Putar Otak, Utak-atik Mobil demi Kembali Juara
Tim-tim asal Indonesia yang tahun lalu menjuarai Shell Eco-marathon Asia di Mandalika menargetkan bisa mempertahankan gelar. Namun, itu tidak mudah karena mereka harus meningkatkan berbagai aspek mobil rancangannya.
Tim asal Indonesia yang menjadi juara di Shell Eco-marathon Asia 2022 Mandalika ingin mengulang kemenangannya tahun ini. Namun, hal itu tidak mudah. Mereka harus memutar otak dan mengutak-atik mobil ramah energi yang dibawa ke Mandalika dengan sebaik mungkin.
Hujan deras mengguyur Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kamis (6/7/2023) pukul 10.00 Wita. Namun, kondisi itu tidak menyurutkan antusiasme tim peserta Shell Eco-marathon Asia 2023.
Sambil menunggu hujan reda, mereka yang telah datang beberapa jam sebelumnya melanjutkan aktivitas di garasi masing-masing. Hari itu ada yang masih harus mengikuti inspeksi atau pemeriksaan teknis. Peserta lainnya mulai ke tahap berikutnya, yakni sesi latihan.
Agar bisa latihan hingga balapan pada Sabtu-Minggu besok, mereka harus lolos inspeksi terlebih dahulu. Inspeksi tidak mudah. Peserta harus lolos di 12 poin pemeriksaan.
Lihat juga: Rancang Bangun "Mobil Hijau" ala Mahasiswa di Ajang Shell Eco Marathon Asia 2023
Semua benar-benar mempersiapkan diri, baik tim-tim debutan yang baru pertama kali ambil bagian maupun yang telah ikut sejak tahun lalu, termasuk para juara bertahan.
Pada Shell Eco-marathon Asia 2022 Mandalika, tim Indonesia mendominasi gelar juara, baik kategori prototype maupun urban concept.
Kategori prototype ditujukan untuk kendaraan ultra-efisien, ringan, yang umumnya memiliki tiga roda dan dirancang untuk mengurangi resistensi dan memaksimalkan efisiensi.
Kami bisa mengoptimalkan efisiensi tenaga yang diperlukan motor untuk nyala. Juga bagaimana kita bisa menyesuaikan strategi kemudi dengan trek Mandalika. (Adzim Mardiansjah)
Sementara kategori urban concept difokuskan pada efisiensi energi dalam desain kendaraan roda empat layaknya mobil penumpang konvensional yang dirancang untuk penggunaan di jalan raya.
Di kategori prototype, Nakoela Team dari Universitas Indonesia menjadi juara pada mesin pembakaran dalam. Selain itu, pada baterai listrik dimenangi oleh Semar Proto Universitas Gadjah Mada dan pada sel bahan bakar hidrogen diraih Appate Elang Perkasa Team 2 Universitas Brawijaya.
Di kategori urban concept, Garuda UNY Eco Team dari Universitas Negeri Yogyakarta meraih gelar juara di mesin pembakaran dalam serta Arjuna Team Universitas Indonesia di baterai listrik. Adapun untuk sel bahan bakar hidrogen dimenangi tim TP Eco Flash dari Temasek Polytechnic Singapore.
Semakin ketat
Dibandingkan tahun lalu, pada 2023 jumlah peserta bertambah. Pada 2022, Shell Eco-marathon di Sirkuit Mandalika diikuti 49 tim dari 9 negara. Sementara tahun ini jumlah peserta meningkat menjadi lebih dari 70 tim dari 13 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Bertambahnya jumlah peserta otomatis membuat persaingan semakin ketat. ”Tim dari China dan Thailand menjadi saingan terkuat di prototype mesin pembakaran dalam (internal combustion engine). Keunggulan mereka di teknologi, terutama pabrikasi dan manufaktur mobil sudah berbeda,” kata Rayhan Danendra, Manajer Nakoela UI Team, Universitas Indonesia.
Baca juga: Puluhan Tim dari 13 Negara Ikuti Kompetisi Mobil Hemat Energi di Sirkuit Mandalika
Rayhan mengatakan, timnya berusaha untuk mengejar tim-tim dari negara tersebut. Namun, karena terkendala teknologi, kadang masih ada satu-dua masalah. Meski demikian, menurut dia, hal itu tidak menjadi halangan. Timnya terus berupaya meningkatkan kualitas mobil rancangannya.
”Kami setiap tahun sudah pasti melakukan peningkatan. Tahun ini, kami merombak bagian transmisi. Kami menggunakan sistem clutch (kopling), termasuk juga aerodinamika,” kata Rayhan yang merupakan mahasiswa semester VII Teknik Mesin UI ini.
