Kalsel Dapat Bantuan Satu Helikopter untuk Penanggulangan Karhutla
Kalimantan Selatan mendapat bantuan satu helikopter untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Helikopter tersebut bisa digunakan untuk patroli dan operasi pemadaman.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Satu unit helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana diterjukan untuk patroli udara hingga pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan. Hingga Rabu (5/7/2023), tercatat 108 kejadian karhutla di Kalsel dengan luas mencapai 232,7 hektar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel M Pormadi Dharma mengatakan, helikopter BNPB tiba di Banjarbaru, Minggu (2/7/2023). Helikopter itu sebelumnya beroperasi di Kalimantan Tengah.
”Di Kalsel, ada kebutuhan mendesak untuk pemadaman lewat udara. Jadi, helikopter itu bisa digunakan untuk patroli udara dan untuk water bombing (pengeboman air),” katanya di Banjarbaru, Rabu.
Sejak tiba di Kalsel, menurut Pormadi, helikopter belum diterbangkan karena masih memerlukan pengecekan dan uji teknis. Selain itu, wilayah Kalsel dalam beberapa hari terakhir ini juga sedang diguyur hujan sehingga tidak terdeteksi adanya titik panas atau hotspot.
”Sesuai standar operasional prosedur, helikopter akan diterbangkan jika terdeteksi hotspot serta ada laporan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mengenai tingkat kemudahan terbakar berwarna merah atau sangat mudah terbakar,” ujarnya.
Berdasarkan data BPBD Kalsel sampai Rabu, ada 108 kejadian karhutla di Kalsel dengan luas mencapai 232,7 hektar. Dari 108 kejadian karhutla, 54 kejadian di Banjarbaru, 32 kejadian di Tanah Laut, dan 11 kejadian di Banjar. Adapun jumlah titik panas 2.558 titik.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor sudah mengajukan usulan bantuan helikopter untuk penanggulangan karhutla. Usulan itu diajukan ke BNPB karena Kalsel telah menetapkan status siaga darurat karhutla dan kekeringan mulai 22 Mei hingga 15 November 2023.
Dalam usulannya, Pemprov Kalsel meminta dukungan 10 helikopter untuk operasi udara penanggulangan karhutla. Dua helikopter digunakan untuk patroli karhutla dan delapan helikopter untuk pemadaman atau water bombing. Selain itu, Pemprov Kalsel juga mengusulkan bantuan hujan buatan dengan teknologi modifikasi cuaca.
”Bapak Gubernur dan kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat yang memberikan respons cepat dalam upaya bersama penanggulangan karhutla di Kalsel,” ucapnya.
Menurut Bambang, kegiatan teknologi modifikasi cuaca juga akan segera dilakukan di Kalsel. Kegiatan ini didukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
”Kami berupaya mencegah dan mengantisipasi karhutla mengingat di Kalsel akan ada perhelatan nasional Kemah Bela Negara yang berlangsung 10-16 Juli 2023 di Kiram Park, Kabupaten Banjar,” ujarnya.
Peserta Kemah Bela Negaradi Kalsel diperkirakan mencapai 1.702 orang dengan rincian 1.221 peserta utusan kwartir daerah (kwarda) se-Indonesia dan 481 peserta perwakilan kwartir cabang (kwarcab) se-Kalsel.
Bambang mengatakan, pihaknya rutin melakukan patroli, kegiatan komunikasi, informasi, edukasi, serta pembasahan lahan di sekitar lokasi Kemah Bela Negara. ”Dengan upaya ini, mudah-mudahan tidak ada hotspot di sekitar lokasi kegiatan nanti,” katanya.