Sambut Festival Bunga Internasional, Petani Tomohon Siapkan Ratusan Ribu Tangkai Bunga
Petani bunga di Tomohon telah menanam bunga sejak tiga bulan lalu sehingga bisa dipanen tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan saat TIFF. Acara tahunan tersebut diharapkan dapat menghadirkan 300.000 wisatawan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Piet Pungus (72), petani bunga, meninjau bunga-bunga yang tumbuh di rumah kaca miliknya di bilangan Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
TOMOHON, KOMPAS — Petani bunga di Tomohon, Sulawesi Utara, telah menanam bunga sejak tiga bulan lalu sehingga bisa dipanen tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan saat Tomohon International Flower Festival yang diperkirakan mencapai 400.000 tangkai. Acara tahunan tersebut diharapkan dapat menghadirkan 300.000 wisatawan.
Pada Jumat (7/7/2023), puluhan rumah kaca yang tersebar di wilayah Kakaskasen, Tomohon Utara, tampak dipenuhi bermacam jenis bunga yang batangnya sudah tinggi, tetapi kelopak bunganya masih kuncup. Hampir semua bunga tersebut sudah ditanam sejak April oleh para petani yang terbagi dalam 35 kelompok.
Sembilan anggota Kelompok Tani Sangkor di Kelurahan Kakaskasen Satu, misalnya, menanam 15.000 tangkai bunga di dua rumah kaca. Piet Pungus (72), ketua kelompok tersebut, mengatakan, bunga-bunga sudah dapat dipanen beberapa hari sebelum pelaksanaan Tomohon International Flower Festival (TIFF) pada 8-12 Agustus 2023. Puncak acara, yaitu parade kendaraan hias (float), akan diadakan pada hari terakhir.
”Jenis bunga yang paling dibutuhkan adalah krisan (Chrysanthemum). Kami sudah tanda tangan di atas meterai, bersedia menyukseskan TIFF dengan menjaminkan semua bunga yang kami tanam untuk keberhasilan event itu. Jadi biarpun ada orang tawarkan harga lebih bagus, kami tetap tidak akan jual ke sana,” kata Piet.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Piet Pungus (72), petani bunga, meninjau bunga-bunga yang tumbuh di rumah kaca miliknya di Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023). Sebanyak 400.000 tangkai bunga disediakan 35 kelompok tani bunga untuk Tomohon International Flower Festival.
Selain itu, petani diminta menyediakan lebih banyak bunga standar, yaitu bunga yang diameternya lebar karena tumbuh sebagai satu-satunya bunga di satu batang tumbuhan. Ini berbeda dari tumbuhan yang bercabang banyak sehingga diameter bunganya lebih kecil.
”Yang bunga standar itu mau dipakai untuk menutupi seluruh permukaan float. Ukurannya harus relatif sama sehingga jumlahnya harus dominan dari yang kami sediakan. Itu kami lakukan dengan proses pinching, yaitu mencabut cabang-cabang kuncup bunga dan menyisakan satu yang di atas,” kata Piet.
Kendati begitu, bibit bunga yang ia alokasikan untuk TIFF adalah hasil budidaya sendiri serta pembelian dari pemasok bibit di Jawa Timur. ”Ada bibit dari pemerintah, tetapi terlambat dibagikan. Tidak sempat kalau mau dipakai untuk siapkan TIFF,” kata Piet.
Harga bunga
Hingga kini Piet belum mengetahui harga per tangkai yang ditetapkan pemerintah. Namun, dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, petani biasanya mendapatkan harga normal pasaran, yaitu Rp 3.500 per tangkai.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Herry Rumondor (55), petani bunga, meninjau bunga-bunga yang tumbuh di rumah kaca miliknya di bilangan Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
Herry Rumondor (55), petani bunga di Kelurahan Kakaskasen, juga telah menanam 12.500 bunga untuk persiapan TIFF. Ia memperkirakan ada potensi gagal panen 10-20 persen sehingga total panen paling sedikit adalah 10.000 tangkai.
