Setelah Dicari Selama 30 Jam, Korban Perahu Terbalik di Kalteng Ditemukan
Perahu terbalik di Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah, menyebabkan satu orang meninggal dunia. Petugas butuh waktu lebih kurang 30 jam yang akhirnya menemukan korban.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Selama 30 jam melakukan pencarian, petugas dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Palangkaraya akhirnya menemukan satu korban perahu kayu terbalik di Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah. Dari sembilan penumpang, delapan orang berhasil selamat dan satu orang meninggal dunia.
Korban yang ditemukan meninggal dunia itu bernama Malki (30) asal Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Koordinator Lapangan Basarnas Kota Palangkaraya Rizali menjelaskan, pihaknya membutuhkan waktu 30 jam untuk mencari korban tenggelam.
Malki ditemukan meninggal dunia pada Minggu (9/7/2023) dini hari tadi. Tim Basarnas mengevakuasi jenazah korban dari Sungai Kahayan lalu menyerahkannya kepada pihak keluarga.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Palangkaraya AA Ketut Alit Supartana menjelaskan, peristiwa terbaliknya perahu kayu itu terjadi pada Jumat (7/7/2023) malam. Ia menduga cuaca ekstrem menjadi salah satu faktor perahu tersebut terbalik.
Delapan orang berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke tepian. Namun, satu orang lagi tidak berhasil diselamatkan karena cuaca saat itu hujan angin dan terjadi pada malam hari. Menurut Ketut, warga yang membantu korban selamat kesulitan melakukan pencarian Malki dan baru melaporkan ke pihaknya sekitar Sabtu (8/7/2023) pagi.
”Semua penumpang saat itu berencana pulang seusai bekerja. Mereka sepakat untuk menggunakan transportasi air sungai karena lebih cepat meski sebenarnya bisa melalui dengan jalur darat,” kata Ketut.
Ketut menambahkan, seusai mendapatkan laporan dari warga, pihaknya langsung membentuk tim untuk melakukan pencarian. Selain Basarnas Kota Palangkaraya, tim gabungan itu beranggotakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau, ERP (Mergency Renponse Palangkaraya), keluarga korban, dan masyarakat sekitar.
Tim tersebut dibekali 1 perahu karet, 1 set Aqua Eye, 1 set mesin pencarian bawah air, peralatan navigasi, peralatan komunikasi, peralatan selam, dan alat pendukung lainnya.
Pencarian dimulai dari titik kejadian perahu terbalik, yakni di Sungai Kahayan, tepatnya di Desa Hanua Ramang, Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. ”Setelah lebih kurang 30 jam, akhirnya korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Ketut.
Ia menambahkan, korban ditemukan lebih kurang 1,5 kilometer dari titik kejadian perahu terbalik. Korban ditemukan dalam keadaan sudah mengapung di permukaan sungai dalam posisi tubuh telungkup.
”Dengan telah ditemukannya korban dalam kondisi meninggal dunia dan telah dievakuasi ke rumah korban, secara resmi operasi pencarian ini dinyatakan ditutup dan semua unsur SAR yang terlibat dikembalikan ke kesatuannya masing-masing,” ujar Ketut.
Dalam catatan Kompas, peristiwa kali ini merupakan peristiwa perahu terbalik kedua di tahun ini selama cuaca ekstrem melanda. Sebelumnya, pada Juni 2023, seorang warga juga ditemukan meninggal dunia setelah perahu kayunya terbalik di Sungai Barito, wilayah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
”Cuaca peralihan musim ini memang berbahaya. Kami terus mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati saat melintas di sungai, apalagi jika tidak memiliki peralatan keselamatan lebih baik jangan melintas,” kata Ketut.