Produktivitas Panen Jagung di Kabupaten Keerom Lampaui Standar Nasional
Kabupaten Keerom menjadi lokasi lumbung pangan pertama di Provinsi Papua yang berpotensi memenuhi kebutuhan jagung untuk kawasan timur Indonesia.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BIRO PERS, MEDIA DAN INFORMASI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo meninjau panen jagung perdana di lokasi Food Estate atau lumbung pangan komoditas jagung di Kampung Wambes, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023).
JAYAPURA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyatakan, Kabupaten Keerom di Papua berpotensi menjadi food estate atau lumbung pangan jagung di kawasan timur Indonesia karena produktivitas yang tinggi. Hasil panen jagung di Keerom melebihi standar nasional, yakni mencapai sekitar 7 ton per hektar.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo seusai meninjau panen perdana di area Food Estate jagung di Kampung Wambes, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Kamis (6/7/2023).
Dari pantauan Kompas, Presiden tiba di areal perkebunan jagung di Kampung Wambes pukul 15.40 WIT. Presiden didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Keerom Piter Gusbager saat meninjau lokasi tersebut.
Presiden disambut 70 petani setempat yang sedang panen perdana di areal kebun jagung seluas 2 hektar. Sebelumnya, Presiden secara simbolis memulai penanaman di lokasi tersebut saat mengunjungi Keerom pada 21 Maret 2023.
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Kawasan lumbung pangan jagung di Kampung Wambes, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023).
Presiden mengatakan, Keerom memiliki kondisi tanah yang subur. Hal ini terlihat dari penanaman jagung yang hanya memakan waktu tiga bulan, tetapi bisa menghasilkan panen hingga 7 ton per hektar. Hasil ini melebihi panen jagung dengan standar nasional yang sebanyak 5,6 ton per hektar.
Ia pun menuturkan, harga jual jagung di Keerom berkisar Rp 5.000-6.000 per kilogram. Para petani bisa meraih pendapatan hingga Rp 42 juta dengan hasil produksi 7 ton per hektar.
Diketahui luas areal tanam untuk komoditas jagung di Distrik Mannem mencapai 500 hektar. Lokasi yang telah dibersihkan untuk penanaman jagung mencapai 200 hektar.
”Keerom dapat memenuhi kebutuhan jagung untuk kawasan Indonesia timur jika potensi ini dikelola dengan baik. Sebab, produktivitas panen yang tinggi dan masyarakat akan berbondong-bondong ke sini karena bisa mendapatkan Rp 42 juta per hektar,” kata Presiden.
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Para petani melaksanakan panen perdana di kawasan lumbung pangan jagung seluas 2 hektar di Kampung Wambes, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023).
Presiden pun mengakui, masih terdapat hasil panen dengan kualitas belum baik karena penggunaan air yang terlalu banyak. Karena itu, penanaman jagung di areal yang menjadi lumbung pangan dilaksanakan secara bertahap dan tidak terburu-buru demi meraih hasil yang baik.
”Saya akan mengunjungi Keerom tiga bulan mendatang apabila hasil panennya baik. Menurut rencana, para petani akan memanen jagung di areal seluas 45 hektar,” ujarnya.
Saatnya petani jagung di Keerom memanfaatkan potensi alam ini untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya akan membantu Pemkab Keerom dengan menyediakan teknologi yang sesuai dengan kondisi alam setempat. Upaya lainnya adalah memberikan pelatihan proses budidaya jagung dan terus meningkatkan etos kerja petani setempat.
”Kami telah menyiapkan bibit jagung yang selektif dan pupuk untuk luas tanam hingga mencapai 1.000 hektar. Saatnya petani jagung di Keerom memanfaatkan potensi alam ini untuk meningkatkan kesejahteraannya,” kata Syahrul.
Bupati Keerom Piter Gusbager memaparkan, terdapat dua distrik (kecamatan) yang disiapkan untuk perkebunan jagung di Keerom, yakni Arso Timur dan Mannem. Potensi areal untuk komoditas jagung dan palawija di dua distrik ini mencapai 10.000 hektar.
Ia berharap dukungan pemerintah pusat agar dapat mewujudkan Keerom sebagai salah satu lumbung jagung untuk memenuhi kebutuhan di kawasan timur Indonesia. Total sekitar 1.000 petani yang dulu bekerja di tiga perkebunan sawit di Keerom terlibat dalam budidaya jagung.
”Keerom merupakan lumbung pangan pertama di wilayah Provinsi Papua. Sebanyak 60 persen dari penduduk Keerom bekerja sebagai petani. Selain itu, 32 persen dari Produk Domestik Regional Bruto Keerom dari sektor pertanian,” kata Piter.