Kebun Bunga di Tomohon Pun Telah Berlistrik
Pada 2021, PT PLN datang ke kebun-kebun bunga di Tomohon dengan program CSR berupa pemasangan sambungan baru dengan daya 900 VA khusus untuk melistriki kebun bunga. Petani pun bisa menghemat biaya energi di kebun.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F07%2Fe9edff61-978a-4215-b4e7-a7f058ded69c_jpg.jpg)
Piet Pungus (72), petani bunga, meninjau bunga-bunga yang tumbuh di rumah kaca miliknya di bilangan Kakaskasen, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
Dengan penuh semangat, Piet Pungus (72) menuntun kami ke sebuah rumah kaca alias greenhouse di kebun bunga milik keluarganya. Letaknya di lereng Kelurahan Kakaskasen Satu, Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Sebuah tongkat ia gunakan untuk memantapkan tapaknya yang mulai sedikit tertatih.
Begitu pintu rumah kaca dibuka, membentang jajaran beribu tangkai tanaman berdaun hijau yang tingginya boleh jadi mencapai 1 meter. Di ujungnya, kuncup-kuncup bunga yang masih kecil mulai merekah. ”Ini sebulan lagi sudah mekar, bisa dipanen buat TIFF,” kata Piet, mengacu pada Festival Bunga Internasional Tomohon (Tomohon International Flower Festival/TIFF), pada Jumat (7/7/2023) siang itu.
Tanaman-tanaman tersebut tak lain adalah bunga krisan (Chrysanthemum), bunga yang diusung Tomohon dalam upaya menobatkan diri menjadi ”Kota Bunga”. Sebagian tanaman yang tumbuh di greenhouse kebun keluarga Piet bunganya berwarna kuning, penanda varietas kulo asli Tomohon.
Piet mengatakan, ada lebih kurang 18.000 tangkai bunga yang telah ia sediakan untuk menyongsong TIFF. Secara teknis, bunga itu adalah milik Kelompok Tani Sangkor yang ia pimpin. Namun, semua anggota kelompok itu, sembilan orang jumlahnya, adalah keluarganya sendiri.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F07%2F50cd86db-d3f2-43c4-8435-8184a21c3682_jpg.jpg)
Piet Pungus (72), petani bunga, meninjau bunga-bunga yang tumbuh di rumah kaca miliknya di bilangan Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
”Saya sudah punya pengalaman, mengurus kelompok itu rumit. Mau samakan keinginan itu sulit. Jadi, saya pikir, sama keluarga saja, lebih gampang diatur. Kalau opa so bicara, semua menurut,” ujarnya berkelakar.
Untuk menyambut TIFF, Kelompok Tani Sangkor sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah kota. Dari 18.000 tangkai bunga yang ditanam, setidaknya 15.000 akan dipasok untuk kebutuhan festival bunga. Kebutuhan utamanya adalah untuk mendekorasi mobil hias (float) yang akan berparade di pusat kota pada 12 Agustus 2023.
Baca juga: Sambut Festival Bunga Internasional, Petani Tomohon Siapkan Ratusan Ribu Tangkai Bunga
Dari rapat-rapat bersama panitia TIFF, lanjut Piet, ada 35 kelompok tani bunga di Tomohon yang menjadi pemasok TIFF. Kebutuhan total bunga, terutama krisan, diperkirakan 400.000 tangkai, dengan 300.000 di antaranya untuk mendekorasi 30 float. Tiap float memerlukan sedikitnya 10.000 tangkai.
Piet, yang pernah menjadi Ketua DPRD Tomohon periode 2005-2010, mengatakan, MoU itu sangat penting untuk mengunci komitmen petani bunga dalam menyukseskan TIFF. Apalagi, festival itu setiap tahun masuk dalam daftar 110 Karisma Event Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang menjadi prioritas pemerintah.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F07%2F7595a7ec-3175-43ab-9e1e-19fe7b238c43_jpg.jpg)
Beragam varietas bunga krisan tumbuh di rumah kaca milik Herry Rumondor (55) di bilangan Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
”Embrio dari TIFF itu adalah Tomohon of Flower yang dibuat tahun 2008. Acara ini kemudian didukung tiga peraturan daerah. Jadi, tak peduli siapa pun wali kotanya, akan konsisten melakukan kegiatan ini. Daerah lain ada yang punya acara seperti ini, tapi tidak didukung pemerintah pusat seperti di Tomohon,” tuturnya.
