Awak Kapal Sumber Berkat Dievakuasi, Satu Orang Meninggal
Kapal nelayan dengan 29 awak menabrak karang dan kandas di selatan Alas Purwo Banyuwangi. Satu awak meninggal dalam peristiwa ini.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Awak kapal nelayan Sumber Berkat yang kandas di perairan Pantai Gesek, Taman Nasional Alas Purwo, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dievakuasi ke darat. Evakuasi terakhir dilakukan terhadap sang kapten kapal, Wakirin (62), pada Minggu (25/6/2023) siang.
Kapal Nelayan Sumber Berkat kandas pada Sabtu (24/6/2023) pagi. Diduga kapal menabrak karang lantaran tersapu ombak yang tinggi di perairan setempat. Kapal yang bertolak dari Pekalongan, Jawa Tengah, dengan rute Tanjung Wangi, Banyuwangi, itu berisi 29 anak buah kapal (ABK), termasuk kepala kamar mesin dan kapten.
Dalam peristiwa ini, satu ABK meninggal. Korban adalah Sumantri (35), warga Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Korban diduga tergulung ombak saat berupaya menyelamatkan diri dengan berenang menjangkau daratan.
Sementara ABK yang selamat adalah Dwi Yoko (43), Abdul Hadi (32), Ahmad Sujakir (26), M Faisal (18), Nanto (25), Yitno (30), Sarip (25), Zaki (20), Syahrul (21), Aksal (22), Rapli (19), Alex (20), Dedi (25), Ipan (19), dan Lukman Nur (18).
Selain itu, ada Beno (60), Ramdan (19), Junedi (34), Sodikin (40), Ardiansyah (23), Waridin (32), Harjo (28), Yudi (27), Yahya (28), Hendrik (28), Ailham (19), Sandi (25), dan sang kapten, Wikirin (62).
Sebagian besar dari mereka merupakan warga Pemalang dan Pekalongan, Jawa Tengah. Sisanya dari Cirebon dan Bandung, Jawa Barat, serta Jakarta. ”Selesai evakuasi sekitar pukul 12.00,” ujar Koordinator Basarnas Pos SAR Banyuwangi Wahyu Setya Budi ketika dihubungi dari Malang.
Menurut Wahyu, posisi kapal yang kandas hanya berjarak 120 meter dari bibir pantai tetapi kondisi pantai terjal, penuh karang, sehingga menyulitkan evakuasi. Selain itu, lokasi kapal yang kandas juga nirsinyal telepon seluler sehingga menyulitkan dari sisi komunikasi.
Posisi kapal berada pada koordinat 8°44’916 Lintang Selatan dan 114º21’190 Bujur Timur. Basarnas sendiri mendapatkan laporan peristiwa ini pada Sabtu malam. Selain bocor, di dalam kapal masih terdapat 80 ton ikan segar hasil tangkapan.
”Armada perahu tidak bisa menjangkau lokasi. Setelah berkoordinasi, ada inisiatif menambatkan tali dari perahu ke bibir pantai. Para ABK kemudian menyeberang ke pantai dengan berpegangan pada tali,” ucapnya.
Proses pencarian dan evakuasi melibatkan sejumlah unsur, antara lain Pos Pertolongan dan Pencarian Banyuwangi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi, Pos Angkatan Laut Muncar, Polsek Tegaldlimo, Polisi Perairan (Polair) Grajakan, Pos AL Grajakan, Rapi Banyuwangi, Pos Keamanan Laut Terpadu, dan Pihak Polisi Hutan Alas Purwo.
Hingga Minggu pukul 01.30 dievakuasi 21 orang, terdiri dari 20 orang selamat dan 1 orang meninggal. Pukul 04.00-05.00 berhasil dievakuasi tujuh ABK lainnya dan menyisakan sang kapten. Saat itu, sang kapten masih berupaya mempertahankan kapal. Adapun ABK yang selamat berada di Pantai Plengkung.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Kepala Satuan Polair Polres Banyuwangi Komisaris Masyhur Ade melalui Kepala Unit Penegakan Hukum Ajun Inspektur Satu Erman Wahyudi mengatakan, satu ABK meninggal lantaran kelelahan berenang dari kapal menuju pantai. Jenazah korban langsung dilarikan ke RSUD Blambangan.
Kecelakaan kapal nelayan bukan kali ini saja terjadi di perairan selatan Jawa Timur. Pada 15 Juni lalu, kapal nelayan Maju Setia terbakar di perairan lepas pantai di selatan Kabupaten Malang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Sebanyak 27 ABK dapat dievakuasi dan selamat.