Secara kuantitas, kasus fatal akibat infeksi rabies terhadap manusia di Bali selama Januari sampai awal Juli 2023 lebih sedikit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengonfirmasi empat orang meninggal akibat terinfeksi rabies di Bali sejak awal 2023. Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga menyatakan vaksin rabies tersedia di fasilitas kesehatan dan dinas kesehatan daerah di Bali.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menyatakan, secara kuantitas, kasus fatal akibat infeksi rabies terhadap manusia di Bali selama Januari sampai dengan awal Juli 2023 lebih sedikit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pada Januari sampai dengan awal Juli 2023 tercatat empat kasus meninggal. Adapun pada periode yang sama tahun lalu terjadi 11 kasus meninggal akibat infeksi rabies di Bali. ”Menurun hampir 64 persen,” kata Anom, yang dihubungi pada Sabtu (1/7/2023).
Empat kasus meninggal akibat infeksi rabies tahun ini terjadi di Kabupaten Jembrana sebanyak dua kasus, di Kabupaten Buleleng terdapat satu kasus, dan di Kabupaten Badung sebanyak satu kasus.
Pihaknya juga mencatat terdapat 19.095 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR), terutama anjing, dengan jumlah kasus positif rabies sebanyak 300 kasus. Namun, tidak semua kasus gigitan tersebut berakibat fatal karena korban segera mendapatkan penanganan, termasuk pemberian vaksin rabies.
Anom menyatakan, kasus gigitan hewan penular rabies berakibat fatal karena korban gigitan tidak segera ditangani. ”Kasus meninggal itu belum sempat diberikan vaksin rabies setelah satu sampai tiga bulan terinfeksi,” kata Anom.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali menunjukkan, populasi anjing di Bali pada 2023 diperkirakan sebanyak 599.719 ekor. Ketersediaan vaksin rabies di Bali sampai Juni 2023 sebanyak 510.000 dosis. Sampai awal Juni 2023, program vaksinasi rabies di Bali dilaporkan sudah menjangkau sekitar 43,2 persen populasi hewan, khususnya anjing.
Akan tetapi, penularan rabies dari anjing ke hewan lain sudah ditemukan di salah satu banjar di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Baru-baru ini seekor kera peliharaan warga dinyatakan positif terinfeksi rabies setelah berkelahi dengan anjing liar. Kera itu kemudian menggigit warga setempat dan mengakibatkan dua orang terinfeksi rabies. Korban gigitan kera itu dilaporkan sudah mendapatkan penanganan dan memperoleh vaksin rabies.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Gede Eka Parta Ariana mengatakan, vaksinasi rabies terhadap hewan terus dijalankan di Tabanan.
Cakupan vaksinasi rabies di Tabanan dilaporkan sudah mencapai 54,88 persen dari estimasi populasi hewan, terutama anjing, yang mencapai 62.104 ekor. Masyarakat diharapkan aktif dan sadar untuk menjaga hewan peliharaan, termasuk memberikan vaksin rabies terhadap anjing atau kucing.
Dinas Kesehatan, lanjut Anom, juga terus menyosialisasikan penanganan awal terhadap gigitan hewan, terutama anjing, di antaranya segera mencuci luka dengan sabun dan air mengalir, lalu segera membawa korban ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat untuk mendapatkan vaksin rabies. Ketersediaan vaksin rabies dan serum antirabies masih mencukupi dengan jumlah stok secara total sebanyak 63.284 dosis vaksin rabies.