Buruh dan Petani Desak Kebijakan Penyelamatan Karet Jambi
Dalam enam bulan terakhir, lebih dari 800 buruh pabrik karet di Jambi tak lagi bekerja. Ada yang dikenai PHK dan selebihnya terkena skema pensiun dini.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS - Buruh dan petani meminta kebijakan pemerintah daerah mengatasi lemahnya harga komoditas karet yang berkepanjangan di Jambi. Sebagian industri terkulai, diikuti gelombang pemutusan hubungan kerja, dan banyak kebun karet beralih fungsi.
Hal itu disampaikan para pihak dari hulu hingga hilir karet dalam pertemuan di Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Senin (3/7/2023).
”Kami berharap ada kebijakan khusus untuk menyelamatkan karet yang telah menjadi sandaran masyarakat seabad lebih,” ujar Masta Melda, Ketua Hukatan Provinsi Jambi, yang menjadi bagian dari Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia.
Ia menyebutkan, dalam enam bulan terakhir, sudah dua dari 11 pabrik karet tutup. Sebagian pabrik mulai mengurangi tenaga kerja dan jam operasionalnya.
Lebih dari 800 buruh pabrik karet di Jambi tak lagi bekerja. Ada buruh yang di-PHK. Ada pula yang masuk skema pensiun dini. Ada pabrik yang telah tutup dan sebagian besar lainnya menjalankan efisiensi melalui pengurangan tenaga kerja.
”Pelaku industri beralasan kesulitan bahan baku karena banyak kebun karet sudah beralih menjadi kebun sawit,” ucapnya.
Ia mendesak pemerintah mengambil langkah-langkah khusus demi menyelamatkan karet Jambi, misalnya dengan membuat kebijakan larangan alih fungsi lahan di sejumlah wilayah. Ia pun mendesak ada kebijakan peremajaan karet oleh pemerintah daerah. Sebab, sebagian kebun karet saat ini tak lagi produktif karena usia tua. Perlu juga kebijakan khusus kemitraan hasil panen dan pembenahan di pasar lelang untuk menghindari monopoli harga.
Ketua Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan (UPPB) Olah Karet Provinsi Jambi Susisno mengakui banyak petani karet kini beralih fungsi ke sawit. Hal itu disebabkan oleh harga jual karet di Jambi yang cenderung lebih rendah dibandingkan di daerah-daerah tetangga.
Harga jual karet di Jambi cenderung lebih rendah dibandingkan di daerah-daerah tetangga.
Akibatnya, banyak petani beralih menjual karetnya ke Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Banyaknya hasil panen dijual ke luar daerah, membuat pabrik lokal kesulitan bahan baku. ”Ini jadi seperti lingkaran setan dalam masalah karet,” katanya.
Susisno mendesak agar ada pembenahan menyeluruh, di antaranya penerapan bimbingan teknis bagi petani untuk menghasilkan karet yang baik. Peremajaan jangan dilakukan setengah-setengah. Jangan sebatas bantuan bibit, tetapi perlu diperlengkapi dengan program pemulihan lahan, penyediaan pembasmi penyakit alami, serta pupuk yang berkualitas.
Terlebih lagi dengan banyaknya tanaman karet diserang gugur daun dan jamur akar putih, banyak petani putus asa karena tak mampu mengendalikan. ”Kalau dilakukan peremajaan, harus menyeluruh dan total agar penyakit lama tak menyerang bibit karet yang baru,” ujarnya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agus Rizal mengatakan akan membentuk satuan tugas menangani persoalan itu. Tim akan mendalami masalah itu di lapangan dan bersama-sama mencarikan jalan keluar.
Di sisi lain, ia mendorong petani untuk kreatif di tengah kondisi harga karet yang lemah. Saat ini, karet di Jambi hanya bernilai Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram. Untuk menambah penghasilan, petani bisa menerapkan tumpang sari.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi Bahari menyebutkan telah meminta 11 industri karet di Jambi menyampaikan laporan mengenai kondisi usaha mereka. Ia menegur jika didapati ada perusahaan tak melapor PHK tenaga kerja.
”Saya meminta para pengusaha pengolahan karet ini secepatnya memberikan laporan kepada kami. Jangan sampai ada PHK yang tidak diketahui,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya meminta jangan sampai ada PHK. Ia mengimbau agar dilakukan efisiensi sehingga usaha dapat tetap berjalan.
Perwakilan pengusaha Karet, A Tamba, mengatakan, pengusaha karet ingin tetap bertahan. Sejumlah upaya telah dilakukan. Namun, ia pun mengusulkan agar para petani bisa menghasilkan karet dengan kualitas yang baik.