Tim Indonesia Mendominasi Kompetisi Mobil Hemat Energi di Sirkuit Mandalika
Tim-tim Indonesia mendominasi ajang Shell Eco-marathon Asia 2023 di Sirkuit Internasional Mandalika. Dari 66 tim yang lolos tahap inspeksi, 42 di antaranya berasal dari Indonesia.
PRAYA, KOMPAS — Ajang Shell Eco-marathon di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, telah melewati tahap inspeksi atau pemeriksaan teknis. Selain itu, lomba kategori kendaraan urban concept juga telah dimulai. Tim-tim Indonesia tampak mendominasi kompetisi mobil hemat energi tersebut.
Tahap inspeksi dimulai sejak Selasa (4/7/2023) hingga Jumat (7/7/2023) siang. Sebanyak 75 tim tercatat mengikuti inspeksi, baik pada kategori prototipe maupun urban concept.
Kategori prototipe ditujukan untuk kendaraan ultra-efisien, ringan, yang umumnya memiliki tiga roda dan dirancang untuk mengurangi resistensi dan memaksimalkan efisiensi.
Adapun kategori urban concept difokuskan pada efisiensi energi dalam desain kendaraan roda empat layaknya mobil penumpang konvensional yang dirancang untuk penggunaan di jalan raya.
Baca juga: Putar Otak, Utak-atik Mobil demi Kembali Juara
Direktur Teknik Shell Eco-marathon Paul Jhonson mengatakan, total ada 13 tahapan dalam inspeksi teknik yang dilakukan terhadap kendaraan rancangan peserta.
”Semua tahapan yang dilakukan dalam inspeksi teknis adalah untuk memastikan kendaraan yang turun ke trek, baik pengemudi maupun kendaraannya, dalam keadaan aman,” kata Paul, Jumat siang lalu.
Lihat juga: Rancang Bangun "Mobil Hijau" ala Mahasiswa di Ajang Shell Eco Marathon Asia 2023
Jika lolos inspeksi, para peserta bisa mengikuti tahap berikutnya, yakni membawa kendaraan atau mobil ke lintasan untuk latihan dan berlomba.
Dari 75 tim yang tercatat, 66 tim lolos tahap inspeksi. Indonesia mendominasi dengan total 42 tim pada tiga kelas energi, yakni mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), sel bahan bakar hidrogen, dan baterai listrik.
Dari 42 tim tersebut, 25 tim berasal dari kategori prototipe. Tim-tim itu adalah Nakoela Universitas Indonesia, Rakata Institut Teknologi Bandung, Tawang Alun Universitas Jember, Bengawan Universitas Sebelas Maret, Malem Diwa Proto Universitas Syiah Kuala, Mandalika Desantara Go Universitas Mataram, Mekatronic Team 3 Universitas Muhammadiyah Malang, serta Sembayung Team Universitas Riau di kelas energi ICE.
Di kelas sel bahan bakar hidrogen, tim yang lolos adalah Antasena Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Bumi Siliwangi Team 2 Universitas Pendidikan Indonesia.
Baca juga: Benih Inovator Industri Kendaraan Masa Depan
Adapun di kelas energi baterai listrik, tim yang lolos adalah Semar Proto Universitas Gadjah Mada, Batavia Generation Team Universitas Negeri Jakarta, Imei Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Semeru Team I Universitas Negeri Malang, Bima Cakrawangsa Universitas Negeri Surabaya, ECRC Ababil Universitas Muhammadiyah Surakarta, Antawirya EV Universitas Diponogor, dan Gatotkaca Universitas Islam Indonesia.
Selain itu, ada juga tim Khad Eco Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Krakatoa-Ev Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, NgeBUTS Universitas Teknologi Sumbawa, Proto Universitas Muhammadiyah Pontianak, Sriwijaya Eco Universitas Sriwijaya, dan Tunas Autron Politeknik Negeri Malang.
Sementara itu, 17 tim Indonesia akan beradu di kategori urban concept. Pada kelas ICE, ada tim ITS Team Sapuangin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Garuda UNY Eco Universitas Negeri Yogyakarta, Antawirya Universitas Diponogoro, Garnesa Racing Team Universitas Negeri Surabaya, Batavia Gasoline Team Universitas Negeri Jakarta, dan Team Horas Universitas Sumatera Utara.
