Kunjungi Candi Borobudur, Kaisar Naruhito Ikuti Jejak Orangtuanya
Kaisar Jepang Naruhito dijadwalkan mengunjungi Candi Borobudur, Kamis (22/6/2023) pagi. Sang kaisar mengikuti jejak orangtuanya, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko, yang pernah berkunjung ke Borobudur pada 1991.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO, KRISTI DWI UTAMI, HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS – Kaisar Jepang Naruhito dijadwalkan mengunjungi Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (22/6/2023) pagi. Dengan kunjungan ini, Naruhito mengikuti jejak orangtuanya, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko, yang juga pernah berkunjung ke Candi Borobudur pada tahun 1991.
Sekretaris Pers untuk Kaisar Jepang, Kojiro Shiojiri, mengatakan, pada Kamis ini, Kaisar Naruhito dan rombongan memang direncanakan berkunjung ke Candi Borobudur. “Besok, kami akan mengunjungi Candi Borobudur. Setelah itu, pada siangnya kami akan kembali ke Jakarta,” ujarnya, Rabu (21/6/2023) malam, di Yogyakarta.
Berdasarkan pantauan Kompas, Kamis pagi, para petugas keamanan berbaju batik tampak bersiap menerima kedatangan Naruhito di area Taman Wisata Candi Borobudur. Sejak pukul 06.30, para petugas keamanan itu terlihat sudah bersiaga melakukan pengamanan.
Beberapa waktu setelahnya, menyusul puluhan awak media dari Jepang tiba. Mereka terlihat sangat kagum menyaksikan keelokan candi tersebut. Tak lupa mereka memotret candi yang samar-samar disinari matahari pagi menggunakan ponsel maupun kamera masing-masing.
Terkait dengan kunjungan itu, jam operasional kunjungan wisata ke Taman Wisata Candi Borobudur juga mengalami penyesuaian. Pada Kamis, kunjungan wisatawan ditutup mulai pukul 06.00-10.00.
Penutupan dilakukan di seluruh area, mulai dari area parkir hingga zona I Candi Borobudur. Layanan kunjungan wisatawan akan kembali dibuka setelah rombongan Kaisar Naruhito dan menyelesaikan kunjungannya, yakni setelah pukul 10.00.
Direktur Utama Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Febrina Intan, mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan untuk menciptakan suasana kondusif pada kunjungan tersebut. Simulasi terkait alur kedatangan juga telah dilakukan untuk memantapkan persiapan.
”TWC telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, antara lain Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Jepang untuk mengawal hal-hal yang perlu dipersiapkan, baik sebelum kunjungan maupun saat berada di destinasi,” kata Febrina.
General Manager Unit Borobudur TWC Jamaludin Mawardi menuturkan, rombongan yang akan menyertai kunjungan Kaisar Jepang sekitar 50 orang. Menurut rencana, kedatangan Kaisar Naruhito akan disambut oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Widi Prasetijono, dan Kepala Kepolisian Daerah Jateng Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi.
”Tamu negara ini hanya akan fokus kunjungan ke Candi Borobudur saja, tidak ada area lain yang akan dikunjungi, baik di lingkungan Candi Borobudur maupun kawasan lain di sekitar candi. Sesuai regulasi, pada saat naik ke monumen, mereka tetap akan menggunakan properti yang diwajibkan, yakni sandal khusus upanat,” ujar Jamaludin.
Persiapan untuk menyambut Kaisar Naruhito dan rombongan juga dilakukan oleh Unit Warisan Dunia Borobudur Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Pada kunjungan Kamis pagi, Unit Warisan Dunia Borobudur telah menyiapkan seorang pemandu, yakni Mura Aristina. Mura adalah staf edukator pada Unit Warisan Dunia Borobudur yang kerap ditugaskan memandu tamu-tamu penting atau very very important person (VVIP).
Mura sudah mendampingi banyak tamu VVIP, seperti Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama, Putri Kerajaan Thailand Maha Chakri Sirindhorn, Raja Inggris Raya Charles III, Raja Swedia Karl Gustav, dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.
Sebelumnya, Mura mengaku belum memiliki pengalaman memandu tamu kenegaraan dari Jepang. Kendati demikian, Mura tak melakukan persiapan khusus dalam memandu Kaisar Jepang, Kamis.
Tamu negara ini hanya akan fokus kunjungan ke Candi Borobudur saja, tidak ada area lain yang akan dikunjungi
”Nanti mengalir saja. Persiapan yang saya lakukan lebih kepada menjaga kondisi kesehatan supaya tidak sakit saat bertugas nanti. Saya juga akan beristirahat dengan cukup supaya tidak kecapaian. Kadang kalau kecapaian itu bisa menurunkan konsentrasi, sehingga tidak bisa banyak menceritakan hal-hal yang menarik,” kata Mura.
Kunjungan tahun 1991
Pada 5 Oktober 1991, orangtua Naruhito, yakni Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko, juga mengunjungi Candi Borobudur. Berdasar arsip pemberitaan Kompas, dalam kunjungan itu, Akihito dan Michiko awalnya mendapat penjelasan umum mengenai sejarah singkat Candi Borobudur.
Setelah mendapat penjelasan, kaisar dan permaisurinya kemudian mulai melakukan peninjauan ke bangunan candi. Peninjauan itu diawali dengan berjalan memutar di bagian Kamadhatu. Di bagian itu, terdapat relief yang berkisah tentang filosofi kehidupan, misalnya terkait hukum karma serta kebaikan dan kejahatan.
Kepala Humas Konservasi Candi Borobudur saat itu, Achmad Suadi, mengatakan, dalam kunjungan tersebut, ada sekitar 30 relief yang sempat diterangkan kepada Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko.
"Permaisuri tampak sangat terkesan pada bagian yang menceritakan Dewi Maya bermimpi, dan dalam mimpinya seolah-olah ada gajah putih masuk ke dalam rahimnya," ujar Achmad (Kompas, 6/10/1991).
Kunjungan Kaisar Akihito tahun 1991 itu terasa sangat istimewa. Sebab, sekitar 29 tahun sebelumnya atau pada tahun 1962, Akihito juga pernah mengunjungi Indonesia saat masih berstatus sebagai putra mahkota.
Saat itu, dia juga ingin berkunjung ke Candi Borobudur. Namun, karena suatu alasan, dia batal berkunjung dan hanya bisa melihat Candi Borobudur dari udara dalam penerbangan dari Bali ke Jakarta.
"Kunjungan ke Borobudur ini menurut beliau merupakan idam- idaman sejak 29 tahun yang lalu," kata Menteri Sekretaris Negara saat itu, Moerdiono (Kompas, 7/10/1991).