Sekalipun tak bertindak sebagai anggota kelompok tani, Herry mengatakan, dirinya telah mendapat pesanan dari panitia TIFF. ”Sudah ada koordinasi dengan dinas. Mereka sudah cek karena mereka tetap butuh bunga supaya tidak perlu impor dari daerah lain. Tetapi, sampai saat ini saya belum tahu kuota bunganya berapa,” katanya.
Meski harga beli pemerintah belum diumumkan, Herry berharap petani bisa mendapatkan tawaran yang lebih menguntungkan. Dengan begitu, para petani bisa punya insentif lebih untuk terlibat aktif bagi kesuksesan TIFF.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Tomohon Yudhistira Siwu mengatakan, panitia akan menyediakan paling banyak 30 float. Satu kendaraan hias membutuhkan lebih kurang 10.000 tangkai bunga sehingga kebutuhan untuk parade saja mencapai 300.000 tangkai. Ditambah kebutuhan dekorasi lain, kebutuhan diestimasikan mencapai 400.000 tangkai.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Spanduk acara Tomohon International Flower Festival (TIFF) dipajang di bilangan Tomohon Tengah, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
”Saat ini kami juga dalam tahapan konfirmasi peserta parade untuk menyediakan float. Ada dari BUMN, perbankan, pemerintah daerah, ada juga dari swasta. Kami juga mengharapkan ada perwakilan dari negara-negara sahabat yang ikut seperti tahun-tahun sebelumnya, misalnya dari Amerika Serikat,” katanya.
Kami akan dorong kelayakan homestay sehingga nanti dampak TIFF bisa langsung dirasakan masyarakat. (Yudhistira Siwu)
Menurut rencana, hanggar untuk pembangunan float akan dibangun di kompleks Balai Perbenihan, Perbibitan, dan Agrowidya Wisata Tomohon mulai pekan depan. Di sana semua pekerjaan, dari menyusun kerangka float hingga dekorasi, akan berlangsung, yaitu sejak 5 Agustus hingga hari pelaksanaan.
Untuk itu, Dinas Pariwisata Tomohon juga telah mengadakan pelatihan dekorasi yang diikuti 60-an dekorator. ”Terakhir kami mengadakan pelatihan tahun 2017. Kami bikin lagi supaya para dekorator lebih kompeten. Kami ingin buat paradenya lebih menarik,” kata Yudhistira.
Sebagian besar dekorator berasal dari kalangan petani bunga. Mereka anggota Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Sulut yang kemudian direkomendasikan oleh pengurus untuk ikut pelatihan.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Beragam varietas bunga krisan tumbuh di rumah kaca milik Herry Rumondor (55) di bilangan Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (7/7/2023).
Adry Mangimbulude (50), salah satu peserta pelatihan, mengatakan, para peserta diingatkan lagi tentang segala aspek dekorasi pada hari pelaksanaan acara serta dilatih untuk lebih kreatif. Namun, ia tak khawatir karena sudah sering terlibat dalam TIFF tahun-tahun sebelumnya.
”Kami sesuaikan dengan desain yang diberikan peserta parade bunga. Bentuknya seperti apa, apa ada patung, kami tinggal menyesuaikan. Tahun lalu pun float punya Badan Pusat Statistik Sulut yang saya hias bisa masuk lima besar yang terbaik,” kata Adry.
James Mogi (54), peserta lain, mengatakan, dirinya nanti bertugas merekrut tenaga kerja dekorasi dan perangkai bunga. Jadi, para peserta pelatihan akan menjadi mandor dekorasi float. ”Biasanya butuh lebih dari 20 orang,” ujarnya.
Dengan persiapan ini, Yudhistira berharap TIFF yang masuk dalam 110 Karisma Event Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa menjadi magnet bagi 300.000 wisatawan, naik dari 232.000 wisatawan pada tahun sebelumnya. Menurut dia, sektor perhotelan di Tomohon sudah siap menyambut wisatawan dengan ketersediaan 300-400 kamar hotel.
”Ada juga banyak homestay (penginapan) yang sekarang masih kami inventarisasi. Kami akan dorong kelayakan homestay sehingga nanti dampak TIFF bisa langsung dirasakan masyarakat,” katanya.