Warga masih menempati sejumlah lokasi pengungsian di Lumajang pascabencana longsor dan luapan aliran lahar Gunung Semeru. BBPBD Lumajang menyebut, kebutuhan mereka telah tercukupi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menyatakan, kebutuhan bagi para penyintas bencana banjir lahar hujan dan longsor di wilayah itu telah tercukupi. Layanan penyembuhan trauma juga mulai diberikan kepada para penyintas.
Berdasar data BPBD Kabupaten Lumajang, hingga Minggu (9/7/2023) siang, terdapat 1.038 warga yang mengungsi. Mereka menempati 18 pengungsian yang tersebar di beberapa desa.
Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menetapkan status tanggap darurat selama dua pekan seusai banjir lahar dan longsor. Hal itu bertujuan mempercepat penanganan darurat di lokasi terdampak.
”Sejauh ini kebutuhan sudah mencukupi, baik peralatan maupun makanan. Stok logistik tetap disediakan,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang Teguh Atma Pambudi saat dihubungi dari Malang, Minggu.
Teguh mengatakan, sampai sekarang, belum bisa dipastikan apakah jumlah pengungsi akan terus bertambah atau justru berkurang. Sebab, hal itu bergantung pada kondisi cuaca. Di beberapa pengungsian, jumlah pengungsi memang bertambah. Namun, di lokasi lain, ada pula yang jumlahnya berkurang.
”Di beberapa lokasi, jika siang hari, mereka kita ajak melakukan pembersihan di lingkungan masing-masing yang terdampak. Namun, istirahatnya juga tetap di pos pengungsian. Mereka belum kembali ke rumah untuk menghindari hal tidak diinginkan jika sewaktu-waktu cuaca memburuk,” ucapnya.
Cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan longsor dan luapan aliran lahar Gunung Semeru di Lumajang pada Jumat (7/7/2023). Tercatat 3 korban meninggal, 5 rumah rusak, 5 jembatan putus, dan masing-masing satu tanggul penahan dan dam jebol. Wilayah terdampak ada di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Pasirian, dan Pasrujambe.
Pada Minggu ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga meninjau Posko Pengungsian di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Dalam kesempatan itu, Khofifah memberikan suntikan semangat kepada ratusan pengungsi yang didominasi oleh warga Sumber Kajar.
Dia juga memberikan bantuan sosial berupa 200 paket sembako serta bantuan spesifik bagi warga lanjut usia dan ibu menyusui sebanyak 200 paket. Didampingi Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Adhy Karyono, Khofifah juga memeriksa dapur umum guna memastikan ketersediaan dan kelayakan makanan. Dalam sehari, petugas dapur umum menyiapkan 3.000 bungkus makanan bagi pengungsi.
Dalam kunjungan itu, Khofifah meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan panik karena semua kebutuhan para pengungsi telah disiapkan. Dia juga mengimbau pengungsi tetap tenang meski tetap meningkatkan kewaspadaan.
”Saat ini utamakan keselamatan dan ikuti instruksi dari pihak petugas agar aman dan selamat,” ujar Khofifah yang pada kesempatan itu memberikan bantuan secara langsung santunan total Rp 30 juta rupiah kepada ahli waris korban meninggal.
Tak hanya kebutuhan pokok, Khofifah juga meninjau kegiatan trauma healing atau penyembuhan trauma di tenda Pos Layanan Dukungan Psikososial (LDP). LDP melayani anak-anak, lansia, serta ibu hamil dan menyusui.
Sejauh ini kebutuhan sudah mencukupi, baik peralatan maupun makanan. Stok logistik tetap disediakan.