Sri Adiningsih, Ekonom Andal yang Peduli Sesama, Berpulang
Sri Adiningsih, Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada yang juga mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, berpulang karena sakit. Keluarga besar UGM merasa kehilangan ekonom andal tersebut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Sri Adiningsih, meninggal dunia pada Sabtu (17/6/2023) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Semasa hidupnya, mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden itu dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap perekonomian sesama, terutama masyarakat kecil.
Kabar terkait meninggalnya Adiningsih tersebar melalui pesan berantai di aplikasi WhatsApp pada Sabtu malam. Dalam pesan tersebut disebutkan, mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada 2015-2019 itu meninggal pada Sabtu pukul 18.37 di usianya yang ke-62 tahun.
Berdasarkan informasi yang beredar, pemakaman akan dilaksanakan pada Minggu (18/6/2023) siang di pemakaman Gunung Sempu Hills Memorial Park, Kabupaten Bantul, DIY. Sebelumnya, akan diadakan upacara penghormatan terakhir di Balairung UGM.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rimawan Pradiptyo, menyebut, Adiningsih meninggal dunia karena sakit. Kendati demikian, Rimawan belum tahu secara detil mengenai penyakit yang diderita oleh Adiningsih.
"Beberapa bulan lalu beliau menyampaikan bahwa ada kanker yang ditemukan di tubuhnya, tapi saya kurang tahu apakah (penyakit) itu yang menyebabkan beliau meninggal dunia," ucap Rimawan saat dihubungi, Sabtu malam.
Rimawan mengatakan, keluarga besar UGM amat kehilangan atas meninggalnya Adiningsih. Semasa hidupnya, Adiningsih dikenal sebagai pengajar yang andal di bidang ekonomi digital. Sekitar enam bulan lalu, Adiningsih disebut sempat menginisiasi rencana pengembangan ilmu ekonomi digital di FEB UGM.
Adiningsih juga dinilai amat peduli dengan orang-orang di UGM, termasuk sesama pengajar maupun mahasiswa. Menurut Rimawan, sejumlah mahasiswa pernah dibantu oleh Adiningsih. "Beliau ini sangat generous, kalau membantu tidak pernah melihat yang dibantu itu indeks prestasinya berapa. Pokoknya, langsung membantu saja," katanya.
Selain di UGM, Adiningsih juga memikirkan perekonomian masyarakat, terutama masyarakat kecil. Saat pandemi Covid-19, Adiningsih aktif membagikan ilmu ekonomi kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang tergabung dalam komunitas Sonjo atau Sambantan Jogja. Sonjo adalah gerakan kemanusiaan yang diinisiasi oleh Rimawan. Sonjo berfokus membantu masyarakat yang rentan dan berisiko terdampak pandemi Covid-19.
"Beliau banyak melakukan pesanan ke teman-teman pelaku UMKM di Sonjo. Kemudian juga memberikan masukan-masukan terkait pengembangan organisasi," imbuh Rimawan.
Rimawan mengaku, gaya kepemimpinan Adiningsih cukup unik. Jika kebanyakan pemimpin selalu tampil di depan, Adiningsih memilih untuk tidak selalu tampil di depan. Ia justru membuka peluang bagi orang-orang yang dipimpinnya untuk berkreasi dan mendorong mereka untuk maju.
Dekan FEB UGM, Didi Achjari, menyebut Adiningsih sebagai pemimpin dan ekonom wanita berprestasi. Adiningsih pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia Pasifik UGM. Pada tahun 2014, lulusan UGM dan University of Illinois at Urbana-Champaign di Amerika Serikat itu mendapatkan amanah sebagai Ketua Pengelola Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) FEB UGM.
Didi mengatakan, pada tahun 1997, Adiningsih pernah menjadi adviser atau principal economist Exim Securities. Setahun setelahnya, istri dari Kunta Setiaji tersebut menjadi anggota tim ahli penyiapan materi Garis-Garis Besar Haluan Negara bidang Dewan Ketahanan Nasional.
"Beliau juga pernah ditunjuk sebagai anggota Tim Ahli Panitia Ad Hoc Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2001 dan kemudian terpilih menjabat sebagai Sekretaris Komisi Konstitusi. Tak hanya itu, beliau terlibat aktif sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia serta menjadi Founder dari Institute of Social Economic and Digital (ISED)," tutur Didi.
Jika kebanyakan pemimpin selalu tampil di depan, Adiningsih memilih untuk tidak selalu tampil di depan
Berbagai penghargaan dan prestasi juga pernah diraih Adiningsih, antara lain penghargaan Kesetiaan 35 Tahun dari UGM pada 2021 dan Satyalancana Karya Satya XXX dari Pemerintah Republik Indonesia pada 2019. Ibu dari Stri Nariswari Setiaji itu menerbitkan banyak artikel jurnal dan buku tentang ekonomi.
"Beliau dikenal sebagai pribadi yang ramah, peduli, dan menyenangkan oleh para kolega dan mahasiswanya. Sivitas akademika FEB UGM merasakan duka yang mendalam atas kepergian beliau. Semoga mendiang diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, serta memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya," imbuh Didi.