Antisipasi Wabah Campak di Kabupaten Jayawijaya, 4.000 Anak Diimunisasi
Sekitar 4.000 anak di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, telah mendapatkan imunisasi demi mencegah wabah campak terus meluas.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Jayawijaya di Provinsi Papua Pegunungan melaksanakan pemberian imunisasi secara masif demi mencegah wabah campak di daerah itu. Berdasarkan data terakhir, sekitar 4.000 anak telah mendapatkan imunisasi campak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya Willy Mambieuw saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Rabu (28/6/2023), mengatakan, pemberian imunisasi campak dilaksanakan secara rutin di 40 distrik (kecamatan) di Jayawijaya.
Ia memaparkan, dari pendataan, sebanyak 260 anak diketahui suspek campak di kabupaten itu. Selain itu, terdapat 9 anak yang positif terpapar campak berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, Jawa Timur.
Kasus campak pertama kali merebak dengan temuan tiga kasus anak suspek campak pada bulan Mei 2023 dan menyebar hingga ratusan anak pada bulan ini. Anak-anak mengalami gejala seperti mata merah, demam, batuk dan beringus, serta timbul bintik-bintik merah di tubuh.
Pemkab Jayawijaya pun telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) campak. Penetapan status ini diikuti dengan pelaksanaan imunisasi campak yang masif di 40 distrik.
”Campak adalah salah satu penyakit yang sangat cepat menular. Satu anak penderita campak dapat menularkan penyakit itu ke sembilan anak yang lain,” ujar Willy.
Willy pun meminta masyarakat membawa anaknya untuk mengikuti imunisasi campak, khususnya yang berusia 9 bulan hingga 12 tahun. Upaya ini demi mencegah kasus campak terus meluas di wilayah Jayawijaya.
Diketahui cakupan imunisasi campak di Jayawijaya baru mencapai 30 persen hingga akhir tahun 2022. Minimnya cakupan imunisasi disebabkan masih adanya penolakan warga karena terpapar berita bohong dan rendahnya animo masyarakat saat pandemi Covid-19.
”Warga harus segera membawa anaknya dengan gejala campak yang telah parah ke puskesmas terdekat demi mendapatkan perawatan dan vitamin A. Sebab, rawan terjadi kematian dalam kasus anak penderita campak jika terlambat mendapatkan penanganan secara dini,” tutur Willy.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum mengatakan, pihaknya turut memberikan supervisi bagi tiga kabupaten di Papua Pegunungan dalam penanganan campak, yakni Jayawijaya, Tolikara, dan Lanny Jaya. Dari hasil pemonitoran, ditemukan tujuh anak dengan gejala suspek campak yang meninggal di salah satu distrik di Jayawijaya.
Aaron menambahkan, selain di Jayawijaya, terdapat delapan kasus suspek campak di Lanny Jaya dan tiga kasus suspek di Tolikara. Pihaknya pun merekomendasikan pemberian imunisasi dari rumah ke rumah.
”Petugas kesehatan harus terlebih dahulu memberikan sosialisasi bagi masyarakat dan menyiapkan obat penawar bagi anak ketika mengalami gejala pingsan setelah mendapatkan imunisasi,” ucap Aaron.