Proses Pemindahan Gajah ke Luar Kawasan Candi Borobudur Butuh Waktu 6,5 Jam
Pemindahan gajah ke luar kawasan Taman Nasional Candi Borobudur dilakukan dengan hati-hati dan membutuhkan waktu lebih dari 6 jam.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Proses evakuasi atau pengangkutan gajah sumatera(Elephas maximus sumatranus)dari Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, ke luar kawasan candi, berlangsung sekitar 6,5 jam. Durasi waktu ini berlaku sama bagi dua gajah yang diangkut untuk dibawa ke Semarang Zoo pada Selasa (13/6/2023) dan tiga gajah yang dievakuasi untuk dibawa ke Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, Rabu (14/6/2023).
Winarto, salah satu dari enam pawang gajah di Taman Wisata Candi Borobudur, mengatakan, pemindahan satwa tersebut tidak bisa dilakukan dengan cepat. Selain karena ukuran badannya yang besar sehingga tidak bisa cepat bergerak, semua gajah sulit didorong masuk ke dalam truk karena terlihat enggan meninggalkan kandang.
Hal ini terlihat dari reaksi satwa-satwa tersebut yang sering kali mendadak berhenti, tiba-tiba diam, dan tampak tidak ingin bergerak ke mana-mana. Para pawang pun kemudian terpaksa melakukan berbagai upaya agar mereka mau bergerak masuk dalam truk.
”Kami harus melakukan pendekatan dari hati-ke hati. Selain berkali-kali membujuk, kami pun harus memancing pergerakan mereka dengan hadiah permen atau gula merah,” ujarnya, Kamis (15/6/2023).
Pemindahan tiga gajah dari kandang ke truk mulai dilakukan pada Rabu sekitar pukul 17.00 dan selesai sekitar pukul 19.00. Namun, di atas truk, semua gajah masih terlihat gelisah. Petugas yang bertugas membawa kemudian menunggu hingga kondisi mereka relatif tenang dan stabil dan akhirnya truk baru bisa bergerak keluar kawasan candi sekitar pukul 23.30.
Lima gajah yang saat ini sudah dipindahkan tersebut adalah Zella yang berusia 40 tahun, Bona yang sudah berusia 38 tahun, Endra 30 tahun, dan Eca serta Lisi, yang masing-masing berusia 36 tahun. Zella dan Bona sudah dipindahkan ke Semarang Zoo, sedangkan tiga ekor lainnya, Endra, Eca, dan Lisi, dipindahkan ke Gembira Loka.
Dalam dua kali kegiatan pemindahan gajah tersebut, Winarto menuturkan, semua pawang merasa sangat kehilangan. Mereka akhirnya melepas satwa tersebut sembari menangis. ”Ada rasa kesedihan, kehilangan luar biasa yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata,” ujar Winarto yang sudah menjadi pawang gajah sejak tahun 1991 ini.
Setelah semua gajah dipindahkan ke kebun binatang, saat ini enam pawang yang ada kemudian beralih tugas mengurus satwa lain, yaitu rusa dan kancil.
Kadir, pawang gajah lainnya, mengatakan, dia juga merasa sedih berpisah dengan Eca, gajah betina yang sudah terbiasa diurusnya sejak tahun 2008. Untuk sekadar meluapkan rindu, dia pun berencana nantinya akan kembali mengunjungi Eca. ”Saya akan sesekali menengok Eca di kandangnya yang baru di Gembira Loka,” ujarnya.
Dia pun mengenang, Eca memiliki kebiasaan-kebiasaan unik yang sulit dilupakan. Satwa tersebut sangat aktif dan sering kali bermain, menyemburkan tanah serta lumpur ke tubuhnya dan membuat tubuh Kadir ikut kotor.
Eca dikenangnya sebagai gajah berbakat yang memiliki keahlian berdiri dan berjalan di atas tonggak kayu. Satwa tersebut juga memiliki kemampuan duduk dan tidur berbaring.
Sekretaris Perusahaan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko AY Suhartanto mengatakan, dua kali kegiatan pemindahan gajah berlangsung lancar. Itu dilakukan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko bekerja sama dengan sejumlah pihak, seperti jajaran Kepolisian Resor Kota (Polresta) Magelang dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah dan DIY.
Setelah semua gajah dipindahkan, area kandang gajah seluas 2.500 meter persegi akan ditutup dan tidak difungsikan untuk kegiatan apa pun sembari menunggu arahan lebih lanjut.
Hal ini dilakukan BKSDA untuk mengoptimalkan upaya pelestarian dan pemeliharaan gajah.
Sebelumnya, General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, pemindahan gajah tersebut dilakukan atas permintaan BKSDA Jawa Tengah. Selain didasari permintaan dari Semarang Zoo yang ingin menambah koleksi satwanya, hal ini dilakukan BKSDA untuk mengoptimalkan upaya pelestarian dan pemeliharaan gajah.
”Upaya konservasi akan lebih optimal karena lembaga konservasi di Kebun Binatang Gembira Loka diketahui sebagai lembaga konservasi terbaik di Jawa,” ujarnya. Dengan pemindahan tersebut, mulai Kamis ini, wisata kunjungan ke kandang gajah bagi wisatawan ditutup.
Sebelumnya, gajah-gajah sumatera itu telah dirawat dan dipelihara di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur selama 32 tahun.