Obyek Wisata Baru Akan Ramaikan Halaman Candi Borobudur
Berbagai ragam obyek wisata baru akan segera dibuka, meramaikan, halaman dan taman-taman di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selain untuk meramaikan tingkat kunjungan, upaya pembukaan obyek wisata baru ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur dan mengendalikan pengunjung agar tidak terburu-buru naik ke atas bangunan candi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Berbagai ragam obyek wisata baru akan segera dibuka untuk meramaikan halaman dan taman-taman di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selain untuk meramaikan tingkat kunjungan, upaya pembukaan obyek wisata baru ini juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur dan mengendalikan pengunjung agar tidak terburu-buru naik ke atas bangunan candi.
”Pembukaan obyek wisata baru dan pengaturan pengunjung mendesak dilakukan, sebagai bagian dari upaya kami untuk mendukung konservasi Candi Borobudur,” ujar Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Hetty Herawati, Senin (15/4/2019). Semua obyek wisata baru tersebut ditargetkan mulai dibangun tahun ini.
Pembukaan obyek wisata baru dan pengaturan pengunjung mendesak dilakukan, sebagai bagian dari upaya kami untuk mendukung konservasi Candi Borobudur.
Sekalipun belum memaparkan secara jelas tentang jumlah dan bentuk obyek wisata baru yang akan dibuka, Hetty menerangkan, semua wisata tersebut berbentuk wisata edukasi, yang semuanya terkait erat dengan cerita sejarah dan cerita arkeologis menyangkut Candi Borobudur.
Semua obyek tersebut dikemas dalam berbagai ragam bentuk menghibur, antara lain art performance serta banyak permainan interaktif. Selain bertujuan untuk menghibur, semua obyek wisata itu dimaksudkan dapat memberikan bekal serta tambahan pengetahuan tentang Candi Borobudur.
Untuk memaksimalkan tingkat kunjungan di halaman tersebut, Hetty mengatakan, saat obyek wisata sudah selesai dibangun, pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko akan membuat rute baru bagi pengunjung. Jika sebelumnya setiap pengunjung yang datang tinggal berjalan lurus ke arah bangunan candi, nantinya wisatawan harus melewati semua obyek wisata baru tersebut.
”Sebisa mungkin, kami akan berupaya agar pengunjung terhibur di halaman sehingga diharapkan nantinya mereka pun tidak lagi berkeinginan untuk naik, berduyun-duyun ke atas candi,” ujarnya.
Hetty menyebutkan, pengaturan jumlah pengunjung di atas bangunan Candi Borobudur ini sengaja dilakukan, mengikuti arahan dan kebijakan dari Balai Konservasi Borobudur (BKB). Sebelumnya, BKB menetapkan, tahun ini, dalam satu waktu tertentu, jumlah pengunjung di atas bangunan Candi Borobudur ditetapkan maksimal hanya 800 orang.
Sebanyak 800 orang tersebut, menurut dia, nantinya juga diatur akan tersebar di semua lorong. Adapun di 10 lorong yang ada, nantinya diatur agar jumlah pengunjung hanya berkisar 100-200 orang per lorong.
Aus dan rusak
Pembatasan dan pengaturan jumlah pengunjung candi, menurut Kepala BKB Tri Hartono, sudah waktunya dilakukan karena hal tersebut berpengaruh pada tingkat keausan dan kerusakan batuan.
”Mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, jumlah pengunjung yang tidak pernah diatur dan dikendalikan menyebabkan batuan Candi Borobudur aus, terkikis, setidaknya 2 milimeter per tahun,” ujarnya.
Pengaturan pengunjung tersebut, menurut dia, akan diberlakukan pada saat ramai, seperti musim libur Lebaran. Sementara pada masa libur Lebaran, jumlah pengunjung bisa mencapai 50.000 orang per hari.
General Manager I Gusti Putu Ngurah Sedana menuturkan, sebagai persiapan menyambut musim libur Lebaran tahun ini, pihaknya saat ini sudah mulai membuka dua obyek wisata baru, yaitu wisata memberi makan menjangan dan melihat gajah melukis. Semua atraksi tersebut bisa dilakukan di tanah kosong di dekat pusat informasi Taman Wisata Candi Borobudur.
Terkait kedua obyek wisata baru tersebut, Putu mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan enam menjangan dan dua gajah yang memiliki bakat melukis dengan belalainya.