Selain itu, ada Semeru Team II Universitas Negeri Malang dan UART Nagapasa Institut Teknologi Nasional Malang. Sementara itu, di kelas sel bahan bakar hidrogen, hanya ada satu wakil Indonesia, yakni Semar Urban Universitas Gadjah Mada.
Indonesia mendominasi dengan total 42 tim pada tiga kelas energi.
Adapun di kelas energi baterai listrik, ada 12 tim, yakni Apatte62 Brawijaya Team 1 Universitas Brawijaya, Titen Universitas Jember, Weimana Universitas Udayana, Mekantronic Team 1 Universitas Muhammadiyah Malang, Bumi Siliwangi 4 Universitas Pendidikan Indonesia, Malem Diwa Urban Universitas Syiah Kuala, Arjuna Universitas Indonesia, dan Rasena Universitas Airlangga.
“Rasanya cukup senang dan lega (karena lolos). Kalau tidak lolos inspeksi teknis kami enggak bisa kompetisi,” kata Manajer Tim Horas Universitas Sumatera Utara Christofer David. Dia menambahkan, untuk kompetisi pada Sabtu (8/7/2023) ini, timnya akan memaksimalkan sistem pengereman agar tidak ada kendala.
Cukup memuaskan
Pada Jumat sore, juga mulai berlangsung lomba atau kompetisi untuk kategori urban concept pada semua kelas energi. Saat kompetisi, para peserta harus menyelesaikan sejumlah putaran.
Mereka kemudian diperingkat berdasarkan kategori kendaraan dan kelas energi. Hal itu untuk mengetahui peserta dengan efisiensi bahan bakar terbaik. Juara diberikan kepada tim teratas di setiap kategori kendaraan dan sumber energi.
Untuk sementara, tim-tim Indonesia mendominasi di lomba kategori urban concept. Di kelas energi ICE, ITS Team Sapuangin mencatat hasil terbaik dengan 363 km per liter. Posisi kedua hingga keempat ditempati Garuda UNY Eco Team I Universitas Negeri Yogyakarta, Antawirya Universitas Diponogoro, dan Garnesa Racing Team Universitas Negeri Surabaya.
Kemudian pada kelas sel bahan bakar hidrogen, Semar Urban Universitas Gadjah Mada mencatat hasil 276 kilometer/meter kubik. Semar Urban bersaing dengan tim Hyd12ogen dari Nanyang Technological University dan TP Eco Flash Temasek Polytechnic.
Adapun di baterai listrik, dari enam tim yang telah mulai lomba, seluruhnya berasal dari Indonesia. Posisi pertama ditempati Apatte62 Brawijaya Team 1 Universitas Brawijaya dengan yang mencatat 162 kilometer per kWh dari satu kali percobaan.
Sementara posisi kedua hingga keenam ditempati Titen Universitas Jember, Weimana Universitas Udayana, Mekatronic Team 1 Universitas Muhammadiyah Malang, Bumi Siliwangi 4 Universitas Pendidikan Indonesia, dan Malem Diwa Urban Universitas Syiah Kuala.
Posisi tersebut masih berpotensi berganti. Hal itu karena semua tim belum menyelesaikan seluruh kesempatan menguji kendaraannya.
”Sementara cukup memuaskan. Baru sekali percobaan, kami memang ingin lakukan percobaan kedua tetapi sedikit terlambat. Besok akan memanfaatkan sisa tiga kesempatan yang tersisa. Targetnya bisa 170 km per kWh,” kata Manajer Tim Apatte62 Brawijaya Team 1 M Dilan Linoval.
Dilan menambahkan, agar bisa meraih hasil optimal, timnya akan mengecek sejumlah bagian kendaraan, seperti bobot kendaraan, ban, dan sistem kelistrikan. Selain itu, tim itu juga akan merapikan bagian lainnya sehingga tidak terjadi kebocaran yang menyebabkan kesalahan.