Perombakan itu tidak sembarang dilakukan, tetapi berdasarkan studi literasi dengan membaca jurnal, riset, dan berbagai simulasi.
Berbagai upaya itu membuat tim Nakoela percaya diri bisa mencapai target 1.200 kilometer per liter, meningkat dari catatan tahun lalu yang membawa mereka menjadi juara, yakni 905,2 km/liter.
Tim Semar Proto Universitas Gadjah Mada juga ingin mempertahankan gelar juara yang mereka raih tahun lalu. Menurut Manajer Tim Semar Proto UGM Adzim Mardiansjah, mereka mempersiapkan diri selama lebih dari delapan bulan.
Menurut Adzim, mobil yang mereka bawa sama dengan yang menang tahun lalu, tetapi telah mengalami peningkatan dari segi kontrol motor.
”Kami bisa mengoptimalkan efisiensi tenaga yang diperlukan motor untuk nyala. Juga bagaimana kita bisa menyesuaikan strategi kemudi dengan trek Mandalika,” kata Adzim.
Selama delapan bulan, tambah Adzim, timnya rutin melakukan uji coba setiap minggu. Hal itu membuat mereka cukup percaya diri bisa mengalahkan saingan terbesar di proto listrik, yakni tim dari China.
”Saat inspeksi kemarin, kami masuk dua kali dan langsung lolos. Masalahnya hanya pada perisai angin sebelah kiri yang rusak. Tetapi, di mesin dan lainnya langsung lolos,” kata Adzim.
Tidak kirim tim
Sementara itu, Universitas Brawijaya (UB) tahun ini memang tidak mengirim tim yang tahun lalu keluar sebagai juara. Namun, tim Apatte62 Tim 1 Universitas Brawijaya yang akan berlomba di kelas urban listrik siap mempertahankan gelar juara bagi kampusnya.
Manajer Tim Apatte62 Tim 1 UB M Dilan Noval mengatakan, sepanjang November 2022 hingga Juni 2023, timnya melakukan banyak pengembangan.
”Pengembangan itu mulai dari badan mobil. Di sini kami membawa kendaraan dengan sasis atau kerangka dasar baru. Juga bobot lebih ringan dari tahun sebelumnya. Kelistrikan sudah diperbarui, konsumsi efisien listrik lebih baru,” kata Dilan.
Lihat juga: Shell Eco-marathon Asia 2023 Mandalika Begins
Pengembangan yang dilakukan membuat efisiensi listrik mencapai 40 persen. Sementara bobot lebih ringan 50 persen. Hal itu setelah mereka mengganti komponen berat seperti bahan dari besi menjadi plastik.
”Kami optimistis karena segi persiapan, sumber daya manusia, dan teman-teman semangat. Perkembangan mobil yang kami rancang lebih tinggi dari tahun lalu sehingga targetnya juara,” kata Dilan.
Setelah lolos sesi inspeksi atau pemeriksaan teknis, peserta akan mengikuti sesi latihan. Seperti yang terpantau pada Kamis (6/7/2023), latihan dilakukan dengan mengendarai mobil ramah energi mengelilingi Sirkuit Mandalika yang panjangnya 4,31 kilometer. Adapun tahap inspeksi berlangsung hingga Jumat (7/7/2023) ini. Begitu juga dengan sesi latihan.
Sementara lomba akan berlangsung pada Sabtu dan Minggu. Saat kompetisi, para peserta harus menyelesaikan sejumlah putaran. Mereka kemudian diperingkat berdasarkan kategori kendaraan dan kelas energi. Hal itu mengetahui peserta dengan efisiensi bahan bakar terbaik. Gelar juara diberikan kepada tim teratas di setiap kategori kendaraan dan sumber energi.
Global General Manager Shell Eco-marathon Norman Koch menyebut, Shell Eco-marathon tidak hanya sekadar adu efisiensi, tetapi juga mengajarkan peserta untuk terus kreatif dan inovatif dengan melihat berbagai aspek.
Norman menilai, tim Indonesia termasuk salah satu yang memiliki potensi juara di Shell Eco-marathon 2023. Apalagi tim dari Indonesia memiliki prestasi mengagumkan dalam satu dasawarsa terakhir. Misalnya Tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia yang pada 2016 menjadi juara pada Shell Eco-marathon Drivers’ Championship di London, Inggris.
Pembuktiannya tentu akan dilihat pada akhir pekan ini. Berbagai pengembangan yang dilakukan membuka peluang tim juara bertahan asal Indonesia bisa kembali menang. Namun, tim-tim lain tentu tidak boleh diremehkan karena mereka juga membidik target yang sama.