Pemulihan pariwisata diyakini mendorong membaiknya perekonomian Bali pascapandemi Covid-19. Bali mendukung pemulihan pariwisata dan sedang membangun infrastruktur daerah.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Bali masih mengandalkan parwisata sebagai lokomotif utama pemulihan perekonomian. Kontribusinya mencapai lebih 55 persen terhadap perekonomian daerah.
”Pemulihan pariwisata berdampak langsung pada pemulihan ekonomi Bali,” kata Gubernur Bali Wayan Koster dalam acara pameran dan pertemuan bisnis pengelola perjalanan wisata internasional di Bali, Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2023, di Nusa Dua, Badung, Jumat (16/6/2023).
Gubernur Koster menyebutkan, ekonomi Bali sempat terpuruk dengan kontraksi minus 9,31 persen pada 2020 akibat Covid-19. Keterpurukan itu dipengaruhi berhentinya aktivitas pariwisata.
Ekonomi Bali pada 2021 mulai membaik meski masih minus 2,47 persen. Baru di tahun 2022, ekonomi Bali tumbuh 4,48 persen. Pada triwulan I-2023 pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 6,04 persen.
”Sekarang sudah waktunya melakukan percepatan pemulihan pariwisata,” ujar Koster.
Untuk itu, Koster mengungkapkan, pihaknya sedang menggiatkan pembangunan infrastruktur, termasuk pariwisata. Tujuannya agar kelengkapan Bali tidak lebih tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Thailand, atau Malaysia.
”Kami juga sedang mengetatkan aturan terkait aktivitas wisatawan di Bali agar bisa bermanfaat bagi semua kalangan,” katanya.
Simpul destinasi
Ketua panitia Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2023, juga Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Daerah Bali, I Putu Winastra mengatakan, BBTF sebagai ajang pameran dan forum pertemuan bisnis mempertemukan pihak penjual (seller) dan pihak pembeli (buyer) dari dalam negeri dan juga dari luar negeri. BBTF kali ini diikuti 230 sellers dan dihadiri 337 buyers.
Peserta pameran dan pertemuan bisnis pada BBTF 2023 juga datang dari pengelola destinasi di DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur. Ada juga pelaku usaha dari Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur serta Sumatera Barat.
BBTF 2023 juga diikuti sejumlah operator hotel terkemuka. Beberapa di antaranya adalah Marriott International Group, Hyatt Group, InterContinental Hotels Group, Archipelago International, dan Accor serta Bali Villa Association.
Kareldus Agas dari pemasaran Badan Pelaksana Otorita (BPO) Labuan Bajo Flores, Nusa Tenggara Timur, menyatakan, BBTF adalah bentuk promosi pariwisata yang baik. Di sana, seller di NTT bisa leluasa bertemu mitra dagang.
”Ajang promosi pariwisata seperti BBTF ini sangat membantu kami mempromosikan potensi pariwisata Labuan Bajo. Kami juga berkesempatan menyebarkan informasi kepada masyarakat luas dan menawarkan potensi wisata kepada calon buyers,” ujar Kareldus.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Vinsensius Jemadu menyebutkan, pemulihan pariwisata sedang berjalan. Pemulihan pariwisata, kata dia, dapat lebih cepat apabila konektivitas, terutama sektor penerbangan, kembali normal.
”Lebih dari 70 persen wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia melalui jalur udara sehingga keberadaan penerbangan langsung menjadi penting,” kata Vinsensius.