Rudolf Pardede, Gubernur Sumut yang Mencanangkan Pembangunan Bandara Kualanamu
Gubernur Sumatera Utara 2006-2008 Rudolf Matzuoka Pardede meninggal karena sakit pada usia 81 tahun. Rudolf dikenang sebagai orang yang mencanangkan pembangunan Bandara Kualanamu menggantikan Bandara Polonia.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Gubernur Sumatera Utara periode 2006-2008, Rudolf Matzuoka Pardede, meninggal karena sakit pada usia 81 tahun. Rudolf dikenang sebagai orang yang mencanangkan pembangunan Bandara Kualanamu, menggantikan Bandara Polonia di tengah kota Medan.
”Atas nama masyarakat Sumatera Utara, saya mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan bisa ikhlas dan tabah,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat melayat di TD Pardede Hall, Medan, Rabu (28/6/2023).
Rudolf meninggal pada Selasa (27/6/2023) pukul 22.33 di Rumah Sakit Siloam, Medan. Rudolf disemayamkan di TD Pardede Hall.
Acara adat akan dilaksanakan pada Sabtu (1/7/2023). Selanjutnya dilakukan pemakaman di Kompleks TD Pardede di Jalan Medan-Binjai Kilometer 10,8, Deli Serdang.
Edy mengatakan, Rudolf merupakan warga sipil pertama yang menjadi Gubernur Sumut sejak Orde Baru. Menurut dia, Rudolf banyak meninggalkan warisan kepada Sumut. Bentuknya antara lain infrastruktur, tata kelola pemerintahan, dan pembangunan sumber daya manusia.
Rustam Effendy (RE) Nainggolan, yang menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumut di masa kepemimpinan Rudolf, menyebutkan, Rudolf tak bisa lepas dari sejarah pembangunan Bandara Internasional Kualanamu.
Rudolf awalnya dilantik sebagai wakil gubernur mendampingi Gubernur Tengku Rizal Nurdin untuk periode 2003-2008. Pada September 2005, Rizal meninggal dalam kecelakaan pesawat Mandala Airlines yang gagal lepas landas dari Bandara Polonia. Sebanyak 145 orang meninggal akibat kecelakaan itu, termasuk 42 warga di permukiman padat di dekat landasan pacu Bandara Polonia.
Kecelakaan yang memilukan itu membuat Rudolf mendorong agar pemindahan Bandara Polonia di tengah kota segera dilakukan. Pemindahan bandara sudah direncanakan sejak tahun 1992, tetapi tidak kunjung dilaksanakan.
”Di masa kepemimpinan Pak Rudolf, Bandara Kualanamu yang sudah puluhan tahun didambakan akhirnya dilakukan peletakan batu pertama. Pembangunan itu didukung langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla,” kata RE Nainggolan.
RE Nainggolan mengatakan, Rudolf juga mendorong pembangunan kereta api bandara pertama di Indonesia. Karena jarak dari pusat kota Medan ke bandara mencapai 25 kilometer, Rudolf mendorong harus ada kereta api bandara.
”Kereta api Medan-Bandara Kualanamu merupakan jaringan kereta api pertama di Indonesia yang menghubungkan sebuah kota dengan bandara,” katanya.
Rudolf meninggalkan istri, Vera Natarida br Tambunan, dan empat anak serta tujuh cucu. Rudolf merupakan anak dari Tumpal Dorianus (TD) Pardede, pengusaha tekstil dari Medan yang dilantik oleh Presiden Soekarno menjadi Menteri Perindustrian Ringan pada 1965.
Saat menjabat Gubernur Sumut, Rudolf merupakan Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Sumut. Namun, partainya tidak mencalonkannya menjadi gubernur Sumut periode 2008-2013.
Di detik-detik terakhir pendaftaran, PDI-P ketika itu memutuskan mengusung Tritamtomo sebagai calon gubernur Sumut (Kompas, 28/1/2008).
Rudolf kemudian pindah ke Partai Gerindra. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga menyampaikan belasungkawa melalui media sosial Instagram-nya. ”Turut berdukacita atas wafatnya Rudolf Matzuoka Pardede, Gubernur ke-14 Sumatera Utara,” kata Prabowo.