Pameran Tunggal di Magelang, Nasirun Tampilkan Lukisan di Kopiah dan Peti Mati
Pelukis Nasirun bakal menggelar pameran tunggal di OHD Museum, Kota Magelang. Dalam pameran itu, dia menampilkan lukisan di beragam medium, termasuk kopiah dan peti mati.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pelukis Nasirun akan menggelar pameran tunggal bertajuk Perayaan Persahabatan, di OHD Museum, Kota Magelang, Jawa Tengah, 2 Juli hingga 30 Oktober 2023. Selain lukisan di atas kanvas, Nasirun juga menampilkan karya dalam beragam medium, mulai dari kartu undangan, karpet, wayang, kopiah, hingga peti mati.
Nasirun menuturkan, semua karya yang ditampilkan dalam pameran itu memiliki kisah masing-masing. Dalam satu lukisan kolase berukuran 14 meter x 2 meter, misalnya, Nasirun melukiskan kisah pertemuannya dengan banyak seniman yang meninggal selama pandemi Covid-19, misalnya penyanyi Glenn Fredly dan sastrawan Sapardi Djoko Damono.
Karya lain yang juga menarik adalah lukisan di atas medium karpet yang berkisah tentang nasib pekerja migran Indonesia. Lukisan itu dibuat Nasirun setelah mendengar berita adanya pekerja migran asal Indonesia yang akan dihukum pancung di Arab Saudi.
”Karpet yang saya duduki saat menonton berita televisi tentang pekerja migran itulah yang kemudian saya pilih sebagai medium untuk lukisan saya,” ujar Nasirun dalam jumpa pers pameran Perayaan Persahabatan, di OHD Museum, Selasa (27/6/2023).
Nasirun juga membuat lukisan di atas peti mati sebagai simbol kematian seni rupa. Lukisan tersebut merupakan sindiran terhadap opini sejumlah pihak yang mengkritik pelukis Widayat. Pelukis yang telah meninggal itu banyak menjual karyanya ke kolektor sehingga dia dikritik sejumlah pihak karena perilaku tersebut dinilai sebagai bentuk kematian seni rupa.
Nasirun juga melukis di atas kopiah. Tak tanggung-tanggung, jumlah lukisan di atas kopiah itu mencapai sekitar 1.000 lukisan.
Selain 1.000 lukisan di atas kopiah itu, masih terdapat 90 karya lainnya. Jumlah lukisan di atas kanvas terdata mencapai 39 karya, lukisan di atas kartu undangan sebanyak 37 karya, lukisan di atas kertas sebanyak 7 karya, 2 karya dalam bentuk seni instalasi, dan 2 lukisan dalam bentuk karya wayang.
Pemilik OHD Museum, Oei Hong Djien, mengatakan, pameran ini juga menjadi perayaan persahabatannya dengan Nasirun secara pribadi. Mengenal Nasirun sejak puluhan tahun silam, Hong Djien menyebut, dirinya membutuhkan waktu cukup lama untuk memahami dan menikmati karya Nasirun yang semula dianggapnya rumit.
Namun, setelah mampu memahami, Hong Djien pun seolah ”kecanduan” karya Nasirun. Dia pun menjadi kolektor karya Nasirun sejak tahun 1995 hingga sekarang. Bahkan, Hong Djien juga kerap berebut dengan banyak orang untuk mendapatkan lukisan Nasirun.
Hong Djien menyebut, upayanya mengoleksi lukisan Nasirun juga didasarkan pada persahabatannya dengan sang pelukis. Bahkan, dia menuturkan, sejumlah lukisan Nasirun juga didapatnya secara gratis.
Sejumlah lukisan Nasirun yang menjadi koleksi pribadi Hong Djien itu akan turut ditampilkan dalam pameran Perayaan Persahabatan. Salah satu lukisan yang ditampilkan adalah yang diberikan sebagai hadian pernikahan putra Hong Djien.
Karpet yang saya duduki saat menonton berita televisi tentang pekerja migran itulah yang kemudian saya pilih sebagai medium untuk lukisan saya.