/kali yang meluap, yaitu Banda Sirah dan Maransi. Selain itu, saluran drainase yang tersumbat sampah juga turut andil memicu banjir.
Selain banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di Padang, seperti di kawasan Bukit Gado-Gado, Seberang Padang, dan jalan arah ke Teluk Bayur. Untuk longsor parah di Bukit Gado-Gado, kata Al Banna, petugas BPBD tidak bisa mengakses lokasi sehingga ditarik mundur. ”Sekarang tim Dinas PUPR sudah jalan ke sana,” ujarnya.
Bobi (38), warga di perumahan sekitar Parak Jambu, mengatakan, banjir masuk ke rumahnya sejak pukul 03.00. Sekitar pukul 06.00, ketinggian air di dalam rumah mencapai sepinggang atau 80-90 cm, sedangkan di halaman rumah sekitar seleher atau 1,5 meter.
Bobi bersama istri dan tiga anaknya yang masih kecil, termasuk bayi, terkurung di rumah. Anak-anak mereka dudukkan di atas meja yang relatif tinggi di rumah, sedangkan ia dan istri berendam sampai pagi. Keluarganya kemudian dievakuasi dengan perahu karet sekitar pukul 09.00.
Semua barang-barang Bobi, seperti sepeda motor, televisi, kulkas, alat elektronik lainnya, dan pakaian, terendam dan ditinggal di rumah begitu saja. ”Kami bawa baju sehelai yang ada di badan saja,” katanya.
Menurut Bobi, sejak keluarganya tinggal di perumahan itu tahun 2018, baru kali ini ia mengalami banjir sebesar ini. Sebelumnya, saat hujan deras, memang terjadi banjir, tetapi tidak separah ini. ”Biasanya air cuma sebetis (15-20 cm) di dalam rumah,” ujarnya.
Ikas Mayulis (54), warga lainnya, mengatakan, banjir masuk ke rumahnya sejak pukul 04.00. Ketinggian air di rumah sepinggang atau 80-90 cm. Ia bersama suami dan anaknya terpaksa meninggalkan rumah. ”Benda-benda sudah berantakan di rumah. Kulkas rebah, kompor gas terbenam, lemari hancur, tempat tidur terendam,” katanya.
Kami bawa baju sehelai yang ada di badan saja.
Menurut Ikas, selama ini rumahnya aman dari banjir. Meskipun rumah tetangga terbenam saat hujan deras, rumah Ikas selamat. Namun, sekarang rumahnya ikut terdampak banjir. Ia tidak tahu dari mana datangnya banjir kali ini. Ikas berharap pemerintah bisa mencarikan solusi agar tidak terjadi lagi banjir di kawasan itu.