Hari raya Idul Adha 1444 Hijriah diharapkan menjadi momentum untuk memperkokoh persaudaraan di antara umat Islam, terlebih dalam menyongsong pemilihan umum serentak 2024.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Hari raya Idul Adha 1444 Hijriah diharapkan menjadi momentum untuk memperkokoh persaudaraan di antara umat Islam. Terlebih, dalam menyongsong pemilihan umum serentak 2024, persatuan dan kesatuan umat Islam yang tergambar dalam pelaksanaan ibadah haji diharapkan terwujud dalam realitas kehidupan di mana pun dan kapan pun.
Pesan untuk memperkokoh persaudaraan menyongsong pemilu serentak 2024 itu disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin Abdul Hafiz Anshari, yang bertugas sebagai khatib dalam shalat Idul Adha 1444 Hijriah di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (29/6/2023).
Hafiz mengatakan, persaudaraan sesama Muslim sangat terasa saat pelaksanaan ibadah haji. Kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Di sana, mereka khusyuk dan tawadu menghadap Allah SWT, menanggalkan semua simbol duniawi, memakai pakaian yang sama, saling menghormati dan menghargai.
Mereka tidak mempersoalkan perbedaan bangsa, suku, bahasa, warna kulit, kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa. Mereka tidak mempermasalahkan perbedaan pandangan, paham, mazhab, aliran, sekte, atau afiliasi politik. Mereka sadar betul bahwa yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah orang yang paling takwa.
”Persatuan dan kesatuan umat Islam seharusnya tidak hanya tergambar dalam pelaksanaan ibadah haji, tetapi juga terwujud dalam realitas umat Islam di mana pun dan kapan pun. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak boleh mengkhianati, mendustai, dan menghina,” kata Hafiz, Ketua Komisi Pemilihan Umum periode 2007-2012.
Pada perayaan Idul Adha tahun ini, menurut Hafiz, masyarakat Indonesia sudah memasuki tahun politik, menyongsong Pemilu 2024. Adalah wajar apabila dalam pemilu semua peserta berusaha dan berjuang keras untuk memperoleh kemenangan. Persaingan yang ketat pun akan terjadi, bukan saja persaingan antarpartai, melainkan juga persaingan antarcalon, antartokoh, antarpendukung, antarorganisasi, dan antarkelompok.
Dalam situasi dan kondisi seperti itu, lanjutnya, kaum muslimin yang baik harus waspada, jangan sampai terbawa arus yang dapat memecah belah umat dan merusak Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama umat Islam. Semua wajib melakukan upaya untuk memperkuat dan memperkokoh Ukhuwah Islamiyah demi persatuan dan kesatuan bangsa.
”Mari kita jadikan pemilu sebagai bagian dari amal ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT dengan memperkokoh persatuan dan kesatuan, bukan sebagai medan berbuat dosa dan maksiat dengan memecah belah umat Islam,” ujarnya.
Mewujudkan kerukunan
Untuk mewujudkan Ukhuwah Islamiyah sehingga tercapai kehidupan yang rukun dan damai, Hafiz menyebutkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, menebarkan cinta dan kasih sayang antarsesama. Kedua, saling menolong dan membantu dalam hal kebaikan dan takwa kepada Allah SWT dan tidak saling bantu dalam dosa dan maksiat. Ketiga, mendamaikan orang-orang yang berselisih. Keempat, tidak saling mencela, mencaci maki, menghina, atau merendahkan.
Kelima, tidak berprasangka buruk atau mencari-cari kesalahan orang lain atau menyebarluaskan aib orang lain. Keenam, tidak saling menzalimi, menganiaya, atau menyakiti. Ketujuh, jangan mudah percaya pada berita-berita yang tidak jelas kebenarannya, apalagi bernada mengadudombakan atau mendiskreditkan orang-orang tertentu. Kedelapan, jangan turut serta menyebarluaskan berita-berita hoaks, hasutan, hujatan, penghinaan, dan caci maki.
”Semoga kita semua hidup dalam keadaan rukun, aman, tenteram, damai, dan selalu dalam limpahan berkat dan rahmat dari Allah SWT,” katanya.
Jangan mudah percaya pada berita-berita yang tidak jelas kebenarannya, apalagi bernada mengadudombakan atau mendiskreditkan orang-orang tertentu.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor atas nama pribadi, keluarga, dan pemerintah provinsi mengucapkan selamat hari raya Idul Adha 1444 H kepada segenap umat Islam. Menurut dia, Idul Adha adalah hari raya untuk berkurban. Hari raya kurban menggambarkan umat Islam sangat memperhatikan kemanusiaan.
”Di momen yang berharga ini, saya mengingatkan bahwa pada tahun 2024 akan ada pemilu serentak. Saya berharap pemilu nanti menjadi pesta demokrasi yang dihadirkan dalam suasana gembira. Pesta demokrasi yang dilaksanakan dengan gembira tentu akan menghadirkan pemimpin yang membawa kegembiraan,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Sahbirin juga menyerahkan bantuan kemasyarakatan dari Presiden Joko Widodo berupa seekor sapi simmental dengan bobot mencapai 830 kilogram. Bantuan sapi kurban ini diserahkan kepada Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin seusai pelaksanaan shalat Idul Adha.
Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin Darul Quthni mengatakan, tahun ini pihaknya menerima 26 sapi kurban dari jemaah Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan berbagai pihak, termasuk dari Presiden Joko Widodo. Semua sapi kurban itu akan disembelih pada Sabtu (1/7/2023). ”Daging kurban akan diberikan kepada masyarakat yang berhak menerima,” katanya.