Berkat komitmen legal dalam bentuk peraturan daerah pula, festival ini menjadi sarana pemerintah untuk memberdayakan petani bunga lokal. Petani berpeluang mendapatkan harga beli Rp 3.500 per tangkai.
Makanya, kami harus siasati agar pembungaannya nanti tepat waktu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Tomohon Yudhistira Siwu mengatakan, pihaknya berharap tidak perlu ada ”impor” dari daerah lain. ”Makanya, sejak jauh-jauh hari kami sudah perhitungkan kebutuhannya,” ujarnya.
Oleh karena itu, petani bunga di Tomohon kini sedang harap-harap cemas, tak terkecuali Piet. Bunga mereka harus sudah mekar dan bisa dipanen paling lambat pada 9-10 Agustus, dua-tiga hari sebelum pelaksanaan parade bunga.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F07%2F323d9feb-02c3-4e33-ba2f-fb7d9194de0f_jpg.jpg)
Spanduk acara Tomohon International Flower Festival di bilangan Tomohon Tengah, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
”Bisa saja sudah lewat tanggal TIFF, tapi masih kuncup. Ada juga yang sebelum tanggalnya sudah gugur. Itu repot. Makanya, kami harus siasati agar pembungaannya nanti tepat waktu. Ada nutrisi yang biasa dipakai untuk itu,” papar Piet.
Normalnya, masa pengembangan bunga adalah empat bulan. Agar tepat waktu, salah satu siasat petani adalah penggunaan lampu setiap malam selama sebulan pertama masa tanam.
Itulah mengapa setiap rumah kaca di Tomohon yang menaungi bunga memiliki 20-30 lampu LED (diode pemancar cahaya). Piet mengatakan, fungsi lampu adalah untuk merangsang bunga agar cepat tumbuh menjulang. Lampu harus dinyalakan selama setidaknya enam jam setelah matahari terbenam.
Ada satu rumah kaca yang didedikasikan untuk pengembangan tanaman penghasil bibit.
”Ada juga yang nyala semalaman, terserah pemiliknya. Tapi hanya boleh satu bulan pertama. Kalau lewat, dia akan tumbuh tinggi terus, tapi lama berbunga karena nutrisinya terpakai untuk tumbuh ke atas,” ucap Piet yang sudah terlibat dalam TIFF sejak 2008.
Dalam kasus Kelompok Tani Sangkor, lampu juga sangat krusial dalam pembudidayaan. Piet menyebutkan, ada satu rumah kaca yang didedikasikan untuk pengembangan tanaman penghasil bibit atau yang lebih dikenal petani dengan istilah mother. Lampu di dalamnya harus menyala selama 12 jam sehari sejak matahari tenggelam hingga terbit lagi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F13%2Ff5c6f576-9249-4510-8c29-5e0b5977ca7e_jpg.jpg)
Piet Pungus (72), petani bunga, meninjau bunga-bunga yang tumbuh di rumah kaca miliknya di bilangan Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
Untuk kebutuhan itu, Piet menarik kabel listrik dari rumahnya ke area kebun. Ia sudah menjadi pelanggan listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan daya 5.500 volt ampere (VA), jauh di atas rata-rata pelanggan rumahan.
Untungnya, pada 2021, PT PLN datang dengan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) berupa pemasangan sambungan baru dengan daya 900 VA khusus untuk melistriki kebun kelompoknya. Program CSR bernama ”Electrifying Agriculture” (Elektrifikasi Agrikultur) itu diberikan kepada beberapa kelompok tani dengan total anggaran Rp 78,2 juta.
Baca juga: Demi Umur Panjang Tambak Udang
Sejak itu, kata Piet, kelompoknya dapat menghemat biaya listrik untuk kebun. “Biasanya, saya beli pulsa Rp 100.000 untuk dua hari. Begitu ada yang 900 VA, Rp 100.000 bisa empat hari. Jadi, memang ada penghematan yang cukup besar. Kalau dari produktivitas, tetap sama,” ungkapnya.
