Terpikat Pesona Pulau Banyak Aceh Singkil
Pulau-pulau itu memiliki keindahan dan keunikan masing-masing. Misalnya, Pulau Panjang memiliki pantai yang landai dan ombak yang tenang, sehingga sangat cocok untuk lokasi wisata keluarga.
Gugusan pulau di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, menyimpan pesona bahari yang alami. Keberadaan pulau konservasi penyu dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil menambah nilai jual untuk wisatawan. Pemkab Aceh Singkil tidak boleh menyia-nyiakan potensi itu.
Rasa lelah perjalanan selama tujuh jam via jalur darat ditambah tiga jam pelayaran terbayar sudah saat tiba di Pulau Rangit, Kecamatan Pulau Banyak, Selasa (4/7/2023), petang. Minar Simatupang (26) dan Nikita Simatupang langsung naik ke puncak mercusuar. Di atas mercusuar setinggi 35 meter itu mereka dengan bebas menyaksikan keindahan samudra.
Setelah puas berfoto di atas mercusuar, mereka melanjutkan pelesiran ke Pulau Panjang. Saat tiba di Pulau Panjang, matahari kian condong ke barat. Mereka beruntung dapat menyaksikan sunset.
Mereka mendirikan tenda di tepi pantai. Suara debur ombak dan desau angin membelai nyiur menemani tidur malam itu.
Baca juga: Wisata Konservasi Jadi Andalan Aceh Singkil
Bersama matahari terbit mereka bangun, lalu berjalan ke arah 100 meter ke pantai sebelah. Di sana mereka dapat menyaksikan sunrise. Inilah kelebihan Pulau Panjang, pengunjung dapat melihat matahari tenggelam dan matahari terbit.
”Pemandangan sangat bagus, saya takjub. Keindahan Pulau Banyak setara dengan Belitung. Natural dan sangat tenang,” kata Minar.
Minar dan Nikita adalah wisatawan dari Sumatera Utara. Alasan memilih Pulau Banyak sebagai lokasi liburan selain karena pesona laut yang alami, biaya yang dihabiskan juga tidak terlalu tinggi. Mereka membeli paket wisata tiga hari dua malam seharga Rp 1,1 juta per orang.
”Menurut saya, itu murah sekali. Kalau kami pergi sendiri (tidak beli paket), mungkin biayanya lebih besar,” kata Minar.
Minar, yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar itu, telah lama ingin bermain ke Pulau Banyak. Keindahan laut yang masih alami menjadi satu-satunya alasan dia harus ke sana.
Namun, dia sedikit kecewa karena menemukan sampah plastik di tengah laut dan pelayaran ke pulau-pulau tanpa dibekali baju pelampung, dia khawatir terjadi kecelakaan.
”Semoga keindahan pantai dijaga dari sampah dan untuk pelayaran dilengkapi dengan baju pelampung. Jangan tunggu ada kecelakaan baru dibenahi,” ujar Minar.
Kepulauan Banyak adalah anugerah bagi Kabupaten Aceh Singkil. Terdapat 63 pulau di sana, tetapi hanya sebagian kecil yang didiami oleh penduduk. Adapun jumlah penduduk Kecamatan Kepulauan Banyak dan Kepulauan Banyak Barat 7.707 jiwa.
Baca juga: Melihat Aceh dari Singkil
Pulau-pulau itu memiliki keindahan dan keunikan masing-masing. Misalnya, Pulau Panjang memiliki pantai yang landai dan ombak yang tenang sehingga sangat cocok untuk lokasi wisata keluarga. Sementara bagi yang suka berselancar, pergilah ke Ujung Lolok dan Pulau Bangkaru. Dengan ketinggian ombak mencapai 5 meter ini adalah lokasi yang cocok untuk berselancar.
Khusus bagi Pulau Bangkaru, Anda bisa menemukan keunikan lain, yakni melihat penyu-penyu bertelur. Hampir setiap malam penyu-penyu naik ke pantai untuk bertelur. Namun, Pulau Bangkaru termasuk dalam wilayah lindung, Taman Wisata Alam Laut.
Zubaidah, salah seorang wisatawan asal Banda Aceh, mengatakan, Pulau Banyak menawarkan keindahan pantai kelas wahid. Dia mengunjungi pulau-pulau kecil menggunakan kapal kayu. Pada malamnya, mereka berkemah di Pulau Palambak.
Jika tidak mau berkemah, pengunjung dapat menginap di losmen yang dikelola warga. Harganya berkisar Rp 75.000 hingga Rp 350.000 per bulan. Jika punya biaya lebih besar, pengunjung bisa bermalam di bungalow dengan tarif Rp 600.000 hingga Rp 1 juta per malam.
Namun, saat berada di Pulau Banyak, dia kesulitan mendapatkan kuliner khas. Meski sebagai daerah penghasil ikan, sulit menemukan sajian ikan-ikan segar. ”Padahal kuliner salah satu pemikat wisatawan. Seharusnya warga mulai mengelola sektor kuliner juga,” kata Zubaidah.
