Pengawasan Hewan Kurban Diintensifkan, Masih Ditemukan Ternak Belum Cukup Umur
Untuk memastikan ternak yang dijajakan tersebut dalam kondisi layak kurban, pemeriksaan kesehatan serta pengawasannya diintensifkan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pedagang hewan kurban dari luar daerah mulai berdatangan dan membuka lapaknya di Sidoarjo, Jawa Timur, dua pekan menjelang hari raya Kurban. Untuk memastikan ternak yang dijajakan tersebut dalam kondisi layak kurban, pemeriksaan kesehatan serta pengawasannya diintensifkan.
Lapak pedagang hewan kurban banyak dijumpai di berbagai lokasi strategis di Kota Delta, seperti sepanjang jalan lingkar timur, Kecamatan Buduran. Selain itu, di dekat Perumahan Pondok Candra, Kecamatan Waru, yang berbatasan langsung dengan wilayah Surabaya.
Kepala Produksi Peternakan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Tony Hartono mengatakan, pemeriksaan dan pengawasan terhadap hewan ternak dari luar daerah dilakukan secara intensif oleh petugas. Hal itu untuk menjamin masyarakat mendapatkan produk berkualitas.
Langkah tersebut juga untuk mencegah penyebaran penyakit yang menjangkiti hewan ternak, seperti lumpy skin disease (LSD) dan kaki benjol. Selain itu, memastikan hewan ternak yang dijual telah memenuhi standar layak kurban yang disyariatkan oleh agama.
”Berdasarkan hasil pantauan di pedagang, sebagian besar hewan ternak sudah dilengkapi surat kesehatan dari daerah asal. Pedagang juga membuka lapaknya di titik lokasi yang direkomendasikan oleh pemda,” ujar Tony, Minggu (18/6/2023).
Belum cukup umur
Sejauh ini, lanjut Tony, belum ditemukan hewan kurban yang terindikasi LSD atau kulit benjol-benjol. Hampir semua hewan yang dijual memiliki penanda di telinga (ear tag) dari daerah asal. Meski demikian, pihaknya masih menemukan penjualan hewan kurban yang belum cukup umur.
Dia pun melarang pedagang menjual ternak tersebut untuk melindungi masyarakat.
Dokter hewan tersebut menambahkan, di Sidoarjo sudah ditemukan 250 sapi yang terjangkit LSD. Kondisinya sakit, tetapi masih bisa diobati sehingga tidak sampai menyebabkan kematian pada ternak. Agar sebaran penyakit tersebut tidak semakin meluas, pengawasan lalu lintas ternak terus diperketat.
Tony mengatakan telah meminta kepada pedagang hewan kurban agar memisahkan ternaknya yang terindikasi sakit. Hal itu untuk mencegah penularan kepada hewan ternak lainnya. Peternak juga harus merawat ternak yang sakit tersebut agar kondisinya tidak semakin parah dan memicu penyakit di lingkungan sekitarnya.
Kalau memilih jauh-jauh hari, pilihan hewan ternaknya masih banyak. Selain itu, harganya masih belum tinggi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Eni Rustianingsih mengatakan, setiap hewan ternak kurban yang masuk dari luar daerah wajib dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Selain itu, ternak terutama sapi wajib divaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang ditandai dengan memiliki penanda di telinga.
Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, Kebutuhan sapi kurban di Sidoarjo saat perayaan Idul Adha 1.4443 Hijriah/2023 Masehi diprediksi mencapai 7.000 ekor. Dari kebutuhan tersebut, hanya 2.000 ekor yang bisa dipenuhi oleh peternak lokal. Kekurangan sapi kurban diprediksi mencapai lebih dari 5.000 ekor.
Meski demikian, Eni optimistis kekurangan pasokan sapi kurban tersebut bisa dipenuhi. Sebab, setiap tahun, pihaknya membuka ruang bagi pedagang dari luar daerah, terutama sentra peternakan sapi, untuk membuka lapak di Sidoarjo.
Adapun untuk kebutuhan hewan kurban jenis kambing dan domba diperkirakan dapat dipenuhi oleh peternak lokal. Berdasarkan data dinas, total populasi domba di Sidoarjo saat ini mencapai 39.000 ekor, sedangkan populasi kambing sebanyak 35.000 ekor.
Malik Ibrahim (57), salah satu warga Sidoarjo, mengatakan, meski perayaan kurban masih dua pekan lagi, dia mulai mendatangi lapak pedagang hewan ternak. Tujuannya agar bisa leluasa memilih hewan kurban sesuai dengan kemampuan ekonominya.
”Kalau memilih jauh-jauh hari, pilihan hewan ternaknya masih banyak. Selain itu, harganya masih belum tinggi,” ujar pria yang berencana membeli hewan kurban berupa kambing tersebut.