Mantan Ketua Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Tomohon itu pun menilai, kehadiran listrik PLN sangat krusial untuk menopang produktivitas petani, yang kemudian juga menopang keberhasilan TIFF. Petani tak perlu mencari sumber energi lain, seperti genset yang butuh banyak sekali biaya untuk membeli bensin atau solar.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F13%2F8837488c-f1bf-4a47-ae37-8d2439ef8c9a_jpg.jpg)
Piet Pungus (72), petani bunga, menunjukkan meteran listrik di pondok kebun kelompok taninya di Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
Hal yang sama dirasakan Herry Rumondor (55), petani bunga di Kelurahan Kakaskasen. Dia melihat besarnya potensi bunga di Tomohon sehingga dia tak keberatan pensiun dari pekerjaan kantorannya di Jakarta 10 tahun lalu.
Dengan sambungan listrik PLN, ia dapat menanam 35.000 tangkai bunga di tiga rumah kaca. Untuk TIFF 2023, ia telah menyediakan 12.500 tangkai bunga untuk memenuhi kebutuhan festival. ”Sekarang harga beli dari petani belum ditentukan, tapi biasanya bisa Rp 3.500 per tangkai. Sebenarnya lebih bagus kalau dinaikkan karena ini event khusus,” katanya.
Herry mengaku sempat lupa mematikan lampu setelah masa tanam bulan pertama lewat. Kini, kuncup bunga di greenhouse yang ia khususkan untuk persiapan TIFF belum semuanya muncul. Ia pun tetap optimistis, bunga bisa dipanen mendekati hari-H.
Program Electrifying Agriculture dapat memastikan petani tak perlu menggunakan excess energy (energi turah) seperti genset.
Di pihak lain, PT PLN melalui Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo (UID Suluttenggo) mengadakan program CSR demi meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis agrikultur petani. Itulah mengapa, selain pemasangan gratis, petani juga mendapatkan layanan renovasi rumah kaca gratis, diberi peralatan lampu, serta dibuatkan sistem irigasi yang memadai.
Kehadiran PLN ini pun tak hanya bermanfaat saat TIFF, tetapi juga dalam bisnis bunga di Tomohon secara umum. Dengan program ”ElectrifyingAgriculture”, kelebihan pasokan listrik di sistem interkoneksi Sulut dan Gorontalo bisa termanfaatkan. Dari daya mampu sekitar 678 megawatt (MW), beban puncak baru mencapai 428 MW.
Menurut Asisten Manajer Komunikasi dan StakeholderPLN UIW Suluttenggo Andre Wowor, program ”ElectrifyingAgriculture” dapat memastikan petani tak perlu menggunakan excess energy (energi turah) seperti genset.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F07%2F4eed8b70-17f1-44c5-8d77-16ee32de7ed8_jpg.jpg)
Herry Rumondor (55), petani bunga, meninjau bunga-bunga yang tumbuh di rumah kaca miliknya di bilangan Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
Program ini telah diwujudkan dalam beragam bentuk, salah satunya stasiun penyedia listrik kapal sandar (SPLiKS) di Pelabuhan Manado. Hal ini membuat pengusaha kapal dapat menghemat biaya operasional selama bersandar.
Di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, PT PLN juga telah melistriki tambak-tambak udang di sepanjang Teluk Tomini. Ada pula sistem penerangan dan irigasi di kebun-kebun buah naga di Luwuk.
Baca juga: Warga Tomohon Rayakan Festival Bunga Bersama Menteri Pariwisata
Sementara itu, Yudhistira Siwu, Kepala Dinas Pariwisata Tomohon, mengatakan, PT PLN tak hanya terlibat dalam keseharian petani bunga, tetapi juga dalam pelaksanaan TIFF. Perusahaan setrum negara itu rutin menjadi peserta parade bunga dengan menyediakan float.
Dengan kolaborasi berbagai pihak, ia pun berharap TIFF kali ini bisa mendatangkan 300.000 wisatawan, lebih banyak daripada tahun 2022 yang sebanyak 232.000 wisatawan menurut analisis Kemenparekraf. ”Tahun ini kami harap bisa lebih meningkat,” katanya.