Polisi Selidiki Teka-teki Anak yang Tewas dalam Gendongan Ibunya di Sampit
MR (33) diperiksa polisi usai dilaporkan warga. Ia ditemukan menggendong anaknya yang bersimbah darah dan dalam keadaan meninggal.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Seorang ibu di Sampit dibawa ke kantor Polres Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, usai dilaporkan warga yang melihat dirinya menggendong anak tewas bersimbah darah. Anak yang masih berusia 3-4 tahun itu diduga dibunuh.
Kepala Kepolisian Resor Kotawaringin Timur Ajun Komisaris Besar Sarpani menjelaskan, pihaknya sudah membawa MR (33), ibu korban, ke kantor Polres Kotawaringin Timur untuk diperiksa. Sementara anaknya yang berusia sekitar 3-4 tahun langsung dibawa ke rumah sakit dan dipastikan sudah meninggal. Korban pun langsung divisum oleh petugas kesehatan.
”Kami sudah melakukan penanganan dan penyidik sedang melakukan pemeriksaan dan pendalaman terhadap ibu korban juga saksi-saksi,” kata Sarpani saat dihubungi dari Palangkaraya, Kamis (8/6/2023).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kotawaringin Timur Ajun Komisaris Lajun Siado Rio menjelaskan, setelah mendapatkan laporan warga pihaknya langsung menuju lokasi membawa MR dan anaknya ke rumah sakit. Setelah divisum, MR langsung dibawa ke kantor Polres Kotawaringin Timur.
”Soal dugaan siapa pelakunya, kita tunggu hasil penyelidikan ya. Harus kami dalami lagi kasus ini,” ungkap Lajun.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (7/6/2023) malam di Jalan Sudirman Kilometer 3, tak jauh dari SPBU di Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Yudi, salah satu saksi, mengungkapkan, dirinya dan beberapa warga lain melihat seorang ibu memangku anaknya di jalanan dalam posisi duduk.
Peristiwa itu juga ramai di media sosial. Dari video yang dilihat Kompas, MR memangku anaknya yang tidak bergerak dalam dekapannya. MR mengenakan baju daster putih yang sudah berlumur darah. Ia duduk tak jauh dari trotoar jalan.
Dia meracau bilang anaknya sudah masuk surga.
Awalnya Yudi mengira jika keduanya merupakan korban kecelakaan. Namun, setelah semakin mendekat, ia melihat luka-luka di tubuh korban. Kondisi ibunya yang meracau dan tidak ada kendaraan di sekitar keduanya. Warga pun melaporkan peristiwa itu ke polisi.
Yudi menjelaskan, tak jauh dari MR dan anaknya yang bersimbah darah tergeletak sebuah parang dengan panjang 30-40 sentimeter. Menurut Yudi, MR meracau tak karuan. Ia tidak menangisi anaknya yang tampak sudah tidak bernyawa dan bersimbah darah. Semua orang yang melihat peristiwa itu mulai curiga dan menduga keduanya bukan korban kecelakaan.
”Dia (MR) meracau bilang anaknya sudah masuk surga,” ujar Yudi.
Mengenai hal tersebut, pihak kepolisian belum bisa memberikan banyak komentar. Sarpani menjelaskan, pihaknya masih terus mendalami kasus itu dengan melakukan pemeriksaan terhadap MR dan saksi lainnya. Ia juga mengumpulkan barang bukti yang terkait dengan kasus tersebut.
”Kami mohon doanya saja agar kasus ini bisa segera diselesaikan dengan tuntas, sementara hanya itu yang bisa saya sampaikan,” kata Sarpani.
Yudi mengungkapkan, MR tinggal tak jauh dari lokasi kejadian di pinggir jalan. MR merupakan pedagang es dan selama ini tinggal hanya berdua dengan anaknya sedangkan suaminya, cerita Yudi, bekerja di luar kota. ”Kalau dari jauh sih selama ini baik-baik saja orangnya,” katanya.
Baik Yudi maupun warga yang melihat kejadian itu menduga MR sedang depresi dan membunuh anak perempuannya. MR meracau banyak hal, mulai dari anaknya yang masuk ke surga hingga soal agama.
Tetangga MR, Hairawati, menjelaskan, peristiwa itu membuat dirinya kaget karena sebelum kejadian dirinya masih sempat makan siang bersama MR dan anaknya. ”Selama ini orangnya baik-baik aja enggak ada yang aneh, makanya saya kaget,” ujarnya.