BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang sampai lebat masih berpotensi terjadi dalam satu pekan ke depan. Jumlah korban meninggal dalam bencana alam di Bali juga bertambah.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan hujan masih berpotensi terjadi dalam satu pekan ke depan. Hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Bali.
Melalui siaran pers BMKG, yang dirilis dari Jakarta, Sabtu (8/7/2023), Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, terdapat beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal yang masih berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan untuk satu pekan ke depan. Pemicunya antara lain aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang ekuator seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia.
Selain itu, terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia, yang dipicu adanya pola sirkulasi di sekitar wilayah Samudra Pasifik utara Papua Barat.
Dinamika atmosfer itu dinilai dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan secara tidak langsung meningkatkan potensi curah hujan tinggi. Terkait perkembangan dinamika atmosfer tersebut, BMKG menyebutkan potensi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat masih dapat terjadi dalam satu pekan ke depan di sejumlah wilayah di Indonesia, mulai dari wilayah Sumatera Utara sampai di wilayah Papua.
Terkait kondisi cuaca tersebut, pihak PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, mengeluarkan imbauan kepada calon penumpang agar menyesuaikan waktu ketibaannya di bandara dengan jadwal keberangkatannya.
Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga mengimbau calon penumpang, yang akan bertolak melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, agar lebih awal datang ke bandara untuk menghindari terjadinya kepadatan lalu lintas ke bandara.
Sementara itu, upaya pencarian korban bencana tanah longsor di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, sejak Jumat (7/7/2023), membuahkan hasil. Satu orang korban terakhir, yaitu remaja berusia 15 tahun, akhirnya ditemukan dalam pencarian tim SAR gabungan pada Sabtu (8/7).
Dengan demikian, seluruh korban tertimbun tanah longsor, yang berjumlah tiga orang, di Desa Tribuana, Karangasem, sudah ditemukan dengan kondisi dua orang meninggal dan satu orang selamat dengan mengalami cedera.
Jumlah korban meninggal akibat bencana alam di Bali bertambah menjadi empat orang. Tim SAR gabungan di Kabupaten Bangli, Sabtu (8/7), berhasil menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia akibat tertimbun material tanah longsor dan pohon di Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, pada Jumat.
Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Bangli disebutkan kedua korban meninggal tersebut adalah pasangan suami dan istri. Tim SAR gabungan di Kabupaten Bangli masih melanjutkan upaya penanganan dampak tanah longsor di lokasi.
Ada KMP Jatra II yang disiapkan ASDP (Samsi)
Bencana alam, yang melanda sejumlah wilayah di Bali, juga mengakibatkan kerusakan akses dan sarana umum. Di Kabupaten Klungkung, misalnya, jembatan penghubung antara Klungkung dan Karangasem di Dusun Apet, Desa Selat, Klungkung, mengalami longsor dan terputus sejak Jumat (7/7) akibat tergerus luapan sungai Tukad Unda.
Ketika meninjau ke lokasi jembatan di Desa Selat, Sabtu (8/7), Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengimbau warga agar tetap berhati-hati dan mewaspadai dampak cuaca ekstrem.
Akses
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengatakan, prosedur membuka atau menutup jalur penyeberangan di Bali diberlakukan dengan mengikuti parameter keselamatan pelayaran.
Kepada Kompas di Bali, Sabtu (8/7), Samsi menyebutkan, pihak pengelola pelabuhan penyeberangan, khususnya di penyeberangan Jawa–Bali, sudah menyiapkan kapal tambahan untuk mengantisipasi kenaikan volume kendaraan yang akan menyeberang. ”Ada KMP Jatra II yang disiapkan ASDP,” kata Samsi.
Perihal itu juga disampaikan General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Syamsudin. Menurut Syamsudin, penyeberangan dari Ketapang, Banyuwangi, ke Gilimanuk, Jembrana, dan sebaliknya kembali dibuka. Untuk mengurai penumpukan kendaraan, yang akan menyeberang, ASDP memberlakukan pengendalian situasional dengan pengaturan penjualan tiket penyeberangan.
Adapun jalur utama Denpasar–Gilimanuk di Jembrana sudah dibuka kembali. Sebelumnya, akses utama dari Kota Denpasar ke Gilimanuk dan sebaliknya, dari Gilimanuk ke Kota Denpasar, ditutup akibat banjir pada Jumat (7/7).
Perihal itu diterangkan Kepala Polres Jembrana Ajun Komisaris Besar I Dewa Gde Juliana, yang dihubungi pada Sabtu (8/7). Dewa menambahkan, personel Polres Jembrana masih berjaga dan memonitor di lapangan meskipun jalur utama di Jembrana itu sudah dibuka sejak Jumat.