Baca juga: Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Singkil Tinggi, Kantong Utama di Perkebunan Sawit
Zubaidah juga melihat pantai-pantai di Pulau Banyak didominasi oleh pohon kelapa. Namun, nyaris tidak ada warung di desa-desa yang menyediakan minuman kelapa muda. Zubaidah menilai warga belum memanfaatkan hasil alam sebagai bagian dari komoditas wisata.
Genjot promosi
Wisata alam Pulau Banyak telah dikenal sejak lama. Meski termasuk daerah yang sukar dijangkau, setiap tahun puluhan ribu wisatawan berlabuh ke sana. Namun, saat pandemi Covid-19 melanda Pulau Banyak cenderung sepi, bahkan kunjungan wisatawan asing nihil.
Setelah pandemi Covid-19 mereda, aktivitas wisata di Pulau Banyak kembali bergeliat. Wisatawan kembali berdatangan ke sana. Pada 2022, saat pintu masuk dari luar negeri dibuka, Aceh Singkil dikunjungi 272 wisatawan asing.
Untuk menarik banyak wisatawan, Pemkab Aceh Singkil meningkatkan promosi dan mengadakan banyak event wisata. Tahun ini, mereka mengadakan Festival Pulau Banyak yang digelar pada 4-8 Juli 2023 yang dipusatkan di Pulau Balai. Rangkaian kegiatan dalam festival itu meliputi jelajah pulau-pulau kecil, menanam mangrove, pelepasan penyu, lomba memancing, hingga pembersihan pantai. Festival Pulau Banyak diikuti 500 orang.
Penjabat Bupati Aceh Singkil Marthunis mengatakan, wisata bahari dan konservasi menjadi andalan wisata Aceh Singkil.
Marthunis mengatakan, sejak dulu Kepulauan Banyak menjadi tujuan utama para wisatawan ke Aceh Singkil. Sempat sepi selama pandemi Covid-19, wisata di tempat itu kini mulai bergairah lagi. Pulau Palambak, Pulau Haloban, dan Pulau Panjang termasuk lokasi yang paling banyak dikunjungi.
Marthunis mengatakan, salah satu kendala pengembangan wisata Aceh Singkil adalah akses yang sulit. Dari Banda Aceh, ibu kota provinsi, daerah itu harus ditempuh melalui jalan darat 14 jam perjalanan. Adapun dari Medan dapat ditempuh 7 jam. Belum ada layanan pernerbangan ke Aceh Singkil.
”Kami telah mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan agar membantu pembenahan bandara supaya ada penerbangan,” kata Marthunis.
Pembukaan jalan alternatif dari Aceh Selatan melintasi Kecamatan Kuala Baru belum rampung. Padahal, jika jalur ini rampung jarak tempuh bisa lebih dekat.
Layanan pelayaran dari Singkil ke Pulau Banyak kini jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2020, Pemprov Aceh membeli tiga kapal penumpang untuk membangun koneksi antarpulau. Salah satu dari tiga kapal ro-ro yang diberi nama Kapal Aceh Hebat 3 dioperasikan pelayaran Singkil-Pulau Banyak.
Baca juga: Wisata Alam, Pilihan Segar di Kala Pandemi
Marthunis menambahkan, saat ini kontribusi sektor wisata untuk pendapatan daerah belum optimal. Namun, dia optimistis jika dikelola dengan baik, wisata akan menjadi salah satu sektor unggulan daerah.
Apa yang disampaikan Marthunis telah dirasakan oleh warga di Pulau Banyak. Sektor wisata menjadi sumber penghasilan selain dari sektor perikanan. Misalnya, Desa Pulau Baguk yang memiliki usaha wisata yang dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDes). Dalam sebulan, pendapatan kotor mencapai Rp 200 juta. Sebanyak 23 warga dipekerjakan di sana.
Kepala Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Hardi, menuturkan, saat musim liburan tiba, pertengahan dan akhir tahun jumlah pengunjung meningkat tajam. Semakin ramai wisatawan, semakin besar pula perputaran uang di sana.
”Kami yakin wisata akan menjadi sumber ekonomi baru buat desa kami, selain dari perikanan,” kata Hardi.
Baca juga: Bangkitkan Industri Pariwisata, Kawasan Wisata Alam Dibuka
Sekretaris Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Aceh Satiman mengatakan, kekuatan wisata Pulau Banyak terletak pada keindahan laut yang masih alami. Namun, menurut Satiman, akses ke Aceh Singkil harus dibuka lebar agar wisatawan mudah berkunjung.
”Jadwal kapal ke Pulau Banyak harus ditambah minimal sehari sekali. Bandara juga perlu diaktifkan,” kata Satiman.
Dia juga menilai kreativitas warga masih rendah sehingga sangat minim pusat kuliner dan pusat penjualan oleh-oleh. Dia mendorong para pihak untuk meningkatkan sumber daya warga di sana.
Meski demikian, pesona Pulau Banyak memang layak dijual kepada wisatawan nusantara dan mancanegara.